~43~

6.9K 359 19
                                    

Hayo.. siapa yang minta double up tadi? Nih saya kasih.. tapi kuat kan iman kalian ya??

Author gak tanggung jawab habis ini kalo ada yang langsung pergi gak selesai bacanya..

😁😁

Cap cuzzz...

...

"Mau kau bawa kemana Adik Ku?" Cegah Nathan dan Alex bersamaan di kedua sisi Niel. Fina sudah terlelap di sana tanpa tahu apa yang terjadi selanjutnya.

"Ijinkan dia menginap di tempatku malam ini." Pinta Niel tapi tak merendah.

"Apa kau pikir akan semudah itu?" Nathan tak terima.

"Aku tak bisa percaya padamu." Ungkap Alex tanpa ragu.

Sakit memang Niel telah kehilangan kepercayaan kedua anggota keluarga Fina. Tapi siapa yang menduga jika akhirnya mereka akan begini? Niel juga tak mau berpisah dari Fina saat itu.

"Kini saat nya kita beraksi.." gurau Henry dan Steven. Duo asisten tampan ini mengambil perannya masing masing. Mereka ada di pihak dimana Fina bahagia. Dan mereka percaya kebahagiaan Fina ada bersama lelaki itu.

"Ayo kita kembali Nate.. urusan kita sudah selesai disini. Kau menunggu apa lagi?" Smirk Henry. Seperti biasa ia akan meminta Nathan melakukan pekerjaannya yang sudah menumpuk setinggi segunung.

"Alex.. kita harus membicarakan sesuatu. Biarkan Niel mengurus adikmu kau tidak akan keberatan bukan?" Tanya Steven meyakinkan.

Siapa yang akan menolak keduanya jika dengan tutur kata lembut seperti itu?

Steven mengedipkan matanya ke arah Niel dan di balas dengan anggukan. "Kerja bagus Eve.." puji Niel dalam hati.

...

"Apa kau sudah bangun?" Niel berbaring menemani Fina yang terlelap di pelukannya. Gadis itu tak sedikitpun berniat melepaskan Niel.

"Eunghn.. Dimana ini?" Ucap gadis itu serak. Ia mendongak dan kembali manik amber itu tersenyum jahil ke arahnya.

Ia pun mundur ke belakang namun segera ada sesuatu yang mengenainya.

"Hmmpp.." Fina melenguh tat kala bibir manis Niel mengecap mulutnya dengan ganas. Wajahnya memerah dan panas. Fina yakin sekarang wajahnya seperti kepiting rebus.

"Ni.. el ... hmmpp." Fina mendorong tubuh Niel menjauh namun sia-sia. Pria itu seperti batu besar.. ya.. batu besar yang keras kepala.

Tapi ia sangat menyukai aroma Niel yang begitu memabukkan dan menjadi candu untuknya.

Fine terengah-engah usai ciuman yang merenggut paksa oksigen dari paru-parunya itu. Ia meremas baju Niel karena itu benar benar sangat melelahkan untuknya.

Dan ia harus di hadapkan kembali dengan keganasan Niel di atas ranjang. Fina menduga ini pasti ada di apartement baru Niel.

"Ni..ehhlll.." Fina menutup mulutnya saat Niel mencium lehernya.

"Mulut terkutuk.." Batin Fina. Ia membekap mulutnya agar suara-suara aneh tak keluar lagi.. sungguh ia sangat malu kini..

Fina di buat tak karuan oleh Niel. Pria itu melucuti satu persatu pakaian yang dikenakannya. Sedangkan ia masih fokus mengulum bibir Fina yang manis.

Terkutuk lah kau pakaian murahan batin Fina. Jika saja ia tak memakai rok sekarang setidaknya Niel akan kesulitan melakukannya.

Tangan Fina telah di kuncinya. Satu bagian tubuh Niel mampu memenjarakan seluruh tubuh Fina membuatnya tak bisa berbuat banyak.

Great Agent and Genius Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang