12

551 53 22
                                    

Pandangan kedua orang itu kini mengedar ke segala penjuru. Ada perasaan tidak mengerti baik oleh Pallad maupun Cayna. Seriuskah Dan Kuroto membuat permainan ini? Tempat yang satu ini tidak meyakinkan sebagai latar tempat sebuah permainan.

"Kita belum kembali ke dunia nyata, kan?" tanya Cayna sedikit meragu.

"Seharusnya belum. Seingatku tidak ada satu tempat pun di Jepang yang mengadakan festival di bulan ini," jawab Pallad yang masih mengedarkan pandangannya.

Ya! Mereka berdua kini sedang berada di tengah lautan orang yang berlalu-lalang dengan berpakaian kimono, mayoritas. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Dan Kuroto sehingga membuat permainan seperti ini? Maksudnya, kira-kira genre permainan apa yang ada di stage ini?

Cayna menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. Tatapan mata Cayna menyipit saat melihat orang-orang yang memasukki gapura festival itu. Sejauh ini, tidak ada yang aneh dari tempat itu. Namun itu lah yang membuatnya aneh.

"Ayo!" ucap Pallad yang tidak lama kemudian mulai mengambil langkah berjalan. Masih dengan kebingungannya, Cayna mulai mengekor pergerakan pemuda bugster yang ada didepannya.

Perasaan bahagia menyelimuti orang-orang disana. Ada banyak permainan di sana. Ada juga yang menjual makanan. Ramai sekali tentunya. Bahkan saking ramainya, untuk berjalan pun keduanya sedikit kesulitan.

"Kau tahu? Didunia nyata, biasanya jika ada festival, pada malam hari akan nada pertunjukkan kembang api. Bagaimana ditempatmu?"

"Selama aku tinggal di Bumi alam semestaku, tidak pernah ada yang namanya festival. Yang ada hanyalah konser. Ada satu artis yang terkenal satu alam semesta, namanya Hoshi Minato!" cerita Cayna dengan sedikit bersemangat.

Kalian tahu? Sejujurnya Cayna sedikit penasaran dengan acara yang ada disana. Semuanya! Ia penasaran dengan semua halnya. Namun, untuk saat ini ia harus fokus pada misinya. Menyelesaikan permainan tahap ini.

Untuk sesaat, Cayna kehilangan fokusnya saat melihat beberapa pria yang berjalan dengan sangat cepat. Mereka terlihat seperti terburu-buru pergi kesuatu tempat. Seakan firasatnya mengatakan ada yang tidak benar, ia mencoba mengikuti orang-orang itu dari belakang.

Cayna sedikit terkejut saat orang-orang itu berhenti melangkah secara tiba-tiba. Ia langsung membalikkan tubuhnya seakan tidak melakukan apa-apa. Samar-samar ia bisa mendengar apa yang salah seorang itu katakan.

"Segera bawa pergi apa aja yang sudah ku bilang sebelumnya. Jangan sampai ada orang lain yang mengetahui semua rencana kita!"

Yang lainnya menurut dan mereka semua kembali berjalan menjauh. Sedangkan Cayna, ia memilih untuk tetap berdiri disana. Perlahan ia membalikkan tubuhnya kearah hilangnya orang-orang itu. Sebenarnya apa yang mereka bicarakan? Apa yang mereka rencanakan?

Sebuah tangan kini merangkul salah satu bahunya. Dengan spontan ia menepis tangan itu dan membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa pemilik tangan tersebut. matanya membelalak saat ia melihat seorang pemuda bugster dihadapannya dan menatapnya dengan tatapan bingung.

"Kenapa kau menegang?"

"Tidak! Hanya saja kau mengejutkanku!"

"Jangan pernah pergi sendirian di tempat yang tidak kau kenal!" larang Pallad seraya menggenggam tangan Cayna. Gadis itu menatap wajah Pallad dengan lekat kemudian mengangguk lemah.

Perjalanan keduanya kembali terhenti saat Cayna melihat seorang anak laki-laki kecil menangis di tepi jalan setapak. Ia duduk terjongkok disamping anak itu. Seketika ia kembali teringat saat ia bertemu dengan Keiko.

Anak itu ternyata terpisah dengan ibunya. Cayna yang merasa iba pun meminta persetujuan Pallad untuk membantu mencari ibu dari anak itu. Untung saja, Pallad langsung setuju. Cayna baru menyadari sesuatu, meskipun pemuda itu dingin, pemuda itu baik hati. Sama seperti Emu. hanya saja sifatnya saja yang sedikit berbeda.

Miracle in the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang