20. Alone....

59 10 31
                                    

Seperti yang sudah jihoon janjikan pada ibunya, hari ini setelah pulang sekolah ia akan pulang kerumahnya berhubung besok adalah hari minggu pula jadi jihoon bisa bersantai sejenak di rumahnya sebelum ujian seminggu lagi.

Saat ini jihoon sedang menata beberapa barang yang akan ia bawa seperti buku kamus bahasa inggris dan buku paket pembelajaran matematika yang baru ia beli, siapa tau disana ia bisa belajar sedikit di sela sela waktu menemani ibunya. ia juga akan menginap di rumahnya dan kembali esok sore. Tidak perlu membawa baju baju karena di rumahnya juga ada banyak baju jihoon.

"Kapan kembali?"

"Besok sore."

"Mau di jemput?"

"Tumben banget lo." Jihoon tertawa setelah kalimatnya.

"Yeu yaudah gausah."

"Oke oke lo jemput gue besok sore jam 3 ya. Awas lo telat gue gak bakal ngajarin lo belajar lagi."

"Ya gak gitu juga lah ji."

"Makanya."

"Perasaan gue yang nawarin dan lo yang butuh tapi kenapa gue merasa seperti babu." Pemuda manis itu tak membalas ia terkekeh dengan senyum yang tampak sangat cerah.

"Lo bahagia banget, katanya gak pengen pulang." yang tadinya tertawa pun berusaha menghentikan tawanya untuk fokus pada perkataan woojin.

"Iya lo bener, tapi kalau di pikir pikir, asik juga itung itung ngerefresh otak biar gak ketemu buku mulu. Lagian kenapa sih lo nempel mulu gue cuma pulang kerumah yang bahkan gak nempuh perjalanan sampe 1 jam."

"Ya karena gak kayak lo aja."

"Maksud lo apaan?"

"Gapapa." woojin menggeleng cepat saat di tatap jihoon dengan picingan matanya.

"Apasih gajelas lo, yaudah gue berangkat dulu yaa~" Saat ini mereka sedang berdiri di halte bus dan jihoon menemukan bus arah ke rumahnya segera ia menaikinya tanpa menoleh lagi pada woojin yang tadi mengantarnya tumben tumbenan sih tadi juga ketemu di depan kamar jihoon trus tiba tiba ngekor aja tuh anak.

Kenapa ya perasaan gue ngga enak dari semalem. Jihoon melirik sekilas ke arah woojin sepertinya ia melihatnya lalu melambaikan tangan dengan senyumnya yang seperti biasa menjengkelkan.

Bus itu berhenti di halte berikutnya kemudian ada beberapa orang yang naik. Jihoon yang duduk sendirian sambil membaca sebuah buku di tangannya dan menggunakan airpod di telinganya tak sadar saat ada seseorang yang berbicara padanya, lalu ia merasa ada yang menyentuh pundaknya.

"Boleh aku duduk disini?" tanya seseorang yang masih berdiri menunggu persetujuan jihoon. si manis langsung membuka airpod nya dan memandang sekitar iya tempat duduk semua nya penuh.

"Oh baiklah." Tunggu. Jihoon seperti mengingat sesuatu, apa ia pernah bertemu dengan lelaki ini, yang duduk di sampingnya. Tapi jihoon hanya menebak nebak saja, ia tak pernah pergi pergi keluar dan bertemu orang orang, mungkin hanya mirip salah satu murid di sekolahnya kan.

"Kau bersekolah di C9 school ya?" Lelaki itu membuka percakapan, yang tadinya jihoon tak ingin menyapa atau sekedar berbincang dan acuh jadi harus menjawab.

"Ah iya. Lalu kamu?" Oh jihoon baru sadar celana dari orang di sebelahnya ini berbeda dengannya karena jihoon masih menggunakan seragam hanya atasannya yang tertutup jaket. Dan jihoon juga yakin lelaki ini juga masih mengenakan pakaian sekolahnya.

"Aku sekolah di SW school."

"Bukankah itu saangat jauh dari sini. Kenapa bisa ada di daerah sini?" Apa jihoon terlalu kepo? bahkan ia sendiri sedikit kaget kenapa ia bertanya urursan pribadi orang lain. ya pasti kan mungkin ada urusan atau apa yang seharusnya jihoon tak perlu tau.

STARRY EYES // deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang