13. I don't like it....

63 11 0
                                    

"Jadi lo udah ngomong ke yonghee?"

"Hem."

"Kenapa secepet ini?"

Lelaki tinggi itu baru saja datang dan mendudukan dirinya di atas sofa maroon panjang bersebelahan dengan Byounggon yang kemudian menghujaninya dengan berbagai pertanyaan sekaligus.

Hyunsuk mengadahkan wajahnya ke langit langit menghirup oksigen banyak banyak lalu membuangnya lelah. Ia sedang di kerumuni oleh ke empat temannya seperti sesi wawancara dengan pertanyaan yang sebenarnya malas ia jawab, hanya seorang diantara mereka yang lebih dominan disana tetap diam dan tenang memperhatikan lelaki itu.

"Aku hanya tidak ingin membuat lebih banyak kenangan dengannya.. agar tak lebih menyakitkan saat aku mencoba menjauhinya karna jika tidak sekarang aku pasti tidak ingin melepasnya barang sejenak." helaan itu terdengar lagi tampak lebih berat. Lelaki ini sudah meyakinkan niatnya ia tak mau membuat yonghee ataupun dirinya lebih menderita lagi dengan waktu yang mungkin akan lebih manis dan menyakitkan.

Daniel yang tampak mengamati itu pun ikut mengeluarkan helaan napas pendeknya, ia tau dia juga harus melakukan itu, yaitu menjauhi kekasihnya demi keselamatan kekasihnya tentunya, namun belum ia lakukan ia juga di landa kebingungan. Berpikir kembali apa yang dikatakan hyunsuk memang ada benarnya, tidak baik jika berlama lama, bisa saja hal yang tidak mereka semua inginkan akan terjadi lebih cepat dari perkiraan.

Di satu sisi mata sayu yang tampak tajam itu melirik pada sang dominan, ia sedikit ragu... tadi pagi ia melihatnya dengan aura yang tidak seperti biasanya lelaki itu tampak bahagia dari sorot matanya dan senyum tipis hampir tak terlihat kala mereka bertemu di kelas. Ntah kenapa guanlin malah yang menjadi khawatir pada jinyoung. Wajah itu tadi hangat sampai disaat hyunsuk menjawab pertanyaan mereka, membuat aura tenang itu menjadi dingin.

"Aku tidak salah kan hyung?"

"Tidak. itu bagus." Gon mengusap pelan pundak hyunsuk yang lerkulai lemas, ya semua orang tau itu adalah keputusan yang sulit dan menyakitkan karena mereka semua tahu betapa sayangnya lelaki ini pada kekasihnya itu, dan keputusan ini juga menunjukkan besarnya rasa cinta juga keinginannya untuk melindungi hatinya.

"Malam ini siapa yang bakal ikut gue?"

Jinyoung mengalihkan perhatian mereka.

"Tidak. sebaiknya lo jangan pergi jin. kita gak bisa ngelakuin apa apa kalau sampai lo kenapa napa."

"Lalu?" Mereka berempat gon, guanlin, daniel, hyunsuk saling pandang.

"Yang pasti aku akan ada." Hyunsuk menatap tegas sorot matanya benar benar meyakinkan.

"Aku ingin melakukannya malam ini aku butuh pelampiasan." jinyoung menghela malas napasnya menatap datar lelaki yang duduk di depannya itu.

"Oke, hyunsuk lalu?"

"Gue sama gon." Jinyoung melirik guanlin yang tak jauh di sampingnya lalu pandangannya menangkap gon.

"Iya.. itu formasi bagus." Gon mengarahkan dagunya pada daniel.
"Dan daniel, lo bisa mikirin apa yang selanjutnya bakal lo lakuin mungkin masih banyak waktu atau mungkin juga tidak tapi.. lo pasti tau yang terbaik. Dengan perasaan bimbang lo ngga bisa ikut bisa bahaya."

Daniel mengangguk menyetujuinya begitu saja, ya benar memamg dia sedang tidak tenang dan tidak akan bisa berpikir dengan baik sekarang, apa yang harus dia katakan pada kekasihnya....

"Lo sebaiknya juga segera mikirin langkah selanjutnya jin." di ruangan itu tinggal mereka berdua guanlin dan jinyoung. Bahkan jinyoung tak bergerak dari tempatnya ketika semua orang sudah pergi dan perkataan guanlin tadi membangunkannya dari pikiran pikiran yang akhir akhir membuatnya pening.

STARRY EYES // deepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang