~46~

6.8K 345 6
                                    

"Fina hamil? Apa kau bercanda?" Niel mencengkram erat kerah leher Steven yang jenjang itu.

"..."

"Untuk apa aku berbohong tentang ini? Aku menyanyangi Fina seperti adikku tapi kau .. Bagaimana denganmu?"

Niel tak terima. Apa Steven meragukan cintanya pada Fina?

"Lalu kenapa Fina tidak memberitahu mu?" Pertanyaan itu sukses membungkam Niel. Jujur ia tidak tahu.. Setahu nya ia tidak membuat masalah yang berarti hingga Fina akan marah padanya.

"Aku tidak tahu, Mungkinkah dia ingin memberi kejutan untukku?" Pikirnya polos dan di tanggapi desahan pasrah Steven. Dengan wajahnya tak berdosa Niel justru tersenyum layaknya evil yang kejam.

"Oh tidak.. Jangan merencakan sesuatu yang mengerikan dengan otak bodohmu itu." Sindir Steven membuat Niel mencubit pinggangnya. Pria cantik iu pun mengaduh kesakitan, ia yakin itu pasti akan membekas nanti. Karena ia sudah sering kali mendapatkannya hanya karena menyingung Niel. Hal kecil sekalipun..

"Aku pasti akan membalasmu." Dendam Steven dalam hati.
Sungguh ia akan melakukannya?

Niel meraih leher pria itu dengan lengan dan menjepitnya. "Bantu aku memberi kejutan padanya. Tidak adil jika hanya aku yang di beri hadiah." Goda Niel membujuk Steven. Apa ia punya pilihan untuk menolaknya?

"Tapi kau harus tanggung resikonya sendiri jika terjadi sesuatu pada Fina dan Bayinya." Ucapku ketus.

" Aku mengerti, lagipula kita mempunyai mu disini." Astaga tatapan itu..

Steven mengernyit, Apa hubungannya dengan Ku? Dasar tidak waras. Ejek nya lagi dalam hati.

"Tapi apa ini Eve? Apa kau di gigit serangga tadi?" Niel menyentuh bercak kemerahan di leher Steven.

Steven merinding reflek menjauh dari Niel. Ia membenarkan posisi kerah yang menampakkan bekas kissmark itu. "Terkutuk lah kau Erick Sia*an" umpat nya dalam hati.

"Ini .. Bukan apa-apa. Hanya gigitan kecil. Sudahlah katakan apa rencananya?" Steven ke ceplosan dan malah terjebak dalam konspirasi untuk menjebak Fina. "Ampuni aku Fin." Mohon Steven dalam hati.

Niel mendekat dam mulai membisikkan ide gilanya. Awalnya Steven tak bisa menahan rasa kagum dengan rencana ini. Ini sangat berbahaya..

...

"Kau sudah pulang?" Fina yang duduk di kepala ranjang turun dan mengambil tas kerja Niel. Setiap Fina menginap di tempat Niel, Steven akan meningalkannya, pria cantik itu tak ingin menganggu dan lagi pula ia hanya akan menjadi obat nyamuk dan bahan sindiran Niel.

"Apa kau bosan?" Dikecupnya kening gadis itu.

Malam ini tidak akan ada adegan ranjang ataupun yang lain, hanya ada kasih sayang sederhana. Ingat bayi di dalam perut Fina.

Niel ingin menyentuhnya tapi di urungkan. Ia harus menahan sampai hari besar rencananya terlaksana. Alhasil batinya hanya bisa menggumankan kalimat, "Aku ingin menyentuhnya." Berulang kali.

Sungguh kasihannya. Padahal itu sudah jelas adalah bayinya sendiri.

"Ada apa ?" Fina menatap manik amber Niel penuh tanya. Beberapa hari ini Niel bersikap aneh dan mulai tak ingin menyentuhnya sama sekali.

Apa benar ketakutannya akan Niel yang bosan padanya jadi nyata? Lalu bagaimana dengan bayinya? Apa ia tak akan mendapatkan pengakuan dari ayahnya?

Takut akan semua ketakutan yang mungkin terjadi Fina memasukkan dirinya lebih dalam di pelukan Niel. Pria itu di buat kebingungan dengan sikap Fina tapi ia berusaha untuk agar tidak menerkamnya. Karena sekarang batinnya berteriak keras.."Aku ingin menyentuh mereka.."
Begitulah otak mesum itu bekerja di kala frustasi.

Great Agent and Genius Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang