27

500 58 9
                                    

Sudah berapa lama ini?

Sudah berapa lama ia disini?

Sudah berapa lama ia tertidur?

Pertanyaan itu datang silih berganti sesaat setelah kesadarannya kembali penuh. Beberapa menit yang lalu, Cayna baru saja kembali membuka matanya. Perlahan, ingatannya tentang kejadian itu kembali ia ingat dengan jelas.

Tidak ada kepanikan di dalam dirinya sekarang. Ia tidak terkejut dengan tempatnya sekarang. Sebuah ruangan serba putih dengan beberapa selang kecil yang kini menancap pada tangan kirinya. Ia sudah tahu dengan pasti dimana ia sekarang.

Tidak ada satu pun orang lain di ruangan itu. Ia sendirian. Dan seketika, ia pun langsung memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan-jalan sebentar sepertinya tidak apa-apa. Toh dirinya juga sudah pulih.

Ruangan koridor rumah sakit memanglah selalu ramai dengan orang yang berlalu lalang. Seperti tidak ada habisnya. Cayna pun kembali berjalan menyusuri koridor tersebut. Namun saat ia hendak menuju ke ujung koridor, ia melihat dua petugas medis dengan seorang anak perempuan. Dan tanpa sengaja, pandangannya pun beradu dengan gadis kecil itu.

"Kak Cayna!!!" ucap gadis itu yang langsung berlari ke arah Cayna. Gadis itu pun menyambut sang gadis kecil dengan sebuah pelukan. Ia merendahkan tubuhnya agar bisa sejajar dengan gadis itu.

"Akhirnya! Aku senang bertemu denganmu lagi,"

"Aku juga senang, Keiko!" balas Cayna dengan lembut.

"Akhirnya kau sadar juga, Cayna," ucap Emu.

Pelukan itu terlepas. Cayna meminta tolong pada Poppy yang bersama Emu untuk melepaskan selang infus dari tangannya. Poppy pun menurut setelah diberikan izin oleh Emu. Sedikit sakit, tapi masih bisa ia tahan.

"Sudah berapa lama ini?" tanya Cayna.

"Sudah hari ketiga," jawab Emu. Tentu saja sang dokter tahu persis apa yang ditanyakan.

"Ketiga? Ya ampun! Aku benar-benar membutuhkan udara segar sekarang," ledek Cayna.

Keiko pun mengajak ketiga orang yang jauh lebih dewasa itu untuk berjalan-jalan di taman rumah sakit. Mereka pun membicarakan banyak hal. Gadis kecil itu bercerita tentang dirinya selama ia tidak bertemu dengan Cayna, termasuk dengan kondisi kesehatannya.

"Kenapa kau masih ke rumah sakit jika kau sudah sembuh?" tanya Cayna.

"Dia datang bukan untuknya. Tapi untukmu! Selama ini ia selalu datang karena tahu kakakmu ada disini. Dan saat kau belum sadar, dia sering menjengukmu!" jelas Emu.

"Benarkah itu?"

Gadis kecil yang bernama Keiko itu mengangguk dengan sangat riang. Ia pun mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan memberikannya pada Cayna. Sebuah gambar yang ia buat sendiri. Itu hadiah darinya.

"Bagus sekali! Terima kasih ya," ucap Cayna seraya tersenyum.

Tidak lama kemudian, tiga orang yang Cayna datang menghampiri mereka. Keiko tidak panik. Karena ia tahu bahwa salah satu dari tiga orang itu adalah kakaknya Cayna dan sudah pasti yang lainnya juga teman Cayna.

"Senang melihatmu sudah sadar," ucap Hammy.

"Ah! Kak Cayna, kenapa gelangmu jadi berwarna hijau? Bukankah warnanya merah muda?"

"Oh, seorang temanku menyulapnya," jelas Cayna dengan sedikit menyembunyikan kebenaran.

Sebuah anggukan paham pun Keiko tunjukkan. Tak lama kemudian, gadis kecil itu tersadar sesuatu saat ia menatap jam tangannya. Ia pun pamit karena harus pergi ke tempat kakaknya akan bertanding sepak bola. Cayna pun tersenyum karena akhirnya bisa melihat gadis kecil itu bebas dari tekanannya.

Miracle in the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang