Gadis cantik itu sedang duduk di bangku dengan tangan yang sibuk menggambar sebuah bangunan unik dan bersejarah di hadapannya. Tangannya terlihat begitu lihai saat mendesain gambar dengan detail dan indah.
"Hai, sendiri aja nih?" Itu Seongjun yang baru saja datang menghampiri Somi.
"Ia, tumben baru datang?"
"Hehehe maaf, tadi ada urusan bentar."
Seongjun tampak memperhatikan Somi dari samping. Dalam diam ia tersenyum saat memerhatikannya. Namun kini pandangannya teralih pada buku gambar yang sedang di pegang Somi.
"Kamu yakin bakal ngambil jurusan itu saat lulus nanti?"
"Menurutmu?" Bukannya menjawab somi malah berbalik bertanya.
Seongjun hanya mengangguk. Walaupun mungkin Somi tidak melihatnya karena sedang sibuk menggambar.
"Jurusan apa yang akan kau ambil?" Somi menoleh ke arah Seongjun yang saat itu tengah melihat ke depan. Seolah sedang menerawang masa depan.
Sebelum menjawab pertanyaan Somi, Seongjun malah berbaring di atas rumput yang mereka duduki.
"Aku belum memikirkan hal itu."
"Kenapa? Bukankah sebentar lagi kita lulus? Apakah kau tidak memiliki tujuan?" tanyanya.
Somi membereskan alat gambar miliknya kemudian ikut berbaring di samping Seongjun.
"Aku punya tujuan kok."
Seongjun memiringkan kepalanya, membuat keduanya beradu pandang. Dalam sebuah keheningan.
"A—apa?"
Somi menelan ludahnya dengan susah payah. Mencoba menetralisir rasa canggungnya.
"Membahagiakanmu." Seongjun terkekeh, melihat Somi yang langsung memalingkan wajahnya.
Mungkin kini wajah Somi sudah bersemu merah mendengar gombalannya.
Somi bangkit dari posisinya dan memilih untuk duduk. Kemudian diikuti oleh Seongjun. Namun saat Somi hendak berdiri, Seongjun menahan lengannya. Membuatnya urung untuk bangun.
"Mau ke mana?"
"Pulang!" ketusnya tanpa melihat Seongjun sama sekali.
"Ciee, yang baper di gombalin." Seongjun terus saja meledek Somi, membuat gadis itu kesal dan mukuli lengan kekar Seongjun.
"Kamu tuh, ngeselin banget ya!" Bukannya mengaduh kesakitan karena dipukuli Somi, Seongjun malah tertawa melihat ekspresi Somi yang sedang kesal.
"Kok, makin gemes ya liatnya, duh jadi pengen cubit deh."
Ternyata benar saja. Seongjun mencubit pipi Somi sampai pipinya itu terlihat memerah bekas cubitannya.
Somi langsung melotot saat Seongjun mencubitnya. Ketika Somi ingin membalas, Seongjun malah berlari. Membuat somi harus mengejarnya. Alhasil mereka berdua pun kejar-kejaran di area bangunan bersejarah itu.
Brukk ....
Seongjun langsung berlari menghampiri somi yang terjatuh. Gadis itu tidak menangis, tapi tetap saja kakinya terluka.
"Kamu gak papa kan?" tanyanya sambil membantu Somi berdiri.
Kemudian Seongjun berjongkok di depan Somi. Dan mengikatkan sapu tangannya pada kaki Somi yang terluka. Setelah itu Seongjun membelakangi Somi dengan posisi yang masih berjongkok. Dan menyuruh Somi untuk naik ke punggungnya.
"Kenapa diam saja, ayo naik, kaki kamu kan terluka, pasti sakit untuk berjalan."
Walaupun agak ragu akhirnya Somi memberanikan diri untuk naik pada punggung Seongjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event (1) Melangitkan Impian [ Sudah Terbit ]
Novela Juvenil[ cerpen/puisi/essay/quotes ] 03 Agustus 2020. Event pertama Wattpad Mission Community.