21. Get ready....

61 9 57
                                    

Ting !

"Ya tunggu sebentar! siapa sih bertamu malem malem seperti ini."

Wanita itu mematikan kompor lalu mencuci tangannya agar bersih ia sedang memasak di dapur tadinya. Lalu bergegas menuju pintu untuk melihat siapa tamunya kali ini, ia juga melirik sekilas jam dinding di ruang tamu, 10 malam.

"Ada ap-" Setelah membukakan pintu wanita paruh baya itu terdiam membeku tak bergerak karena terkejut melihat sosok di depan pintu rumahnya. Jantungnya berdetak tak karuan bola matanya gusar melihat ada beberapa orang lain di belakang sosok itu.

Dengan gerakan cepat wanita itu menutup pintu. Namun sosok pria itu juga dengan segera mendorong pintu.

"Ahk jangan masuk!" teriak wanita itu terus menahan pintu rumahnya. Susah payah ia menahan pintu itu tapi apa daya orang di depannya lebih perkasa dan kuat apalagi dengan di bantu beberapa orang bertubuh kekar di belakangnya, sangat mudah untuk mereka.

Bruk! Ahk!

Wanita itu tersungkur di lantai dengan peluh yang sudah membasahi kening dan tubuhnya karena takut dan merasa terancam.

Ia diam dengan tubuh yang bergetar hebat kepalanya menunduk sarat ketakutan. Namun pria itu malah mendekatinya menyetarakan tinggi mereka dan menarik dagu si wanita dengan kasar agar menatapnya.

"Dimana anak mu?"

"Se-sejak kapan kau keluar?" Mata mereka bertatapan, benar wanita itu juga sudah sangat mengenal sosok pria ini hanya sebuah trauma yang membuatnya berkeringat dan ketakutan.

"Dimana anak sialan itu!" Pria itu berteriak tepat di depan wajah si wanita.

"Dia.. jihoon, bukan anakmu! apa yang akan kau lakukan lagi padanya hah!" Ternyata jika sudah menyangkut naluri seorang ibu untuk melindungi anaknya, apapun ketakutan dan rintangan akan bisa di terjang.

"Wanita brengsek!"

Plakkk!

"Kau sama sialannya dengan anak itu! aku akan menjualnya lagi. Jadi beritahu aku cepat!"

Sebuah tamparan tadi mendarat tepat di pipi ibu jihoon membuat nya terasa sangat panas dan juga membakar emosi nya.

"Benar benar gila! kau seharusnya bertaubat atas perlakuanmu dulu, bertahun tahun apakah kau tidak sadar juga!"

"Anak itu telah merebut kesempatan emasku mempunyai banyak uang, apa kau tidak pernah berpikir bahwa anak itu bisa menghasilkan banyak uang." Ibu jihoon menghela napasnya jengah ia benar benar kalut dalam emosi yang tidak stabil ia benar benar marah dan ketakutan disaat bersamaan. Ia sudah menangis sedari tadi membuatnya tidak bisa membalas kata kata menyakitkan dari sosok pria yang sebenarnya sudah berstatus mantan suami.

Ia juga terkejut bahkan tidak ingat bahwa orang ini ternyata sudah terbebas jari kerangkeng jeruji besi, tidka menyangka pula kalau dia tetap bersikap seperti ini, bahkan lebih parah dengan terus menapmpar dan menjambak rambutnya saat berbicara. Dan juga teriakannya itu membuat ibu jihoon terdiam dalam kekacauan pikirannya.

"Aku tau dia dimana tapi hanya kau yang bisa membuatnya muncul." pria itu menyeringai membuat ibu jihoon membola ia waspada dengan tindakan yang akan di ambil pria ini.

"Telfon dia."

"Tidak!"

"Suruh dia datang kesini."

"Tidak! sudah ku bilang ahkkk!" rambut panjangnya yang menjuntai di tarik paksa oleh salah seorang yang sedaritadi mengepungnya membuat rasa sakit yang amat sangat, apakah kulitnya berdarah karena terasa sangat perih. ia meringis merasakan sakit.

STARRY EYES // deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang