Hai kembali lagi sama author gabut :p
Apa kabar? Baik kan? Alhamdulillah :)
Oh ya, jangan lupa vote dulu gais biar gak lupa:)
Dah lah, gak usah banyak omong.
Hayuk meluncur ✈️✈️***
Hembusan angin dan suara ombak mendominasi tempat ini, juga ada suara burung. Menenangkan sekali, ditambah lukisan senja dari Sang Kuasa menambah kesan menyenangkan sekaligus menenangkan. Membuat siapa saja betah berlama-lama berada disini, seperti laki-laki satu ini.
Setelah pertemuannya dengan seseorang, ia menjadi bimbang dalam mengambil keputusan. Orang itu Dino, ya dia sekarang berada disini. Menikmati saat-saat matahari terbenam, melepaskan penatnya sejenak.
"Senja, banyak orang yang menyukaimu, tapi... Banyak juga orang yang membencimu." ucap Dino sambil menatap matahari yang tinggal satu per empat yang belum terbenam.
"Orang yang membenci senja, mungkin orang yang tak pandai bersyukur." ucap seorang perempuan yang tiba-tiba berada di samping Dino, tanpa sepengetahuan Dino.
Dino yang terkejut, langsung membalikan badan dan melihat Aghata disebelahnya. Ia tiadak tau sejak kapan Aghata ada disitu.
"Hai Ta, sejak kapan lo disini?" tanya Dino sambil melihat wajah Aghata yang terkena pantulan cahaya merah marahari.
Indah. Pikir Dino.
"Tadi gue jalan-jalan sama adek gue, tapi dia tiba-tiba ilang kaya jalangkung. Trus gue kaya liat lo, jadi gue samperin." jawab Aghata sambil tersenyum.
"Owalah ya, oh iya kenapa lo bilang orang yang membenci senja itu tak pandai bersyukur?" tanya Dino penasaran, ia tidak tau arah jalan pikiran Aghata.
"Karena mereka pikir senja hanya membawa mereka kedalam kegelapan. Tapi asal lo tau, di dalam kegelapan itu kita bisa menemukan bintang yang indah, yang tidak bisa kita temukan di siang hari ataupun di saat senja. Hanya di dalam kegelapan, dan hanya orang yang pandai bersyukur yang tau akan hal itu, dan tidak mengeluh jika mereka ada di dalam kegelapan." jawab Aghata panjang yang membuat Dino melongo, bahkan Dino tidak sampai berpikir sejauh itu.
"Lo hebat ya, bahkan disaat orang lain memandang sesuatu dari sisi negatifnya, lo bahkan masih bisa melihat sesuatu itu dari sisi positifnya. Keren, bahkan gue gak bisa kaya elo." ujar Dino jujur, ia takjub dengan Aghata. Jarang sekali ia bisa menemukan orang terutama wanita yang bisa melihat sesuatu dari sisi positifnya meskipun sisi negatif itu yang mendominasi.
"Ya udah deh, gak usah gitu. Jadi besar kepala kan gue!" ucap Aghata sambil tertawa, ia bahkan tidak mencoba jaim di dekat Dino.
"Yaudah ntar kalau dah besar kepalanya, lo kecilin lagi aja kepalanya. Gampang kan? Life is easy sis." balas Dino yang masih setia menatap senja.
"Hahaha, bisa ae lo Din! Lo suka senja ya?" tanya Aghata tiba-tiba yang membuat Dino menoleh.
"Gue gak terlalu suka senja. Dia datang dan tiba-tiba pergi seenaknya, meski ia berjanji akan kembali dan berpamitan saat akan pergi, tapi senja sedikit kejam." jawab Dino jujur.
"Pendapat setiap orang memang berbeda, dan gue juga gak bisa memaksa lo untuk suka sama senja, tapi coba lo lihat dari sisi positifnya, pasti lo suka." ucap Aghata dan hanya mendapat respon senyum tipis dari Dino.
Aghata kemudian berdiri dan menunduk menatap Dino, "Lo pasti bakal suka sama senja, gue yakin itu. Dan ya udah deh, gue mau pulang, adek gue dah nunggu gue. Bayy sampai ketemu lagi!" ucap Aghata kemudian pergi meninggalkan Dino sendiri.
***
Hari muali gelap, matahari sudah mulai menghilang, warna indah langit senja kini berubah menjadi gelap. Seorang gadis sedang menatap langit malam dari balkon kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Journey
Randomperjalanan panjang, yang enatah kemana akan membawaku pergi. mungkinkah ketempat baru atau ketempat yang sama dengan suasana baru. aku sendiri bahkan tidak tau kapan perjalanan ini akan berakhir. tapi percayalah bahwa aku akan melanjutkan perjalank...