Hari semakin sore langit cerah hari itu sudah berubah bersemu dengan jingga, saatnya pulang untuk siswa siswi yang tak memiliki pelajaran tambahan. rata rata kelas 12 lah yang memang di wajibkan ikut pelajaran tambahan, meski kelas 10 dan 11 juga ada tapi hanya di hari hari tertentu saja tidak setiap hari seperti kakak kelasnya. Mereka yang menunggu bergantinya jam sedang beristirahat, ada yang di kantin, bersantai di taman atau sekedar bermain basket dan berkumpul dengan squadnya."Jihoon lo pulang aja ngga usah ikut les tambahan."
"Tapi gue-"
"Ji lo tuh lagi kaya gini juga, lo kemarin kemarin belajar keras ya."
Pemuda manis itu menggeleng pelan.
"Iya aja, kata suster tadi lo kecapekan, apa lagi kalo ngga belajar."
"Ya lo tau sendiri kan kita itu di haruskan belajar lebih, kita mempertaruhkan hidup kita di situ."
Yonghee menghela nafasnya lembut.
"Hm iya tapi kalo terus kaya gini jadinya sia sia kan, perhatiin juga diri lo sendiri ji." sembari memasukan obat obatan milik jihoon yang tadi di berikan oleh dokter untuk proses penyembuhannya ke dalam tas jihoon yang ia bawa dari kelas.
Jihoon yang masih setengah berbaring di ranjang UKS pun hanya bisa berdecak malas.
Seorang suster menghampiri ranjang jihoon dan segera perlahan melepaskan infus yang terpasang di tangan kirinya.
"Suster dia ngga boleh capek capek kan ya? ngga boleh ikut jam tambahan juga ntar drop lagi."
"Iya benar jangan banyak kegiatan dulu ya."
"Tuh kan.. balik aja sana."
"Oke oke gue balik deh."
"Bisa jalan sendiri?"
"Bisa yonghee gue ngga semanja dan selemah itu please."
"Atau gue panggilin woojin."
"Yonghee dorm cuma beberapa langkah dari sekolah kalau lo lupa."
Yonghee terkekeh pelan dan menyodorkan tas itu ke jihoon.
"Hati hati ya ji, oh minum yang banyak juga."
~~~
"Malam ini mau ke rumah gue lagi jin?"
"Em."
"Sebaiknya kita selesaikan malam ini aja gimana?" Hyunsuk, lalu ia menaruh dua cangkir kopi americano di depan sang dominan dan gon yang arah pandangnya mengikuti tangan hyunsuk dengan gelas kopinya.
"Kita buat dia bicara atau tidak sama sekali." Kata kata telak dari jinyoung yang seakan selalu menjadi batas tindakan mereka.
"Lo gapapa kan niel?" Guanlin bertanya pada daniel yang anteng di hadapannya memperhatikan kuanlin membuatkan kopi untuknya.
"Ya.. itu juga salah dia."
Namun matanya mulai menatap kosong kuanlin dan mendapat kernyitan olehnya.
"Ini juga nggak bakal terjadi kalau dia ngga mendengar pembicaraan kita, sebenarnya bukan itu masalahnya tapi kenapa dia juga berusaha sok pahlawan ck." lelaki tinggi bersurai coklat menatap dalam dalam punggung daniel, hyunsuk.
Tubuh tinggi berbahu lebar itu bangkit dari tempatnya, menghampiri tiga orang yang tengah duduk di sofa.
Ditatapnya manik legam paling dingin salah satu diantara mereka.
"Gue udah pernah bilang juga lakuin apa yang seharusnya kita lakuin. Jadi jangan ada yang ragu dan bertanya seperti itu."
Tatapan itu mendapat balasan seringaian penuh arti dari pemuda dengan aura dingin yang dominan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARRY EYES // deepwink
Hayran KurguHidup kaya dengan penuh rahasia dan hubungan yang tidak di ketahui orang lain.... Sebuah kekacauan dalam keluarga membuat keduanya harus terikat satu sama lain... dengan dua sisi dari seorang penguasa, masalah baru dimulai mengancam keduanya... Apa...