Pemuda manis itu tampak lelah ia merenggangkan badan nya dan memijat sedikit lengannya, jam sudah menunjuk pukul 10 malam dan dia baru saja pulang dari perpustakaan sekolah untuk belajar dan mencatat banyak hal sangat sibuk hingga ia terkadang hanya memiliki sedikit jam tidur. Belum lagi ia besok ada bimbingan kelas tambahan, ya walaupun esok itu hari minggu dan hanya setengah hari tp itu cukup membuatnya sangat letih.karena sebentar lagi ujian kelulusan, mau tidak mau pemuda itu harus lulus dengan nilai yang sempurna.
Ting!
Pintu lift akhirnya terbuka dan sosok manis itu keluar dari sana, baru beberapa langkah matanya menangkap bayangan seseorang yang berdiri tepat di depan pintu kamarnya. Oh dia sepertinya sangat mengenal perawakan orang itu.
Langkah kaki nya semakin cepat kala ia lebih mendekat pada orang tersebut. Itu jinyoung, lelaki yang memang sangat jihoon rindukan ia menghilang dan tidak pulang ke dorm sudah sangat lama tentu tentu jihoon sangat merindukannya hingga ia hampir menangis saat jihoon dengan jelas bisa melihat wajah tampan itu.
Jihoon juga melihat tubuh tinggi itu menggenggam sebuah kotak berwarna merah cukup besar, dengan kemeja warna biru tua yang lengannya digulung dan jeans hitam, rambut yang sepertinya memang sengaja di buat sangat rapi menampakkan dahinya yang membuat wajahnya begitu bersinar di mata pemuda itu.
Dengan jarak yang semakin dekat jihoon menghamburkan tubuhnya pada jinyoung yang sudah siap menerimanya.
Hiks
"Lo kemana aja sih hiks-"
Ah jihoon kangen jinyoung, jinyoung membalas jihoon ia menepuk punggung si manis dalam dekapannya dengan sangat lembut sesekali mengecup pucuk kepala yang lebih pendek.
"Jahat jahat huhu" Jihoon masih saja menangis lihat wajahnya bahkan sampai sangat merah dan juga hidungnya jangan lupa bibirnya mengerucut maju seperti biasa saat ia merasa marah, lucu.
Si manis melepas dekapannya sedetik kemudian ia baru sadar kalau ini ada di luar, oh bagaimana bisa jihoon lupa, bagaimana kalau ada yang melihat. Dengan segera ia menarik tangan jinyoung untuk masuk ke dalam kamar, beruntung tadi tampak sepi tak ada orang.
Manik itu menatap sinis pada lelaki yang kebih tinggi, tapi jinyoung yang di tatap hanya melengkungkan senyum manisnya.
"Kenapa nggak masuk aja sih tadi, gimana kalau ada yang ngeliat ha?" jinyoung terkekeh. Sepertinya jihoon lupa siapa tadi yang berlari lalu menghambur memeluk pertama kali.
"Ji.. kita baru bertemu tapi gue udah di marahi aja." Lelaki itu meraih kembali tubuh menggemaskan itu kedalam pelukannya kali ini lebih hangat dan tenang.
Tadi jihoon sangat lelah tapi bertemu dengan jinyoung membuat nya lebih berenergi seakan rasa lelah itu tersalur dengan rasa hangat setiap kali jinyoung memeluknya, jihoon sangat menyukainya wangi tubuh jinyoung tentunya, wangi maskulin sedikit misterius tapi itu yang menjadi harum khas jinyoung.
Oh!
Pemuda manis itu mendorong jauh tubuh yang merengkuhnya, jinyoung mengernyitkan dahinya.
"Gue bau." Semburat merah sangat terlihat di wajah manis itu, ia menunduk malu. Ya jihoon seharian belum mandi apalagi dia tadi mengangkat banyak buku dan berkeringat pasti sekarang sangat bau, ah memikirkannya membuat jihoon semakin ingin segera kabur dan mandi.
"Eh enggak koq."
Jinyoung yang sedikit berpikir sebelumnya pun akhirnya tertawa tapi malah membuat rona merah di wajah itu lebih parah.
"Jinyoung! gue mau mandi dulu jangan ketawa." Tubuh itu secepat kilat berlari menuju kamar mandi meninggalkan jinyoung yang masih saja tertawa dengan tingkah jihoon yang baginya sangat lucu.

KAMU SEDANG MEMBACA
STARRY EYES // deepwink
أدب الهواةHidup kaya dengan penuh rahasia dan hubungan yang tidak di ketahui orang lain.... Sebuah kekacauan dalam keluarga membuat keduanya harus terikat satu sama lain... dengan dua sisi dari seorang penguasa, masalah baru dimulai mengancam keduanya... Apa...