Manik coklat galaxy itu memutar malas melihat gerbang sekolah yang mulai tertutup."Sialan... selalu saja telat." Ia mengacak surai coklat kelamnya itu kasar dan segera berlari menghindari gerbang memutar ke belakang sekolah dimana biasa dia gunakan sebagai pintu masuk tersembunyi jika kejadian seperti ini terjadi, ya meski hampir setiap hari..
Jantungnya berpacu cepat di dalam sama, tentu bukan karna habis berlari saja.
"Sudah bapak peringatkan berkali kali! ini yang keberapa?!" Pria setengah baya yang kira kira berumur 50 tahunan itu membawa tongkat kayu yang ia hentak hentakan ke lantai. Matanya seakan mau keluar, ia menunjuk pemuda bersurai coklat itu sambil berteriak.
"Tap- " ucapan laki laki manis itu terpotong.
"Bapak sampai tidak habis pikir ini sudah yang keberapa...."ia memijit pelipis nya dan memejamkan matanya lelah, lelah dengan kelakuan mereka setiap hari...
"Lihat baju baju ini! kalian mau jadi preman!?" teriaknya lagi memukul pelan semua pinggang siswa siswa itu.
Semua siswa itu tampak takut dan menunduk.
Namun laki laki bersurai hitam legam dengan mata elangnya itu hanya terdiam sesekali memejamkan matanya bahkan terlihat santai.
~~~
"Sial!! asdfghhk....." laki laki bersurai coklat itu menumpahkan sumpah serapahnya sesekali menyeka keringatnya. Di lemparnya sarung tangan yang sedari tadi ia pakai ke tanah.
Semua anak yang terlambat hari ini di tugaskan mencabut rumput liar di halaman belakang sekolah mereka yang bahkan lebarnya setara lapangan sepakbola.
Tentu tidak akan semuanya selesai bukan,
tapi karna ini sudah yang ke.. entah berapa kata bapak tadi ia lupa.. jadi hukuman mereka akan berlangsung sampai semua rapi."Siapa sih yang bikin hukuman begini.. ya gimana bisa selesai semua kalo rumput itu bisa tumbuh lagi bahkan sehari setelah di cabut.. asss "
"Jihoon!" seseorang berlari kecil ke arah laki laki yang tengah terlihat kesal itu.
"Apa lagi bocah... jangan ganggu gue anj-" ia merasakan suesuatu yang dingin menempel di pipinya yang mulai memerah karna kepanasan.
"Pliss deh lo tuh ya.. rumah cuma 15 menit jalan dari sekolah aja telat mulu.." Laki laki bergigi gingsul itu mengeluarkan soda dingin dan sandwich dari kantong plastiknya.
"Ey anj* itu jarak dari halte bus kesini, dari rumah gue masih 30 menit bego."
"Jaga omongan lo tuh ji.. kasar kasar mulu dah.. " laki laki yang sama menepuk bibir jihoon dengan sodanya yang terus bersungut dari tadi.
"Kaya lo enggak aja item."
"Lo udah di enakin ngelunjak ya"
"Hah gue kesel tau nggak sih woojin... gara gara mereka gue jadi ikutan di hukum.. padahal tadi gue nggak ketauan kalo nggak di seret tuh pacil sialan."
Jihoon menghela napasnya berat melirik dua siswa yang sedang mengangkat tumpukan rumput kedalam karung tak jauh darinya.
"Lagian kenapa nggak balik dorm aja sih?"
Jihoon meneguk minuman sodanya yang langsung memberikan reaksi berkerut di keningnya.
"Males..." ia meneruskan tegukannya dengan cepat hingga tandas tanpa peduli beragam ekspresi yang keluar di wajahnya karena soda itu. Membuat gemas yang melihatnya.
Laki laki bergingsul yang bernama Park Woojin itu hanya terkekeh.
"Lo kira gue bakal betah di dorm itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STARRY EYES // deepwink
FanfictionHidup kaya dengan penuh rahasia dan hubungan yang tidak di ketahui orang lain.... Sebuah kekacauan dalam keluarga membuat keduanya harus terikat satu sama lain... dengan dua sisi dari seorang penguasa, masalah baru dimulai mengancam keduanya... Apa...