DUA PULUH EMPAT

79 31 26
                                    

Hai kembali lagi sama author gabut :v
Penasaran kan kalian sama Vino, nah karena lagi gabut pakai banget, ditambah kuota utama habis, Ana mau double updet buat hari ini. Maklum Ana itu sedikit gak modal, dan ini up aja pakai kuota gratisan :(
Malah banyak bacot kan Ana, kuy lah langsung ke ceritanya :)
Hayuk meluncur ✈️✈️

***

Pagi ini Rey bangun lebih pagi dari biasanya. Ia ingin hari ini berangkat bersama Bila, dan ia datang kerumah Bila. Pukul 06.00 ia sudah siap dan langsung pergi kerumah Bila. Entah kenapa hari ini ia seperti memiliki firasat yang tidak enak.

"Eh Mas Rey, tumben udah siap? Mari sarapan dulu Mas, biar Bibi iya siapkan." ujar Bibi yang melihat Rey datang.

"Enggak usah Bi, aku minum susu aja deh. Lagian aku mau jemput temen," ujar Rey setelah menghabiskan susu digelasnya.

Bibi kemudian mengangguk, dan tersenyum. "Ya udah deh Mas, kalau gitu ati-ati aja ya." pesan Bibi yang sudah Rey anggap seperti keluarganya sendiri.

"Iya, makasih Bi. Jangan lupa Bibi makan juga ajakin pak Jono sekalian ya!" pamit Rey kemudian langsung keluar.

Ia kemudian menghampiri motornya yang sudah disiapkan Pak Jono, "Makasih pak." ujar Rey dengan senyum, tidak seperti biasanya.

Ia lalu mengambil handphone di sakunya, dan mengetikkan pesan kepada Bila.

Rey : Bil, tunggu gue ya! Gue jemput habis ini. Awas kalau lo masih ngebo!

Setelah itu, ia langsung melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumahnya, dan menuju rumah Bila. Dan jalanan pagi ini belum terlalu ramai, jadi ia tidak perlu mengebut.

***

Setelah selesai mandi dan ganti baju, ia melihat ada notifikasi dihandponnya, dan itu dari Rey.

Rey : Bil, tunggu gue ya! Gue jemput habis ini. Awas kalau masih ngebo!

"What?! Seenak jidat main asal jemput!" ujar Bila kesal, ia juga tidak membalas pesan dari Rey.

Ia kemudian segera merapikan dirinya, dan melihat ke cermin. Semoga saja Rey tidak sadar jika ia habis nangis semalam. Ia lalu mengambil bedak dan menaburkan di wajahnya sedikit, ia tidak suka jika harus berdandan menor seperti cabe-cabean.

Setelah ia rasa siap, ia kemudian langsung turun kebawah. Ia melihat ketiga anggota keluarganya sedang menyantap sarapan, sebenarnya ia malas untuk pamit. Tapi ia tidak mau terlihat seperti itu dan membuat Rina sedih.

"Eh Bil, ayo sarapan dulu! Sini duduk," ajak Rina yang menyadari kedatangan Bila di sampingnya.

Bila tersenyum, "Gak usah kak, Bila cuma mau minum susu aja. Kasian kalau nanti temen Bila nunggu, habis ini dia sampai." ujar Bila kemudian menghabiskan susu yang ada di gelasnya.

"Dih dasar! Pacar kamu kan?" tanya Rina membuat Bila salah tingkah, dan hal itu tidak luput dari pandangan Riana dan Ridwan.

"Bukan, dia cuma temen. Ya udah Bila pergi dulu, assalamualaikum!" pamit Bila tanpa mencium tangan kedua orangtuanya dan Rina, ia langsung pergi keluar rumah.

Sampai di luar, ia melihat motor Rey yang baru saja datang, dan ia langsung menghampirinya. "Udah, ayo langsung berangkat!" perintah Bila, ketika Rey akan turun dari motornya.

Long JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang