"Fi.. Fina..." Niel tercekat. Ia tak bisa bersuara melihat netra cokelat terang dan wajah itu ada di hadapannya lagi..setelah sekian lama?
"Hai Niel...Bagaimana kabarmu?" Tanya Fina lembut sembari melantunkan senyuman khas nya.
...
Niel melangkah pasti ke depan..
"Aku ingin memeluknya." Pikir Niel.
"Tidak semudah itu Tuan." Pria lainnya masuk dan menarik Fina ke belakangnya. "Naaate.."Geru Fina. Pria ini memang tak bisa di hentikan dari mengganggu moment pentingnya.
"Siapa dia?" Tanya Charlie. "Aku adakah Kakak Tua nya." Jawab Nathan menyombong.
"Oh ya? Kalau begitu aku adalah Kakak nya juga. Benar kan Fin?" Jawab Charlie percaya diri.
Untung Fina meng iyakan pertanyaan nya itu , jika tidak sudah di pastikan Charlie akan malu sepanjang hidupnya. Henry yang melihat tingkah kedua manusia konyol ini hanya bisa menghela nafas jengah. 'Beginilah jika dua orang bodoh bertemu' Batin Henry.
"Niel.. aku sudah menemukan lokasi mere..." Steven yang buru- buru masuk dan tak fokus melewatkan pengenalannya.
"Li..Little Girl.." Ucapnya terbata.
"Hai Eve.." Sapa Fina dengan wajah polos cerianya. Lantas semua pria di ruangan itu menatap Steven dengan horror.
"Kau mengenalnya?" Tanya Nathan tak percaya.
"Kenapa kau tidak memberi tahu ku kau mengenal Fina." Geram Niel mengguncang pria tak bersalah itu.
"Ya.. Kau tahu.. aku bertemu dengannya kemarin di pesta. Memangnya siapa dia?" Tanya Steven dengan wajah tanpa dosa.
"Astaga.." Max, Charlie, lalu Karl dan Alby, mereka menepuk kening dan mendesah dengan gusar.
"Dia adalah gadis yang selama ini kami cari dengan susah payah dan kau,, bertemu denganya dengan mudah? Oh Astaga.." Max menjelaskan, ia tak habis pikir.
"Salah nya tidak memberitahu ku dan merahasiakannya dariku. Lagi pula kau yang tidak mau mendengarku malam itu." Tuduh Steven kesal.
Ia bukannya menyembunyikan fakta tapi salahkan Niel yang terlalu acuh pada nya.
"Fin.." Panggil Niel lirih.
"Nate.. lepaskan aku." Pinta nya. "Tapi Fin..."
"Aku akan baik-baik saja." Fina melepas tangan yang sudah menjaga dengan tulus selama ini.
"Tak apa. Biarkan mereka bertemu." Tepuk Henry seolah menenangkan.
".."
Tanpa kata dan suara. Satu hal yang pasti jarak di antara mereka sudah semakin menipis. Niel tak bisa menahan rasa bahagianya. Hingga akhirnya sepasang manusia itu berhasil bertemu satu sama lain.
"I Miss You Girl." Peluk Niel erat di tubuh yang sekian lama di rindukannya.
Fina tak sanggup lagi.. tubuhnya luruh bersama di pelukan Niel. Siapa bilang jika ia tak merindukan pria ini juga? Ia justru sangat sangat merindukannya. Siapa yang tahu jika takdir akan dengan kejamnya mempermainkan mereka?
"Me.. too.." Air mata Fina seolah turun bagai hujan... begitu derasnya.
Semua yang menatap juga tak bisa menahan isakannya dalam hati. Akhirnya setelah sekian lama menanti dan mencari.. Fina datang ke hadapan mereka sendiri.
Hampir 15 menit Niel dan Fina berpelukan membuat yang lain harus sabar menanti.
"Sudah cukup. Kau akan membuat matamu sakit." Alby menarik Fina dari Niel dan membuat lelaki itu merengut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Agent and Genius Girl ✔
Ficção Científica"Maafkan aku." Cicit Fina dengan suara yang hampir menghilang. "Plakk.. seharusnya aku tidak mempercayakannya pada gadis kecil sepertimu." Setidaknya Kelly tidak menyebutnya jalang. Ini lebih baik. Wajahnya kini terasa panas. Lebih tepatnya tubuhn...