Sebuah tebasan senjata dari Kamen Rider Para-DX berhasil melenyapkan bugster-bugster yang sedari tadi muncul menyerangnya. Sebenarnya itu adalah sekelompok bugster biasa, hanya saja mereka terus muncul silih berganti. Walaupun lemah kalau banyak juga tetap saja membuat lelah.
Ayunan dari senjata miliknya yang berbentuk mirip dengan kapak tidak hentinya bergerak. Depan, belakang, kanan-kiri, semua sisi ia ayunkan untuk mempertahankan posisinya. Ah! Ia bersyukur karena sekarang tidak ada kelompok bugster baru yang muncul. Apa mungkin permainan babak ini akan segera selesai.
Ia pun bersiap-siap untuk mengeluarkan serangan terakhirnya. Dalam sekali tebasan, bugster-busgter itu tak berkutik. Tak perlu waktu yang lama, mereka semua pun lenyap dari hadapannya.
Semuanya terasa kembali normal. Namun semua itu tidak berlangsung lama. Sebuah suara gemerisik dari arah belakangnya mengusik ketenangannya. Ia mengayunkan senjatanya ke arah sumber suara. Namun disaat itu pula ia melihat seorang gadis tepat di belakangnya.
Gadis itu sepertinya baru saja berlari. Ia terkejut melihat ayunan senjata itu dan mundur dengan spontan. Namun karena pergerakannya yang terlalu cepat, ia pun kehilangan keseimbangannya dan jatuh terduduk di atas daun yang berguguran.
"Aaww!!" keluh gadis itu.
Pallad langsung mematung melihat gadis itu. Ia terkejut. Ia tidak salah melihat orang, kan? Ia pun melepaskan gashat miliknya dari game drive. Tak perlu waktu yang lama, wujudnya pun kembali berubah menjadi wujud manusia.
"Cayna?"
"Hei! Berhati-hatilah dengan senjatamu!" protes Cayna.
Uluran tangan Pallad berikan pada gadis itu. Dengan cepat, gadis itu menyambut uluran tangannya dan berdiri. Akhirnya, keduanya kembali bertemu. Meskipun masing-masing dari mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan yang lainnya.
Cayna menepuk-nepuk bagian belakang pakaiannya untuk menghilangkan daun kering yang menempel. Baru saja selesai, ia sudah kembali dalam mode terkejutnya. Pallad menggenggam kedua lengan atasnya dan menatapnya dengan sangat tajam, tepat di depan wajahnya.
"Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Pallad.
Sebuah nafas terhembus dengan berat dari Cayna. Ia meyakinkan dirinya untuk menyampaikan sesuatu. Ia membalas rangkulan itu dengan menggenggam kedua lengan atas Pallad. Bahkan ia juga membalas tatapan dari pemuda itu.
"Pallad, dengar! Ada yang lebih penting dibandingkan kondisiku sekarang! Petunjuk baru sudah keluar!"
"Tunggu! Berarti, stage ini belum selesai?"
Cayna menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Belum! Dan petunjuk itu adalah petunjuk tentang siapa bugster yang menjadi boss di stage ini,"
"Apa petunjuknya?"
"Pensil, Karbon, dan Heksagon. Hanya ada satu jawaban pasti dari petunjuk itu. Graphite!" ucap Cayna dengan mantap.
"Tapi bagaimana bisa? Graphite sudah tiada,"
"Aku tidak tahu pasti. Tapi itulah yang menjadi petunjuknya,"
Sebuah suara gemerisik kembali terdengar di telinga keduanya. Mereka berdua pun menoleh ke arah sumber suara. Seorang pria berjalan di balik semak-semak dan berhenti setelah menunjukkan wujudnya beberapa meter di depan kedua orang itu.
"Jadi memang benar?" ucap Pallad dengan pelan. Cayna menatap Pallad sekilas sebelum mengembalikan pandangannya pada bugster itu. Jadi, dia yang bernama Graphite? Tidak ada yang aneh dengan penampilannya, hanya saja kalung yang dipakainya sangat mengganggu di pandangan Cayna.
Pria itu menatap keduanya dengan tajam tanpa berkata. Ia mengeluarkan alat bugvisor miliknya dan mengenakannya di pinggangnya. Ia pun menekan tombol yang ada di alat itu dan berhasil mengaktifkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle in the Game
FanfictionSecond Book of "Adventure of Important Thing" Trilogy Misi pengawasan Cayna dan Lucky kali ini tiba-tiba berubah menjadi misi penyelamatan Setelah mendapatkan penglihatan sebelumnya, mereka menyadari satu hal. Alam semesta yang sebelumnya pernah mer...