~44~

7.2K 357 2
                                    

.....

"Steven.. apa kau melihat Fina?" Tanya Niel dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya.

Bagaimana tidak ketika membuka mata ia tak bisa menemukan keberadaan Fina sama sekali. Dan Semua orang juga tidak tahu dimana ia sekarang.

Niel mengacak rambutnya dengan gusar. Kemana lagi ia harus mencari gadis itu..

Alex..
Pria itu pasti tahu dimana Fina.

Ia segera men deal nama sesorang.
Tuuttt... tuttt.... tersambung.

"Jack.. apa kau tahu dimana Alex?" Niel berniat menuju tempat Jack sekarang.

"Jangan coba-coba pergi Niel. Kau masih punya banyak hal untuk di lakukan." Cegah Steven menahan bahu pria itu. Mereka mengabaikan Jack seberang sana.

Berdecak sebal dalam hati Niel merasa semua tidak adil. Kenapa ia tidak di bolehkan untuk mencari Fina? Apa ia sudah keterlaluan tadi malam hingga Fina meninggalkannya lagi?

"Dia akan kembali jika sudah selesai dengan semuanya." Tambah Steven meninggalkan Niel yang mematung. Dan sedetik kemudian ia tersenyum smirk tanpa Niel tahu.

Sementara itu di tempat lain.

"Kau baik Fin? Wajahmu tampak pucat." Nathan melihat bibir adiknya tak se merah biasanya.

"Tidak.. aku baik baik saja hanya sedikit lelah. Nate.. bisakah..."

"Apa?" Tanya Nathan yang terfokus dengan berkas di tangannya.

"Tidak.. lupakan saja.. aku akan meminta Henry melakukannya." Cabik Fina menggembungkan pipinya. Ia kesal karena di abaikan.

Tidak ada yang tahu apa yang di inginkan gadis itu.

Henry mengerutkan alisnya. Ia menatap Nathan yang sudah meremas dokumen di tangan. Mereka ada di kantor Nathan sekarang. Dan Fina yang bosan terlanjur mengikutinya.

Sebenarnya Fina belajar untuk mengerjakan pekerjaan nya sebagai CEO baru. Tenang saja, ia tak akan merebut milik Nathan karena itu sejak awal bukanlah miliknya meskipun Nathan selalu memaksa untuk menerimanya.

Aku akan mendirikan perusahaan ku sendiri dan menjadi pimpinannya. Itu adalah alasan yang selalu di pakai untuk menolak Nathan.

"Apa dia bisa melakukan apa yang kau inginkan sebaik diriku?" Nathan melirik Henry dari ujung kaki sampai ujung kepala. Yayasannya tampak meremehkan.

"Kenapa aku merasa tersinggung dengan itu?" Batin Henry.

"Why.. dia juga bisa melakukannya. Lagi pula kau terlalu sibuk dengan urusan mu. Seharusnya aku pergi ke tempat Ayah dan kak Alex saja." Fina segera bangkit namun tertahan karena kepala yang pening, berputar seperti gasing.

Segera Henry menangkap Fina meski belum sampai jatuh. Tapi sikap protektif ini selalu di anggap Fina berlebihan  meskipun hanya luka kecil yang di terimanya.

"Sorry.. Aku hanya sedikit pusing saja."

"Kita harus pulang. Seharusnya kau tidak ikut kemari." Ucap Nathan mengambil Fina dan membawanya bridal style.

"Tenanglah Nate.. aku baik-baik saja.. biarkan aku tidur sebentar." Pinta Fina menyembunyikan wajah tidurnya di dada bidang Nathan.

Nathan menurut saja. Ia berpikir jika memang akhir-akhir ini Fina sangat sibuk untuk mengurus pendidikannya yang akan selesai.

"Tidur yang indah Fin." Bisik Nathan kembali meninggalkan Fina dan berkutat dengan pekerjaan nya semula.

"Kau pikir dia baik-baik saja Nate??" Henry masih enggan untuk meninggalkan Fina.

Great Agent and Genius Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang