03

814 88 4
                                    

Semua anggota Kyuuranger berkumpul di geladak untuk melakukan persiapan terakhir sebelum mereka menjalankan misi bagi kelompok yang mendapatkan gilirannya. Raptor menjelaskan kembali hal apa saja yang harus mereka lakukan di alam semesta itu.

Cayna kini kembali mengemas barang-barangnya sebelum akhirnya bergerak. Buku itu sudah ada di dalam tasnya. Sebentar lagi, ia akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dimaksud dengan penglihatannya kemarin.

"Hei, Cayna? Kenapa melamun? Ayo!" ucap Hammy yang mengembalikan kesadarannya. Tanpa sadar, ternyata Hammy sudah berada di ambang pintu bersama Lucky dan Tsurugi. Mereka semua memang satu kelompok.

Cayna terkadang merasa heran dengan kelompoknya. Orang-orang dengan kesibukan masing-masing yang luar biasa disatukan dalam satu kelompok? Terlepas dirinya yang memilih bekerja di Bumi dan kakaknya yang notabenenya seorang putra mahkota. Dia satu kelompok dengan Hammy yang seorang guru dan Tsurugi, presiden federasi luar angkasa! Luar biasa sekali memang!

Gadis itu langsung melangkah menyusul teman-teman satu kelompoknya dan masuk ke dalam Shishi Voyage. Ketiga kendaraan penjelajah kini berlayar menjauh dari Battle Ship Orion menuju tempat yang cukup jauh dari bintang-bintang.

Setelah mendapatkan tempat yang cukup sepi, Lucky mengaktifkan Black Hole Kyutama dengan Seiza Blazer miliknya. Tidak perlu waktu yang lama, sebuah lubang hitam kini hadir dihadapan mereka. Dan mereka semua segera masuk ke lubang itu.

Lubang hitam itu perlahan menutup dan menghilang setelah semua anggota kelompok itu keluar dari lubang itu dan tiba di sebuah alam semesta yang dimaksud. Sejujurnya, Black Hole Kyutama akan memilih secara acak alam semesta yang akan menjadi jalan keluarnya. Namun, kyutama ini sudah dimodifikasi oleh Balance.

Mereka semua kini berpencar untuk mengawasi planet-planet yang sebelumnya sudah dibagi berdasarkan tugas mereka. Itu berarti, kini Cayna dan Lucky sedang bergerak menuju ke Bumi. Tempat yang pernah mereka kunjungi, tempat dimana semua rahasia akan terungkap.

Perjalanan tahun cahaya memang terasa lebih singkat jika dengan voyage milik kakaknya itu dan hanya tinggal beberapa puluh ribu kilometer lagi mereka akan tiba di atmosfer. Namun saat mereka hendak memasuki atmosfer, sebuah meteorid menghantam voyage mereka.

Lucky kehilangan kendali atas kapal miliknya. Beberapa sistem pada di kapal itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sepertinya tabrakan tadi telah merusak beberapa sistemnya. Dan kini kapal itu masuk ke atmosfer, dan jatuh tertarik oleh gravitasi yang ada di Bumi. Semuanya terasa sangat cepat karena beberapa detik kemudian, semuanya berubah menjadi gelap.

***********

Seberkas cahaya berhasil lolos dari penghadang dan memasuki celah kelopak mata Cayna. Matanya terpaksa terbuka karena cahaya yang lolos tersebut. pandangannya masih buram untuk beberapa saat.

Gadis itu mencoba bangkit dan berdiri meski kepalanya masih terasa sedikit sakit. Satu hal yang pertama kali ia lihat, tas ransel miliknya yang tergeletak di tanah beberapa meter dari posisinya. Seketika, ia menyadari sesuatu. Ia berada di suatu tempat yang entah dimana, yang ada hanyalah pohon-pohon dan satu kolam buatan. Mungkinkah itu sebuah taman?

Kecelakaan itu pasti sudah membuat dirinya berada di sini. Namun, dimana Lucky? Di taman itu tidak ada siapapun selain dirinya. Kepanikan menyerang dirinya. Terlebih saat ia tidak bisa menemukan sosok sang kakak.

"Lucky! Kau dimana? Lucky!" teriak Cayna dengan harapan bahwa Lucky akan menyambut panggilannya. Namun berapa kali ia mencoba, tetap saja hasilnya nihil. Ia sendirian.

Sebuah langkah kaki seseorang terdengar dengan jelas di telinga Cayna, mungkin karena ia hanya sendirian sehingga suara itu bergema. Cayna mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Seorang pria muda sedang berjalan mendekatinya.

Langkahnya terhenti beberapa meter di hadapan Cayna. Tatapan matanya mengarah lurus ke gadis itu dengan tajam. Jika dilihat dari penampilan, tidak ada yang aneh. Penampilannya mirip dengan teman-teman kerja Cayna.

"Kau sepertinya tersesat," ucap pria itu.

"Siapa kau? Dan tempat apa ini?" tanya Cayna dengan menyelidik.

"Kau mencari orang yang bernama Lucky itu bukan?" tembak pria itu tepat sasaran seraya menyeringai.

Cayna membelalakkan matanya setelah melihat senyuman itu. Seketika ingatan tentang Erebos terbuka kembali setelah beberapa lama. Perasaannya kini mengatakan bahwa pria dihadapannya bukanlah orang yang baik.

"Dimana kakakku?!" tanya Cayna dengan tegas.

"Kau akan mengetahui keberadaan kakakmu setelah kau ikut denganku,"

"Tidak!" ucap Cayna dengan tegas. Hal itu membuat pria itu terlihat kebingungan. Bahkan ia sampai memiringkan kepalanya tanpa sebab. "Kau! Apa yang kau inginkan?!" tembak Cayna dengan sangat tepat sasaran.

Pria itu tertawa dengan keras, saking kerasnya mungkin bisa sampai lepas kendali. Tingkahnya saja bahkan sudah seperti orang tidak waras. "Ternyata kau cukup cerdas juga ya! Namun sayang kau tidak akan lolos dariku!"

Sebuah alat dikeluarkan oleh pria itu dari dalam jasnya dan mengarahkannya pada Cayna. Gadis itu bahkan sampai membelalakkan matanya melihat benda yang tidak ia kenal itu. Apa yang direncanakan pria itu? Kini pria itu menekan salah satu tombolnya dan mengeluarkan seberkas cahaya pixel. Untuk kedua kalinya, pandangan Cayna menjadi gelap gulita.

*************

Emu kini sedang melihat hasil pemeriksaan dari seorang gadis yang sedang duduk di ranjang rawatnya bersama kakak laki-lakinya. Wajahnya kini serius mempelajari semua data yang ada di kertas itu. Dan beberapa menit kemudian, Emu tersenyum kepada gadis di hadapannya itu.

"Hasil pemeriksaanmu sudah bagus dan kau sudah sembuh, Keiko. Kau sudah boleh pulang sekarang," ucap Emu selesai ia membaca hasil pemeriksaan.

Sebuah senyuman tergambar dengan jelas di wajah gadis kecil yang polos itu. Sudah berapa lama ya, ia dirawat di rumah sakit ini? Emu bahkan ingat dengan benar gadis kecil itu sering sekali mencoba kabur dari rumah sakit hingga ia bertemu dengan seorang gadis.

Gadis itu, memberikan sebuah gambaran baru di pikiran gadis kecil itu. Entah apa yang mereka bicarakan saat itu, hingga sampai saat ini Emu tidak tahu. Namun yang pasti, apapun itu, gadis itu berhasil membuat Keiko kembali berjuang. Cayna, dialah gadis itu.

"Kakak itu pasti akan senang dengan kabar diriku yang sekarang! Aku tidak sabar menunggu saat akan bertemu dengannya!" ucap Keiko dengan polos.

Ketiga orang itu berjalan keluar dari ruang perawatan. Emu kembali berbincang dengan Keiko dan kakaknya saat beberapa petugas rumah sakit kembali mendapatkan pasien gawat darurat. Semuanya tampak sibuk mengantarkan tempat tidur troli itu.

"Pasien tidak dikenal identitasnya, usia mungkin di rentang dua puluh hingga dua puluh delapan tahun. Terdapat luka dibeberapa titik," ucap salah seorang perawat yang menjelaskan data pasien.

Keiko menatap ke arah dimana para petugas rumah sakit itu melintas. Gadis kecil itu tiba-tiba saja membelalakkan matanya saat ia menyadari satu hal tentang pasien yang baru tiba itu. "Dokter, bukankah itu kakaknya Kak Cayna?"

"Heh?"

Emu pun mengalihkan pandangannya ke arah kerumunan orang itu dan mendapatkan kebenaran atas apa yang dikatakan gadis kecil itu. Pasien yang tidak sadarkan diri itu, dia memang benar kakaknya Cayna.

Emu langsung berlari ke kerumunan orang itu setelah ia pamit pada kedua kakak beradik itu. Dokter muda itu langsung mengambil posisi di sebelah Hiiro yang juga ikut menangani pemuda yang tidak sadarkan diri itu.

"Biarkan aku ikut membantu! Aku pernah bertemu dengannya sebelum ini!"

Hiiro pun langsung menyetujui Emu untuk membantunya. Mereka semua pun dengan cepat mengantarkan sang pasien ke ruang UGD untuk mendapatkan penanganan secara serius.

Miracle in the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang