Perjalanan keduanya kembali berlanjut. Namun entah mengapa kali ini perjalan mereka terasa aneh. Sangat aneh. Tidak ada petunjuk lain menuju tempat selanjutnya seperti biasanya. Apakah masih di tempat yang sama?
Jika dipikirkan kembali, ini bukanlah hal yang aneh, kan? Keduanya memulai kembali perjalannya setelah mereka beristirahat cukup. Entah berapa lama mereka berjalan. Namun langkah kaki mereka justru mengantarkan mereka ke arah hutan belantara.
"Kira-kira apa yang akan menjadi bagian dari permainan ini?" tanya Cayna dengan sedikit bersemangat.
"Entahlah! Bagaimana menurutmu?"
"Heh? Kenapa kau bertanya balik padaku?"
Tawa mereka mengiringi perjalanan mereka berdua yang tanpa tujuan. Untuk sesaat, mereka melupakan beban yang ada di pundak mereka. Bukankah rasanya menyenangkan jika tidak ada penyerangan?
Matahari belum mencapai puncak tertingginya. Namun tetap saja Cayna tidak bisa menentukan dengan pasti jam berapa saat ini. Yang ia tahu, kakinya terus melangkah menjauh dari tempat sebelumnya.
Sebuah berkas cahaya kembali menghampiri mereka dari dalam tasnya. Untuk kesekian kalinya, Cayna membuka tasnya itu. Menyulitkan sekali bukan? Gadis itu mengeluarkan buku usang yang sejak awal menjadi awal dari permainan ini.
"Kau yakin kau akan membukanya? Jika kau tidak yakin biar aku saja yang buka," tawar Pallad.
"Tenang saja! Aku tidak apa-apa!"
Dengan santai ia membuka setiap lembar dari buku itu hingga menemukan sebuah lembaran baru yang kini berisikan gambar. Hanya gambar! Tanpa tulisan? Yang benar saja! Cayna membolak-balikkan halaman itu beberapa kali. Namun hasilnya nihil. Hanya ada gambar saja. Pallad yang melihat raut wajah gadis itu yang kebingungan mencoba mengambil alih buku tersebut. Dan dia pun sama terkejutnya.
"Kau mengerti?" tanya Cayna."Belum,"
"Kau tahu ini lambang apa?" tanya Cayna lagi seraya menunjuk ke gambar yang berada di posisi tengah.
Pallad memperhatikan dengan baik gambar yang ada di tengah. Sepertinya ia pernah melihat lambang itu, tapi dimana? Pemuda bugster itu mengingat kembali. Setelah beberapa lama mencoba mencari informasi, ia pun mengingat sesuatu. Ia pernah melihat lambang itu disalah satu permainan yang pernah ia mainkan.
"Aku ingat. Ini adalah lambang pi kapital,"
"Pi kapital?" ulang Cayna.
Pemuda itu menjelaskan bahwa lambang yang ada di gambar itu adalah salah satu huruf Yunani yang sering sekali dijadikan lambang-lambang matematis. Tampak sedikit kebingungan, Cayna sepertinya lambat untuk menyerap informasi kali ini. Ya! pemuda itu dengan sabar ia kembali menjelaskan kepada gadis itu tentang huruf 'pi'. Ia bahkan menggambar huruf 'pi' kapital dan kecil dengan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle in the Game
FanfictionSecond Book of "Adventure of Important Thing" Trilogy Misi pengawasan Cayna dan Lucky kali ini tiba-tiba berubah menjadi misi penyelamatan Setelah mendapatkan penglihatan sebelumnya, mereka menyadari satu hal. Alam semesta yang sebelumnya pernah mer...