25. Scene......

66 14 20
                                    

"Jinyoung!"

Jemari jinyoung bergerak, saat itu juga guanlin berlari keluar untuk memanggil dokter sedangkan gon dan hyunsuk mengamati jinyoung yang mulai perlahan membuka matanya.

"ini.." suaranya serak bahkan hampir tak terdengar.

"Di rumah sakit." Gon menjawab ketika melihat mata jinyoung menelisik ruangan tampak bingung.

"Jangan bergerak dulu hyung." Hyunsuk menahan tubuh jinyoung yang ingin bangkit.

"Tunggu dokter dulu." Kemudian jinyoung menuruti dan kembali berbaring perlahan.

Tak selang lama dokter dan perawat pun datang memenuhi ruangan, gon dan juga hyunsuk memilih keluar untuk menunggu hasil pemeriksaan.

Kini Guanlin, gon dan juga hyunsuk menatap jinyoung dengan intens sedang yang di tatap sedang makan, mereka sedikit bingung juga merasa aneh ketika jinyoung bisa makan saat ini.

"Kenapa?" jinyoung yang merasa di perhatikan mendongak menatap satu persatu temannya.

"Apa lo lupa ingatan?" lelaki tinggi berambut hitam itu langsung to the point.

"Maksud lo?" yang di tanya mengernyit bingung.

Ketiga temannya melempar tatapan masing masing dan kembali lagi menaruh atensi pada jinyoung yang masih terlihat acuh tak acuh.

"Lo inget kenapa lo bisa disini?"

"Iya. Lalu?"

"Lalu? hyung benar benar tidak seperti biasanya." lelaki yang lain berambut coklat menyentuh kening jinyoung siapa tau panas atau ada apa gitu kan ya. Tapi tangan hyunsuk itu langsung di tepis.

"Gue gak kenapa kenapa." di letakkannya sendok yang digunakan untuk menyuap buburnya. lalu menunduk dan tersenyum dan saat diangkatnya kepala kecil itu ia menyeringai dengan tatapan tajam.

"Gue pikir lo hilang ingatan dasar."

"Gue tau gue lagi sakit dan gue juga tau selama gue terbaring disini kalian sudah bekerja keras, seenggaknya gue butuh makan buat mikir dan ngelanjutin semuanya."

"Ngomong ngomong dimana daniel hyung?"

"Dia sedang mengambil informasi dari pak hwang." jawab gon pada hyunsuk yang kemudian mendekati jinyoung dengan merogoh salah satu satu saku celananya.

"Jin, lo jangan kaget dengan kemungkinan yang bakal lo hadapin nanti." mata jinyoung mengikuti tangan gon dan melihat secarik kertas, atau mungkin foto di genggaman tangan gon.

"Jadi.."

"Gue liat lo udah cukup sehat untuk berita ini, tapi kami tidak tau gimana keadaannya hanya... tempat ini yang kita tau."

Tubuh jinyoung bergetar, kemudian meremat keras kertas barusan yang di berikan gon padanya, lalu membuangnya tanpa arah ke lantai.

Deru napasnya semakin cepat dan amarah jelas terlihat di manik elang yang dingin itu, wajahnya yang masih pucat seperti menambah aura mencekatnya.

Sedikit lama untuk jinyoung mengendalikan emosinya yang tadi sempat terlihat, sampai ia kesakitan akibat ulahnya membuat luka nya kembali terbuka karena tegang. Sekarang ia duduk di sofa masih di ruang inapnya, sudah cukup tenang.

Kenapa jinyoung menjadi sangat emosional akhir akhir ini, seperti bukan dirinya saja, entahlah apapun yang menyangkut tentang Park jihoon adalah sesuatu yang sensitif baginya.

Ia bahkan tidak pernah merasa se emosi seperti ini seumur hidupnya bahkan dengan ayahnya yang jelas jelas pernah selingkuh dari ibunya tidak pernah seperti ini, ia bahkan tak bisa mengendalikannya. ia berubah lagi karena seorang Park jihoon.

STARRY EYES // deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang