"Jinyoung... Gue udah bilang ke lo kan kalau jangan balik dorm.""Hem."
"Tapi kenapa lo balik?"
"Kenapa lo ngga ngasih tau."
"Apa?"
"Lo waktu itu ngambilin coat gue di dorm pasti ketemu dia."
Benar kuanlin memang tak memberitahunya malam itu.
"Gue kan ngasih tau kemarin... Gue cuma antisipasi kalau lo bakal langsung nyamperin dia saat itu.. padahal kita lagi mau rapat ngebahas masalah itu, jadi ngga tepat, sorry."
"Lo tau gue kaya gimana kan."
"Ya. tapi lo bakal beda kalau itu menyangkut dia. Lo jangan sampe kelewatan."
Mata elang itu memejam berusaha tak menghiraukan himbauan guanlin yang duduk di sampingnya.
Kuanlin memang sahabatnya yang paling dekat, mereka tumbuh bersama, dan kedua orang tua mereka merintis usaha nya bersama sama sampai sukses seperti ini. wajar saja mereka mengerti satu sama lain, hal yang bahkan tak di ceritakan jinyoung ataupun perasaannya sekali pun kuanlin bisa tau dari pergerakannya, mereka sudah seperti saudara.
Dan hanya kuanlin sahabatnya yang berani menasehati jinyoung, karna jujur jinyoung sangat perlu di jaga kalau tidak dia bisa kelewat batas dengan kelakuan dan pemikirannya.
Helaan napas panjang dari jinyoung mendiamkan kuanlin.
" Gue tau. tenang aja."
"Dan... dia itu senjata kelemahan lo bae jinyoung."
"Gue juga tau itu."
"Gue ngga ngira kenapa lo bisa...."
Guanlin tak meneruskan perkataannya, di liriknya jinyoung mencari sebuah pergerakan di wajahnya. Dia tampak tenang.
"Kapan lo bakal cerita ke yang lain?"
"Ini bukan sesuatu yang harus di ceritakan. lagi pula tak ada apa apa diantara kita... jangan khawatir."
"Jinyoung... jangan pura pura lagi sama gue, gue udah tau semuanya."
Kali ini jinyoung menyeringai, di tatapnya mata sayu yang tampak tajam berpadu dengan kulit seputih susu milik sahabatnya itu. Ya.. tak ada yang tidak di ketahui oleh seorang kuanlin tentang dirinya.
"Kalau begitu itu adalah alasan gue nggak akan cerita ke mereka."
"Tapi cepat lambat mereka pasti tau."
"Dan saat itu mungkin Dia tidak dalam keadaan aman."
"Maksud lo?"
"Lo bilang dia kelemahan gue kan."
Tunggu, ya kali ini kuanlin mengerti apa yang tersirat dalam bola mata legam itu tampak keyakinan dan ketakutan bersamaan.
Pemuda berlesung pipi itu sudah tak bisa menjawab, ia palingkan pandangannya. Ia tau jika itu pasti adalah saat terburuk.
"Lo tau apa yang harus lo lakuin kuanlin, maka itu gue selalu percaya sama lo."
Lelaki bermata elang itu meninggalkan ruangan, menyisakan kuanlin yang berada di home sendirian dengan pikirannya.
"Oh hyung... malam ini ke markas?"
"Ya. tapi aku tak tidur disana."
"Pulang?"
"Tidak juga."
Lelaki tinggi menjulang bersurai coklat itu menaikkan sebelas alisnya.
Lelaki itu tau ada sesuatu yang membuat pemuda dingin itu berbeda ia tak terlihat tenang seperti biasa meski hanya sedikit sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
STARRY EYES // deepwink
FanfictionHidup kaya dengan penuh rahasia dan hubungan yang tidak di ketahui orang lain.... Sebuah kekacauan dalam keluarga membuat keduanya harus terikat satu sama lain... dengan dua sisi dari seorang penguasa, masalah baru dimulai mengancam keduanya... Apa...