Sudah berapa lama sejak terakhir kali mereka berhenti untuk beristirahat?
Langkah kaki Cayna dan Pallad masih tidak berhenti. Terus menuju ke tempat yang tak bertujuan. Langit semakin menggelap karena malam. Sepertinya mereka sudah harus beristirahat kali ini. Terlebih karena sudah sedari tadi ia tidak menemukan apapun disana.
Tidak ada yang aneh disana. Justru membuat itu menjadi hal aneh. Mungkin terlalu mudah. Atau mungkin memang belum saatnya mereka 'bermain' lagi. Demi apapun, Cayna benci permainan ini!
Sudah lewat tengah malam sejak pertama kali mereka menginjakkan kaki disini. Entah perasaannya saja atau memang waktu disetiap stage sangatlah berbeda meskipun mereka berada dalam waktu yang berhubungan. Untuk sesaat, Cayna merasa dirinya sudah terkena jetlag.
Merasa ada yang tidak benar, Pallad membalikkan arah tubuhnya. Ia bisa melihat dengan jelas gadis dibelakangnya kini berjalan tertunduk seraya beberapa kali mengusap lengannya kedinginan. Bagaimana tidak? Tengah malam, di tempat seperti ini, hanya berpakaian kaos merah muda lengan tiga perempat dengan celana model kodok berwarna biru.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?"
"Sebaiknya kita cari tempat beristirahat, ini sudah larut malam,"
"Terserah kau saja," ucap Cayna dengan menurut.
Keduanya mengakhiri perjalannya dengan berhenti di sebuah pohon rindang. Suasana yang sepi itu mungkin membuat orang-orang ketakutan, tetapi itu bukanlah hal yang harus dipikirkan oleh keduanya, bukan? Mereka duduk bersandar di batang pohon seraya menatap langit.
Cayna mengeluarkan sebuah kotak makanan. Ah! Itu hadiah pemberian dari pria tua penjaga kembang api yang sebelumnya mereka bantu. Sekotak kue tradisional khas festival kembang api. Bukankah itu bagus? Kebetulan sekali ia sekarang sedikit lapar. Ia membuka salah satu kemasan kue tersebut dan memakannya.
"Enak!" ungkapnya sedikit berteriak. Pallad yang duduk disebelahnya kini tersenyum menyaksikan tingkah gadis asing itu. " - Kau tidak makan?"
"Kau saja!"
"Ayo, coba satu saja!" ucap Cayna seraya menyodorkan sebuah kemasan kue itu. Setelah beberapa waktu berpikir, pemuda bugster itu menurut dan memakan kue yang diberikan padanya.
"Bagaimana?"
"Enak," ucapnya dengan pelan. Ia bisa melihat kembali tawa ringan dari gadis yang duduk disebelahnya seraya memakan kue manis itu. Namun ada yang mengganggu momen tenang mereka. Buku itu kembali bersinar dan seketika raut wajah Cayna kembali berubah.
Sesaat sebelum gadis itu membuka lembaran baru dari buku usang itu, Pallad mengambil alih sehingga ia yang pertama kali melihat petunjuk baru di dalam buku itu. Semenit, lima menit tidak ada reaksi yang berarti dari pemuda itu. Merasa aneh, Cayna pun mencoba melihat tulisannya dari celah.
"Apa maksud tulisannya?" tanya Cayna.
"Lebih baik kita tidak pikirkan ini sekarang. Kau beristirahatlah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle in the Game
FanfictionSecond Book of "Adventure of Important Thing" Trilogy Misi pengawasan Cayna dan Lucky kali ini tiba-tiba berubah menjadi misi penyelamatan Setelah mendapatkan penglihatan sebelumnya, mereka menyadari satu hal. Alam semesta yang sebelumnya pernah mer...