05

730 73 10
                                    

Pandangan seorang pemuda terarah pada seisi kota yang sangat jarang terlihat penduduk yang melintas. Sebuah kaca jendela transparan hanya menjadi pembatas pandangannya dengan dunia luar sana.

Di ruangan serba putih itu ia termenung memikirkan satu hal yang berharga dalam dirinya. Dimana gadis itu. Dia kini sendirian dengan luka yang sudah terbalut perban putih entah sejak kapan. Bahkan pemuda itu tidak tahu sejak kapan ia berada disana.

Hal terakhir yang diingatnya adalah kecelakaan kapal miliknya yang jatuh ke Bumi. Selebihnya ia tidak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya. Yang ia tahu adalah ia tersadar di tempat asing, tempat yang tidak ia tahu apa. Sendirian, tanpa adanya tanda-tanda gadis itu.

Ia ingin sekali mencari tahu apa yang terjadi dengan gadis itu, tapi ia tidak tahu harus memulai dari mana. Bahkan untuk bergerak ke jendela dari tempat tidurnya saja ia kesakitan. Sepertinya lukanya masih belum sembuh sempurna.

Perasaan kalut menghampirinya dengan diselimuti perasaan khawatir. Ia teringat dengan apa yang dikatakan gadis itu beberapa jam sebelum semua ini terjadi. Sepertinya memang urusan mereka tidak akan berakhir dengan mudah.

"Cayna, dimana kau sebenarnya?"

Sebuah suara memasuki dan tertangkap oleh gendang telinganya. Dengan spontan ia langsung memutar arah tubuhnya ke arah sumber suara. Pintu kayu ruangan itu terbuka dan menampilkan sesosok pemuda berjas putih. Sepertinya usianya tidak terlalu jauh dengannya.

"Kau sudah sadar?" ucapnya dengan ramah.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan alam semesta ini? Mengapa jarang sekali terlihat disini?"

"Kau pasti bukan berasal dari sini ya? Darimana kau berasal?" tanya seseorang itu.

"Aku, dari alam semesta lain,"

"Begitu ya! Jadi kau dan Cayna berasal dari alam semesta lain –"

Lucky membelalakkan matanya tidak percaya. Sebenarnya siapa pemuda itu. Dan sekarang pemuda itu berbalik menatapnya, tapi dengan tatapan santai. Bahkan Lucky bisa melihat senyuman yang ramah.

" – Aku Houjou Emu, dokter penanggung jawab gadis kecil bernama Keiko,"

Ah! Lucky kini ingat dengan pemuda yang ada dihadapannya itu. Ia salah satu orang yang bersama Cayna saat itu. Mungkin karena hanya sekilas, ia jadi tidak terlalu mengenal pemuda itu. "Aku Lucky."

"Oh ya! Alat yang bersamamu. Ada di kantorku. Sepertinya itu penting bagimu. Sebenarnya alat apa itu?" tanya Emu.

"Itu alat perubah wujud diriku. Aku menggunakannya untuk melindungi alam semesta,"

"Ah jadi kau juga seorang penyelamat?"

"Kau juga?"

"Iya. Namun disini namanya kamen rider, dan aku adalah Kamen Rider Ex-Aid. Itu berarti Cayna juga seorang penyelamat?"

Lucky mengangguk dengan pelan. Ia teringat kembali pada adik perempuannya yang sekarang entah dimana keberadaannya. Rasanya aneh sekali bagi Lucky. Sudah lama ia tidak berpisah dengan adiknya tanpa kabar seperti ini.

"Dia juga penyelamat. Namun ia berbeda denganku dan teman-teman kami. Dia memiliki kekuatannya sendiri tanpa harus menggunakan alat itu,"

Dokter muda itu menganggukkan kepalanya. Ia sekarang paham dengan identitas dari dua kakak beradik itu. Keheningan menghampiri dan berhenti pada keduanya untuk beberapa saat. Keduanya sekarang seperti berpikir dengan pikirannya masing-masing.

"Emu! Apa kau tahu dimana Cayna sekarang?"

"Sayangnya tidak. Itu sebenarnya juga yang menjadi pertanyaan ku saat kau tiba di rumah sakit ini sendirian dan tidak sadarkan diri,"

Miracle in the GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang