24. Trust me......

87 10 20
                                    






##

"Masuklah. Kau bisa menggunakan kamar mandi kamarku karena bajunya ada disitu."

Anak lelaki yang mungkin sesusianya itu tampak ragu ia masih berdiri kaku tidak jauh dari pintu, wajahnya menunduk dan meremat handuk putih di tangannya.

"Tidak apa apa tenanglah, kamu bisa membersihkan badan mu lebih dulu." Sosok anak yang satunya mendekat ingin mendorong punggung anak itu tapi dengan gerakan tiba tiba anak yang penampilannya sangat berantakan itu tersentak dan menjauh.

"Oh maaf aku tak bermaksud apa apa hanya ingin menyuruhmu masuk." Sontak ia juga mengangkat tangannya, ia tau pasti anak ini cukup trauma dengan kejadian barusan trauma dengan sentuhan sentuhan.

"M-maaf." Anak manis itu terbata bata masih dengan kepala tertunduk. Dan berjalan menuju kamar mandi tanpa suara lagi.

Srett

Suara pintu kamar mandi bergeser menampilkan anak manis dengan kaos longgar berwarna putih dan celana training biru kebesaran pinjaman dari empunya tempat.

"Sudah selesai? ayo keluar jihoon." Jinyoung berjalan di depan di ikuti jihoon yang masih takut takut.

Anak manis bernama park jihoon itu berdiri menatap menu yang ada di meja makan dengan gurat khawatir dan sedikit gelisah.

"Tenanglah, tempat ini cukup jauh dari rumahku tidak ada yang tau jadi mereka tidak akan menangkapmu."

Tangannya terulur berusaha menarik perhatian si manis agar menaruh tangannya digenggamannya, jihoon masih menatap ragu tapi lama lama mata galaxy itu melembut dan diangkatnya tangan mungil itu menautkan jari jarinya di tangan yang terlihat sedikit lebih besar dari tangannya.

"Percaya aku."

Si manis mengangguk lemah dan di tuntun jinyoung untuk duduk di salah satu kursi dan jinyoung berada di hadapannya.

"Ayo makanlah."

Dengan sedikit keberanian yang datang padanya dan rasa lapar yang memang sudah ia tahan dsri kemarin, jihoon mengambil sendok di depannya menyuapkan sup hangat yang menenangkan tenggrorokannya.

"Enak?" dibalas anggukan lucu dari si manis, membuat anak lelaki satunya terkekeh.

"Makanlah yang banyak." Mereka berdua makan dengan tenang hanya terdengar suara dentingan alat makan di meja.

Ping!

Nada pesan masuk ke ponsel anak berambut hitam, jinyoung.

"Ji?" Mendengar namanya di panggil jihoon langsung mengangkat kepalanya sekilas menatap jinyoung, tapi tidak menghentikan acara makannya.

"Apa tidak apa apa jika ayahmu di penjara?"

Jinyoung melihat jihoon yang tiba tiba menghentikan semua aktifitasnya, sendok yang ada di tangannya pun terjatuh ke piring lalu menunduk dalam dalam.

"Hey ji? kena-pa hey kamu menangis?" anak satunya pun panik apa yang harus ia lakukan ia tak pernah terbiasa menenangkan orang yang menangis.

Tangan jinyoung menarik dagu si manis hingga menatapnya di lihatnya air mata yang menetes dari mata indah itu, apa dia berbuat salah? tidak bukan.

"Apa aku melakukan kesalahan? apa kau tidak ingin ayahmu-" jinyoung tidak melanjutkan perkataannya lagi karena melihat tangisan jihoon yang semakin menjadi wajahnya semakin merah dan ia tidak tega.

"Maafkan aku." Ada rasa menyesal jinyoung menghampiri tubuh yang masih bergetar terisak dengan tangisannya. Di peluknya tubuh gembil itu dari samping.


STARRY EYES // deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang