17

400 48 5
                                    

Kedua orang itu masih menunggu pemuda yang tidak sadarkan diri itu dengan sangat telaten. Sudah pukul berapa ini? Hammy beberapa kali hampir jatuh tertidur saat duduk disamping tempat tidur pemuda itu.

Pandangan Tsurugi teralihkan pada sebuah jam weker yang ada di atas kabinet. Sudah pukul Sembilan malam. Gadis itu pasti sangatlah lelah, terlebih beberapa kali ia meluapkan emosinya. Tsurugi berjalan menuju Hammy dan menepuk bahu gadis itu. Dan Hammy pun terbangun karena panggilan itu.

"Sebaiknya kau beristirahat di sofa saja. Biar aku yang menjaga Lucky," perintah Tsurugi.

Dengan setengah sadar, gadis itu bangkit dari bangku samping tempat tidur. Sepertinya rasa kantuk sudah berhasil mengalahkannya. Bahkan sekarang ia bermimpi bahwa ia melihat jari dan kelopak mata Lucky bergerak.

Tunggu dulu! Apa?

Gadis itu mengucek matanya beberapa kali untuk menghilangkan semua kantuk yang ada. Ya sebenarnya memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Dan benar saja, bahkan kelopak mata pemuda itu sekarang sudah terbuka sempurna.

"Lucky?" panggil Hammy dengan pelan.

Pemuda Shishi itu berusaha bangkit dari tidurnya. Tsurugi yang melihatnya pun membantu pemuda itu untuk duduk bersandar. Meskipun dia tahu bahwa Lucky baru sadarkan diri, tapi siapa yang tidak kenal pemuda satu itu? Pemuda yang cukup keras kepala akan keinginannya.

"Syukurlah kau sudah sadar. Monster itu tidak melakukan apa-apa lagi kan?" tanya Tsurugi.

"Kalian melihat kejadian itu?"

"Tentu saja! Siapa yang menyangka bahwa monster itu kenal dengan teman kau dan Cayna! Sepertinya mulai sekarang kalian harus berhati-hati dalam berteman!" ucap Hammy.

"Ah, masalah penyerangan itu –"

Belum selesai Lucky berbicara, pintu ruangan itu terbuka karena seseorang. Dua orang berpakaian tenaga medis memasukki ruangan itu dengan wajah yang serius. Sepertinya mereka berdua sudah siap mendapatkan sikap sinis dari penunggu ruangan itu, lagi.

"Untuk apa kalian berdua kemari lagi?" tanya Hammy yang lagi-lagi dengan ketus.

"Kami ingin mengecek kondisi Lucky," jawab Emu.

"Dia juga tidak akan seperti ini jika bukan karena teman kalian!" sarkas Hammy yang entah keberapa kalinya.

"Sudah berapa kali kami bilang, bukan Pallad yang melakukannya!" sanggah Poppy.

"Apa kalian punya buktinya? Jelas-jelas aku melihat bahwa itu adalah –"

"Yang dikatakan mereka benar! –" ucap Lucky memotong. Semua yang ada disana langsung menatap pemuda Shishi yang masih duduk bersandar di tempat tidur. " – Yang menyerangku bukan Pallad. Atau setidaknya, dia bukanlah Pallad yang kami kenal. Aku lebih dahulu kenal dengannya dibandingkan kalian,"

"Jadi kau sudah tahu bahwa itu bukan Pallad? Tapi bagaimana bisa?" tanya Poppy penasaran.

"Yang paling mendasar adalah dia membawa alat yang sama seperti yang Kuroto bawa. Itu jelas sekali berbeda dengan alat yang selalu ia bawa, alat yang sama seperti milik Emu. Dan, aku bisa merasakan dengan jelas bahwa dia bukanlah Pallad," jelas Lucky.

"Jika memang dia bukanlah Pallad yang kalian maksud, lalu siapa dia?" tanya Tsurugi.

"Dia sama seperti Pallad. Namun yang membedakannya adalah jika Pallad merupakan bugster yang tercipta dari tubuhku, dia tercipta dari tubuh Dan Masamune, ayah dari Kuroto," jelas Emu.

"Ya ampun! Ini semakin rumit saja!" keluh Tsurugi.

"Lalu bagaimana?" tanya Hammy yang sudah mulai mereda emosinya. Sepertinya memang kesalahpahaman sudah mengendalikannya beberapa saat sebelumnya.

Miracle in the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang