Chapter 18 - Kau Cerewet

4K 543 20
                                    

Karena terlalu sering bermain ke rumah Hyunjin, Felix pun memutuskan untuk tinggal di sini saja, toh orang tuanya juga tak peduli.

Hyunjin? Lelaku kelebihan bibir itu bahkan teramat senang dengan keputusan Felix, fyi, Hyunjin jugalah dalang di balik kepindahan ini, tentu saja karena rengekan menyebalkan yang ia berikan sehingga Felix merasa muak.

Dan sepulang sekolah ini, Felix tidak pergi ke rumahnya melainkan pulang rumah keduanya, benar benar definisi rumah ke dua karena Felix bahkan telah membawa beberapa pakaian dan juga peralatan sekolahnya, sangat niat.

Beruntung Hyunjin tinggal sendirian dan juga masyarakat di lingkungan ini tidak terlalu acuh dengan keadaan sekitar jadi mereka tak perlu khawatir akan dijadian bahan gosip, daripada memikirkan kehidupan orang lain, mereka lebih suka bekerja dan mengejar harta.

Bahkan jika seandainya Hyunjin kelepasan melakukan hal yang lebih lalu Felix mendesah dengan keras pun tak akan ada yang peduli, percayalah.

"Aw aw hati hati bodoh." Felix memukul pelan kepala Hyunjin saat kekasihnya itu berjalan terlalu cepat, ayolah, kaki Felix masih sakit saat ini.

"Ck, sudah kubilang biar aku gendong saja."

Felix menggelengkan kepalanya, hell no, Felix sudah cukup malu setelah digendong di sekolah dan ia tak ingin kembali bersemu saat ini.

"Dalam mimpimu, sudah bantu saja aku berjalan, tapi pelan pelan."

Hyunjin memutar bola matanya malas, Felix cukup keras kepala. Tak ingin berdebat, Hyunjin kemudian kembali memapah Felix untuk masuk ke kamarnya, Felix memang menempati kamar tamu di rumah Hyunjin namun lelaki manis itu pada akhirnya akan selalu tidur di kamar yang lebih tua.

Toh juga tak akan ada siapapun yang mengunjungi Hyunjin, jadi daripada menganggur, lebih baik kamar tamu ditempati oleh Felix.

Setelah mendudukan Felix di atas tempat tidurnya, Hyunjin segera berjalan ke luar untuk mengambil es dan juga kain yang akan digunakan untuk membalut pergelangan kaki Felix yang memar. Lukanya cukup parah sehingga meninggalkan bekas kebiruan selama beberapa hari.

"Apa lukamu masih sakit?" tanya Hyunjin saat sudah kembali dengan sebuah handuk kecil berwarna putih berisi es batu di dalamnya.

Felix yang semula menatap kakinya seketika mendongkakkan kepala dan menatap Hyunjin dengan pandangan seolah berkata 'serius kau bertanya seperti itu?'

"Kenapa menatapku segitunya?" Hyunjin menaikkan sebelah alisnya saat Felix memandangnya dengan cara yang aneh.

Felix memutar bola matanya malas. "Oh ayolah Hyunjin, berhenti bersikap berlebihan, ini hanya luka kecil, aku bahkan yakin anak kecil tidak akan menangis jika mendapat luka seperti ini."

Hyunjin terkekeh pelan melihat Felix yang kesal.

"Hahaha...sejak kapan kau menjadi cerewet seperti ini?" Hyunjin tidak terganggu, sungguh, ia tak masalah dengan sikap Felix, selama Felix nyaman maka Hyunjin akan berusaha untuk beradaptasi.

"Tapi tak masalah, kau jadi semakin manis jika sedang cerewet."

Hyunjin lalu menyempatkan diri untuk mengacak rambut Felix sehingga mendapat hadiah berupa pekikan protes dari sang empunya.

"Hey jangan merusak tatanan rambutku." Felix menepis tangan Hyunjin lalu memandang lelaki di hadapannya ini dengan tajam.

Hyunjin lagi lagi terkekeh. "Maafkan aku, sudah kau diam saja, biar aku mengobati lukamu."

Hyunjin lalu berjongkok di hadapan Felix dan meraih kaki kanan kekasihnya, Hyunjin sedikit melipat celana sekolah yang pemuda Lee itu kenakan sehingga menampilkan pergelangan kaki Felix yang sedikit membiru.

Night Rain [Hyunlix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang