ENAM BELAS

115 51 37
                                    

Hai hai!
Kembali lagi sama author gabut :v
Jangan lupa vote sebelum membaca:)
Hayuk meluncur ✈️

***

Suara kicauan burung dan sinar matahari pagi membuat gadis yang sedang tertidur bangun dari mimpinya. Gadis itu perlahan membuka kedua bola matanya, dan melihat jam yang ada di nakas. Jam sudah menunjukkan pukul enam kurang dua puluh menit, hal itu langsung membuatnya bangun dari tempat tidur dan langsung mandi.

Pagi ini entah kenapa Bila lumayan semangat untuk bersekolah, setelah ia mendapatkan pencerahan dari Rina tadi malam. Ia mulai menyadari bahwa selama ini ia kurang bersyukur atas apa yang ada disekitarnya.

Tidak butuh waktu yang lama, Bila sudah selesai mandi dan berpakaian. Ia kemudian memakai bedak tipis dan liptin, agar bibirnya tidak kering. Setelah ia selesai, Bila langsung mengambil tasnya dan turun ke lantai bawah untuk sarapan.

"Pagi kak Rin!" Seru Bila mengagetkan Rina.

Rina geleng-geleng melihat tingkah adiknya itu, tidak biasanya Bila seperti ini. "Kenapa kamu? Abis menang lotre?" tanya Rina sambil mengoleskan selai di rotinya dan Bila.

"Ish sok tahu, tempe enak," ucap Bila sambil tertawa.

"Iyain aja kan, umur gak ada yang tau," balas Rina sambil menaruh dua lembar roti di piring Bila.

Bila kemudian menatap kakaknya itu dengan tatapan malas. "Iya umur gak ada yang tau, barang kali yang ngomong gitu yang mati duluan!" kesal Bila.

Rina terkekeh mendengar jawaban adiknya itu, ada-ada saja pikirnya. "Iya Bil iya, serah deh! Emang kamu kenapa? Semangat banget hari ini, ada apa?" tanya Rina.

"Hehe gak papa, cuma mau menjadi lebih baik dan merubah kebiasaan buruk," jawab Bila.

"Owalah, syukur deh kakak seneng dengernya," ujar Rina. "Dah cepet makan sarapannya!"

Setelah itu mereka fokus kepada makananan mereka, dan tidak ada yang membuka percakapan. Tak lama, mereka sudah menyelesaikan sarapannya dan Bila langsung pamit berangkat sekolah.

"Berangkat dulu kak, assalamualaikum," pamit Bila sambil mencium tangan kakaknya.

"Iya waalaikum salam, ati-ati!" Jawab Rina kemudian mengantar Bila sampai depan.

***

Hembusan angin dan sinar matahari pagi menerpa wajah kusutnya. Ia semalam tidak dapat tidur dengan tenang, karena memikirkan keputusan yang ia ambil. Orang itu Dino.

Rumah pohon, tujuannya saat ini adalah rumah pohon. Ia butuh untuk menenangkan otaknya, dan melepaskan orang-orang yang dia sayang secara perlahan. Ia butuh waktu untuk sendiri, tapi ia juga butuh orang untuk mendengarkan keluh kesahnya.

"Lagi galau mas? Kenapa galau? Apa karena adek gue punya cowok?" tanya seorang perempuan yang tiba-tiba datang dan mengagetkan Dino.

"Ngapain sih lo?! Ganggu tau gak Rin!" Ujar Dino kepada perempuan itu, ya perempuan itu Rina.

Rina hanya menyengir, "Ya udah maapin gue. Lo kenapa ada masalah? Gue lihat wajah lo kusut banget njir!" ujar Rina, jadi tadi saat Rina lari pagi di taman kompleks, ia melihat Dino berjalan dengan wajah kusut. Ia tau jika Dino saat ini sedang tidak baik-baik saja, ia sudah mengenal Dino lama.

Long JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang