3. You and I...

140 17 4
                                    


Pemuda manis dengan manik coklat indah itu menatap dalam dalam pintu berwarna hitam di hadapannya sebelum menempelkan kartunya. Sudah ada Woojin yang baru saja sampai berdiri di samping jihoon.

"Buruan elah."

"ck Diem lo.. balik sama."

Yonghee menghembuskan napasnya halus.

"Yaudah kita balik ya ji, kalau ada apa apa calling aja." Laki laki indah itu menarik kasar woojin menjauh.

"Semangat bantet!" teriak woojin sebelum memasuki lift.

"Apaan sih dasar gila."

Cklek...

Tubuh gembilnya mendorong pintu, dibalik itu ia disambut 2 ranjang yang berada di kedua sudut berseberangan, warna putih kamar mendominasi dan juga warna blue stone yang terlihat kalem dan menenangkan.

Kamar itu memiliki 2 ruangan, dimana salah satunya adalah dapur juga kamar mandi, dan terdapat kulkas di ujung sisi dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar itu memiliki 2 ruangan, dimana salah satunya adalah dapur juga kamar mandi, dan terdapat kulkas di ujung sisi dapur.

Manik coklat itu menyelusup seisi ruangan.

"Ngga ada yang berubah... ya gue kan cuma pulang 2 bulan doang."

Membuka kulkas yang hanya terdapat minuman putih dingin disana, di bukanya lemari diatas meja dapur, ada banyak ramen tertumpuk rapi.

"Apa dia cuma makan ini ck?"

Ia mendudukkan dirinya di kursi belajar berwarna putih. Lalu atensinya teralih pada lemari putih besar di samping tempat tidur.

Kriit..

"Ahh.. dia sepertinya masih pulang kesini." Tangannya bergerak membuka buka pakaian yang tergantung di dalam lemari itu sesekali menghela napasnya. Jihoon melirik jam dinding di atas meja belajar.

"Ini sudah jam 11."

tentu rommate nya tidak pulang hari ini.

Selesai dengan analisanya di kamar itu Jihoon membaringkan tubuhnya di ranjang dekat dengan pintu balkon kamarnya. Merasa sangat lelah ia pun menutup maniknya menelusuri alam bawah sadarnya.

~~

4 orang siswa berkumpul di ruangan yang penuh aroma kopi, caffe home mereka. melihat auranya saja bisa membuat lidah ngelu dan bergidik ngeri.
Mereka tampak membicarakan hal yang penting, terlihat dari raut sedikit khawatir di wajah Daniel.

"Apa yang bakal kita lakuin?"

"Kita nggak mungkin ngebiarin ini kan." Nada sedikit goyah itu keluar dari daniel.

"Setidaknya kita masih punya waktu. untuk Jinyoung... akan susah mencari kelemahannya kan." suara rendah tampak datar dan meyakinkan dari gon.

Kuanlin mengelus dagunya, mencoba mempertimbangkan apakah benar masih ada waktu.

STARRY EYES // deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang