Bonus Chapter: Begin

117 7 0
                                    

Zoe's POV.

Hari ini gue kembali ke sekolah setelah menghilang empat hari karena sakit. Sakit apa? Tidak tahu. Yang jelas sakit ini tidak parah banget seperti di televisi. Semoga saja.

Langkah kaki menuju ke ruang kelas. Oh, sudah ada Clarissa di bangku gue ... dengan Leo? Ini terlalu mengejutkan, entahlah tidak ingin memikirkan sampai segitunya. Toh, si oknum bermarga Heo ini tidak ada apa-apanya.

"Excuse me, Mr. Heo. I want to sit here."

"Oh, Ms. Jeon? Are you alright?"

"Yes, as you see now."

Clarissa langsung berdiri dan memeluk gue. "Oh God, you make me worry. Mrs. Choa thinks you caused a problem."

Kening gue mengerut kemudian Clarissa melepas pelukannya. "Seriously? Where is the rumor?" tanya gue dengan pandangan menuntut, sekali-kali memandangi Leo.

"Already. Don't think about it. You will get sick again later," kata Leo, dia mempersilakan gue duduk.

Efek obat tadi pagi membuat gue sedikit mengantuk, kali ini gue mengalah sedikit padahal kalau ditelusuri lebih jauh gue dapat pelakunya. Ini semua karena Leo, merepotkan banget.



🍀🍀🍀



Bel pulang sekolah sudah bunyi sekitar tiga belas menit yang lalu. Untungnya sekolah aing pulang selalu lebih awal dari sekolah yang lain. Biasanya pukul dua bel, ya di sekolah aing mah pukul satu sudah bel hehehe.

Di kelas sudah sepi kecuali gue yang sibuk mencari dompet. Oh my goodness, dompet gue tak ada di tas. Kolong meja juga tak ada. Di almet tak ada. Duh, bagaimana caranya gue ke tempat les?

Daripada terlalu lama di kelas, gue memutuskan keluar karena bus jam segini sudah di halte. Untungnya saja kartu bus selalu di-case ponsel, kalau tidak, ya sudah apes nasib aing hari ini.

Akhirnya sampai juga di tempat les walau terlalu rajin datangnya. Bola mata gue menangkap Shilla dengan kumpulan kertas di tangannya, lagi-lagi gue mendengus. Anak itu terlalu rajin atau dimanfaatkan saja?

"Shilla!"

Untungnya Shilla tidak budek, bisa hemat suara aing, "Hm? Zoe?"

Setelah drama lari dari gerbang menuju tempat Shilla berdiri, gue langsung memeluk dia. Kangen banget nih tidak bertemu empat hari hehehe.

"Kenapa sih, Zoe? Lu dua kali gak masuk les tau, lihat aja catatan lu bakalan banyak."

Gue melepas pelukan kemudian menyentil kening Shilla. Begini jika anak perempuan diberi susu kambing, lagi kangen malah disiniskan.

"Aduh!"

"Gak peka. Pantesan banyak cowok yang naksir lu, maneh terlalu lugu." Gue merangkul Shilla menuju kelas—eh kelas gue dan dia 'kan beda. Lupa aing teh.

"By the way, tumben datengnya awal banget. Biasanya jam molor."

"Lagi pengen aja, siapa tahu ada hal menarik sebelum les dimulai."

"Gak ada yang menarik sama sekali, Zoe. Ke sini cuma cari ilmu doang, selebihnya ya cari rib—"

"Halo, Shilla!" sapa salah satu dari lima perempuan di depan kita.

[2] Favorite ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang