12. Don't go...

84 12 0
                                    

Jihoon merebahkan dirinya dia atas kasur bersprei abu abu, baru saja ia menggantinya yang semula memakai sprai berwarna putih persis dengan ranjang di sebelahnya. dan tentu saja sebelum bersantai ia sudah membersihkan diri setelah lelah kembali dari kota.

Sekarang pukul 10 pm, jihoon memandangi jam yang berdetak memenuhi ruangan sunyi itu, membuatnya kalut dalam pikiran yang ntah kemana..

Gue tiba tiba mikirin dia... inget kejadian kemarin kenapa gue selalu menolak menyadarinya bahwa Sebenarnya dia memang sangat perhatian... gue pura-pura buta akan itu...

Jihoon mengusap kedua maniknya, tampak lelah.

Gue cukup tersiksa akan itu.. apa selamanya gue bakal kaya gini ke dia? gue tau dia suka sama gue.. tapi gue gak mau pertemanan ini jadi canggung karena hati gue yang tiba tiba ikut menghangat..

Pipi pemuda itu merona hangat, sedikit menahan senyumnya yang kemudian kembali ke raut sendu.

Perasaan sialan! gimana gue bisa ngontrol ini di deket jinyoung!

Tok tok

Sontak tubuh jihoon berubah berposisi duduk, kemudian sesaat ia akan berdiri menuju pintu, pintu itu terbuka menampilkan sosok tinggi sedikit kurus dengan kaos hitam dan celana denim nya tampak santai bersama rambut hitam legamnya yang sedikit berantakan.

"Oh... gue kira siapa." jihoon kembali duduk di ranjangnya.

Lelaki itu tersenyum gemas melihat sosok manis di dalam betapa lucunya, bagaimana tidak ia mengikat rambutnya seperi apel dengan piyama merah muda bergambar apel pula, lalu pipi gembil dan jangan lupa bibir mengerucutnya saat mengetahui siapa orang yang datang itu.

Jinyoung, ia masih berdiri di dekat pintu menutup pelan pintu dan menguncinya.

Mata nya mengedar tak sengaja melihat benda yang tidak biasanya ada di salah satu sudut dekat pintu.

"Ini punya siapa?" Jinyoung menunjuk payung yang menggantung di gantungan disamping kemoceng warna warni, payung warna hitam pasti bukan milik jihoon.

"Ah itu.. tadi gue kan pergi ke kota-"

"Sendirian?"

"A ah itu iya-"

"Kenapa sendiri?"

"Soalnya tadi-"

"Kenapa gak nyuruh temenin yonghee ato ong atau woojin atau-"

"Jinyoung!"

Jinyoung melepas helaan napasnya.

"Dengerin dulu."

"Oke maaf."

"Tadi yonghee pergi sama si hyunsuk, makanya gue sendiri perginya dan-"

"Dan? payung ini?"

Sebenarnya jihoon itu sangat di wanti wanti oleh jinyoung supaya berhati hati terhadap semua orang, dia bilang itu untuk kebaikan jihoon juga, jinyoung takut jika mungkin saja ada orang yang tau jika mereka dekat dan tidak segan segan memanfaatkan jihoon untuk jinyoung, itu yang selalu jihoon ingat ingat dari dulu,hubungan ini terlalu rahasia dan harus tetap rahasia kan. Tapi tak masalah kan toh hanya payung... dan jihoon sangat membutuhkannya saat itu.

"Tadi pas gue nyampe kota hujan, dan ga bawa payung... trus ada yang ngasih payung itu gue sih awalnya ga mau tapi dia ninggalin payungnya gitu aja ya mau gak mau di pake kan."

Jinyoung diam saja memperhatikan jihoon dengan penjelasannya, ntah kenapa akhir akhir ini dia sangat khawatir pada jihoon, ia takut akan ada yang tau kalau mereka dekat, di tambah masalah yang kemarin belum kelar seperti mengancamnya yang tentu sekarang berkaitan dengan jihoon dan banyak orang lain yang seharusnya tak terlibat.

STARRY EYES // deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang