Chapter 07 - Nilai Buruk

3.8K 593 28
                                    

Selama satu minggu belakangan ini UTS tengah berlangsung, cukup menguras pikiran dan mental para siswa siswi. Meski rata rata dari mereka memilih untuk tidak peduli, namun masih ada segelintir orang yang menjadikan pengambilan nilai ini sebagai beban yang sangat berat.

Dan tentu saja Hyunjin ataupun Felix bukan salah satu diantara segelintir orang tersebut. Mari kita lihat satu persatu keadaan mereka.

Di kelas XII IPA 1, seperti biasa Felix akan mendapat pujian demi pujian dari teman temannya, wajar saja karena tahun ini Felix kembali bisa menduduki peringkat pertama, dan berita baiknya bukan hanya itu, Felix bahkan mendapatkan peringkat satu pararel selama masa SMA nya ini.

Namun sayangnya Felix hanya menanggapi seadanya, ingin rasanya Felix segera pergi karena sungguh demi apapun, ia merasa sangat risih melihat perhatian yang terpusat padanya, tapi Felix tak ingin di cap lebih buruk dari ini oleh teman teman yang lain, oleh karena itu Felix memutuskan untuk diam di tempat sembari melemparkan senyum kecil dan juga ungkapan terimakasih untuk yang lainnya.

"Wah Felix, lain kali kau harus mengajariku." Jisung yang menjadi teman sebangku Felix berseru heboh. Felix memejamkan matanya selama sepersekian detik karena suara nyaring temannya itu terasa begitu memekakkan telinga Felix.

Felix memandang Jisung datar kemudian mengacungkan jari jempolnya, sungguh perbedaan ekspresi yang cukup terlihat. Jisung memekik senang dan hendak memeluk Felix namun dengan cepat yang lebih muda sehari itu segera menghindari Jisung, membuat lelaki mirip tupai itu memberengut kesal.

Ah iya, hanya Jisung yang mampu berinteraksi cukup baik dengan Felix, bahkan saat pergi kemah tempo hari lalu, Felix berangkat dengan Jisung, namun saat pulang di keesokan harinya, Jisung malah diseret oleh teman beda kelas dan namun masih dalam jurusan yang sama, yang Felix yakini jika lelaki bernama Lee Minho itu menaruh rasa lebih kepada Jisung. Tak mau mengganggu, makanya Felix memutuskan untuk pergi sendiri, ya sebelum pada akhirnya diseret oleh Hyunjin untuk pulang bersama.

"Kau jahat sekali padaku."

"Memangnya aku pernah baik?"

Perempatan siku siku imajiner terbentuk di kepala Jisung, oh ayolah ia sudah sangat sabar menghadapi sikap Felix yang terlalu cuek dan dingin ini, untung saja Jisung itu orang yang sangat baik hati maka dari itu ia tetap berteman dengan Felix. Kalimat itu terlalu berlebihan tentu saja.

Felix tak semengerikan yang terlihat, terkadang lelaki manis tersebut juga bisa melontarkan candaan meski terdengar sangat aneh dan sulit dimengerti. Intinya Felix juga bisa bersikap biasa saja, pada orang yang dia kenal tentu saja.

"Serius Lix, kurasa setelah ini akan ada yang datang dan memintamu menjadi guru dadakannya."

Felix memutar bola matanya malas, Jisung ada ada saja.

"Memangnya siapa orang tidak tahu diri yang akan datang padaku dan meminta untuk diajari selain dirimu?"

Jisung kembali melempar Felix menggunakan penghapus karetnya.

Lain kali Jisung harus lebih menguatkan hati dalam menghadapi Felix, sungguh, perasaan Jisung terluka saat ini, bahkan suara retakannya sampai terdengar di telinga Felix. Ah tidak, tentu saja aku hanya bercanda.

Di lain sisi, Hyunjin tengah terjebak bersama wali kelasnya, teman temannya yang lain sudah pergi ke kantin atau kemana pun yang pasti kelas sekarang tengah kosong dan hanya tersisa Hyunjin beserta sang guru.

Ya masalahnya apa lagi jika bukan karena nilai Hyunjin yang anjlok. Dari sekian banyak mata pelajaran yang di UTS kan, Hyunjin hanya mendapat satu nilai di atas KKM. Memang, Hyunjin seburuk itu.

Bukan karena Hyunjin bodoh, ah Hyunjin memang sedikit bodoh, hanya saja faktor malas yang membuat nilainya berada dalam rentang 30-50 an.

"Hyunjin, nilaimu semakin menurun dari hari kehari, apa kau mau tidak lulus? Ujian dan try out sudah dekat, berusahalah lebih keras lagi." Wali kelas yang merupakan wanita kisaran umur 30-an itu mulai memberi ceramah kepada Hyunjin.

Untung saja gurunya itu cukup cantik maka dari itu Hyunjin tak harus tersiksa saat ini. Tolong maafkan ketidak sopanan itu. Hyunjin khilaf.

"Aku sudah berusaha bu."

"Apa yang kau sebut usaha jika setiap harinya kau tidak pernah memperhatikan kelas?"

Hyunjin menaikkan sebelah alisnya kemudian tersenyum menyebalkan. "Darimana ibu tau? Apa ibu memperhatikanku?"

Bu Suzy mulai naik pitam, tidak saat mengajar, tidak saat bimbingan, jika ada kesempatan Hyunjin pasti akan menggodanya, untung saja Bu Suzy telah memiliki calon suami jadi kalian tenang saja, konflik di sini bukan berasal dari gurunya.

"Hyunjin ibu serius."

"Jika seperti itu, ayo segera resmikan hubungan ini."

Wajah Bu Suzy sudah mulai merah padam, bukan karena tersipu melainkan karena emosi yang mulai naik ke ubun ubun.

"Hyunjin sebaiknya kau mencari teman yang bisa mengajarimu materi yang tidak kau pahami, jika seperti ini terus ibu khawatir dengan masa depanmu."

Hyunjin ingin rasanya memutar bola mata malas tapi ia urungkan, hey, apakah masa depannya bergantung dengan angka angka tersebut?

Namun karena tidak ingin berdebat dan juga rasa lapar yang mulai menyerang, Hyunjin memutuskan untuk menganggukkan kepalanya saja. Toh nanti dia bisa minta tolong ke Minho, meski tidak terlalu pandai tapi Minho selalu masuk ke dalam jajaran peringkat sepuluh besar di kelasnya.

"Ibu harap kau serius dengan ucapanmu. Cobalah belajar dari anak yang ada di kelas sebelah, dia selalu menempati juara satu pararel."

Tunggu, juara satu pararel, itu artinya...Felix?

Entah kenapa Hyunjin segera tersenyum sumringah, astaga kenapa dia tak terpikirkan hal ini sebelumnya?

"Ahahah terimakasih bu, aku akan serius kali ini. Terimakasih kerja samanya." Hyunjin segera bangkit dan menyalami Bu Suzy layaknya salam salam bisnis.

Hyunjin segera pergi keluar kelas dengan suasana hati yang baik, meninggalkan Bu Suzy yang tengah memandang anak didiknya itu dengan tatapan aneh.

Hyunjin segera pergi keluar kelas dengan suasana hati yang baik, meninggalkan Bu Suzy yang tengah memandang anak didiknya itu dengan tatapan aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Bakal asik nih modusnya nanti 👉👈😗

Tertanda, 27/04/2020

Bee, nyasar ke kamar emak

Night Rain [Hyunlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang