"Arah jam 11 Alby. Mereka akan berbelok di tikungan selanjutnya." Peringat Fina dengan tangan yang memegang teropong pemindai panas. Ia bisa melihat dengan jelas jika Rosse melakukan perlawanan.
"Tuhan. Kumohon jangan kau ambil lagi seseorang yang berharga dihidupku." Doa Fina disela kepanikannya.
Kehabisan akal ia mengambil softgun kesayangannya dari balik mini skirt nya. Ia sudah bersiap membidik namun Alby menghentikannya dengan sebelah tangan.
"Apa yang kau lakukan?" Fina tampak marah.
"Kau akan membahayakan Rosse. Apa kau mau melukainya dan orang lain juga? Pikirkan dengan otak jeniusmu itu Fin." Entah itu pujian atau celaan yang pasti Fina sekarang tak senang sama sekali. Batinnya tersiksa dengan dilema ini.
"Maaf." Dengan berat hati ia menyarungkan kembali pistolnya.
"Pastikan kau menembak mereka nanti." Janji Alby saat ia semakin memacu mobilnya menyamai van hitam itu. Fina mengangguk dengan pasti seperti ada kilauana cahaya terpantul disana.
Vrommm.... brakkk... ckiitttt....
"Sekarang Fin." Teriak Alby saat mobil van itu berhasil terpotong gerakannya.
Dorr.. dorr. Dorr. Fina menembak ketiga ban itu dengan soft gun itu lagi. Alhasil mereka tak bisa berjalan lagi.
"Rosse.." Fina menembak pengemudi mobil itu hingga tewas. Tak adalagi belas kasihan yang terpancar di matanya. Tujuan satu satunya adalah menyelamatkan Rosse apapun yang terjadi.
"Jangan bergerak atau gadis ini akan mati." Ancam salah satunya yang ketakutan melihat pistol yang tertodong ke arahnya.
Bukannya takut Fina justru semakin menggila. Bersama kilatan petir yang menyambar dan mengeluarkan cahaya yang tak seberapa. Terlihat jelas smirk menghiasi wajah cantiknya, nampak mengerikan.
"Fina tolong aku." Lirih Rosse yang lehernya sudah di jepit paksa dengan tangan. Ia ketakutan sampai tubuhnya bergetar hebat.
Amarah Fina semakin memuncak saat Rosse dibawa menjauh.
"Berani-beraninya..Dor. Dor. Dor." Pria bersetelah hitam itu terkapar dengan luka tembak menganga dikaki dan perutnya.
Histeris. Rosse ketakutan saat melihat darah yang begitu banyak berkumpul disekitarnya. Ia jatuh dan kehilangan kesadaran.
"Rosse..!!" Fina menepuk pipi Rosse pelan untuk membangunkannya.
"Fina." Suara Alby terdengar setelah ia mengambil bagian orang yang melarikan diri.
"Biar aku membawanya." Tawar Alby menggendong Rosse ala bridal. Fina pasrah dibawah guyuran air hujan yang begitu deras.
...
Berantakan dan menyedihkan. Keadaan Fina sekarang. Ia bahkan tak diberi kesempatan untuk mengeringkan tubuhnya. Masih sama seperti sebelumnya, basah seperti anak anjing yang kehujanan. Belum lagi matanya yang sembam entah karena terkena rintikan hujan yang masuk atau tangis diamnya tadi.
"Apa yang kalian lakukan sampai seperti ini jadinya?!! Apa kalian tidak bisa membedakan mana ruang pribadi dan pekerjaan?!' Suara Boss menggelegar di ruangan tunggu rumah sakit.
Rosse. Gadis itu terbaring di kamar perwatan. Dokter bilang jika ia begitu syok hingga kehilangan kesadaran. Fina sadar itu, karena dirinya lah yang membuatnya sampai begitu.
"Tapi kami berhasil membawanya kembali, jadi apa masalahnya sekarang Boss?" Alby mencoba melawan tapi sia sia...
"Dan membunuh semua? Begitu maksudmu?" Tantang Boss lagi membuat Alby terbungkam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Great Agent and Genius Girl ✔
Fiksi Ilmiah"Maafkan aku." Cicit Fina dengan suara yang hampir menghilang. "Plakk.. seharusnya aku tidak mempercayakannya pada gadis kecil sepertimu." Setidaknya Kelly tidak menyebutnya jalang. Ini lebih baik. Wajahnya kini terasa panas. Lebih tepatnya tubuhn...