FOUR : The Last Spring Day

2.8K 304 24
                                    

November 2012. Melbourne, Australia

_____

"Hiks, Mingyuuu!"

"MINGYUUU!!!"

"HEI AKU DI BELAKANG RUMAH! TIDAK PERLU TERIAK!"

"Mingyuuu..."

"Hei, kamu kenapa?" Mingyu yang tengah meninju samsak milik pamannya, segera berlari menghampiri Rose yang tengah menangis sambil memeluk gitar di depan pintu

"Chaeng, ada apa?" tanya Mingyu sambil berusaha membenahi rambut Rose yang terurai ke depan wajahnya

"Hiks, gitarku patah... Huaaa..." Rose kembali terisak

"Lalu?"

"Lalu? Kamu bilang lalu?" isakan Rose berhenti setelah mendengar respon dingin dari Mingyu

"Hehe... aku hanya bercanda, Chaeng" Mingyu mencubit kedua pipi chubby Rose

"Sini kemarikan" Mingyu segera meraih gitar kesayangan milik sahabatnya itu dan membawanya ke ruang tengah untuk diperbaiki

"Pulanglah, Chaeng. Mungkin ini akan lama. Besok aku kembalikan" ucap Mingyu yang tengah menyambung bagian patah dari gitar

"Tidak, aku akan menemanimu disini. Paman Dave sedang pergi kan?" Rose menyandarkan punggungnya pada sofa sambil mengamati cara kerja Mingyu yang terlihat telaten dan serius sekali. Sesekali dia tertawa karena melihat Mingyu yang tengah serius seperti ini, jatuhnya malah terlihat menggemaskan

"Apa setelah menangis, kamu menjadi gila dan tertawa sendiri seperti itu?"

"Mingyu-ya! Aku tidak gila!" Rose kembali berteriak di samping Mingyu. Sebenarnya bagi Mingyu, berbicara dengan Rose selalu membuat telinagnya sakit, tapi juga membuatnya tidak melupakan cara dan bahasa orang Korea, Mingyu berterimakasih akan itu

"Iya-iya, tapi pulanglah atau aku akan dituduh habis-habisan oleh ayahmu seperti pekan lalu"

"Iya-iya, aku pulang. Selamat bekerja Mr. Kim!" ucap Rose meniru gaya bicara Mingyu di ambang pintu yang membuat Mingyu tertawa kecil

_____

"Apa rencanamu hari ini, jagoan?" tanya paman Dave sambil menyeruput kopi paginya di depan pintu

"Paman, berhenti memanggilku seperti itu" jawab Mingyu sambil membawa roti panggang dan duduk di dekat Dave

"Hei, memangnya kenapa? Aku suka memanggilmu jagoan. Jagoan kecil"

"Paman stop!"

"Baiklah, jagoan. Apa rencanamu hari ini?" mendengar kata 'jagoan' lagi, Mingyu hanya menghembuskan nafasnya pelan

"Maaf, sudah terbiasa. Paman juga menyukainya, hehe"

"Sebenarnya aku tidak tahu akan melakukan apa hari ini, tapi nanti sore aku akan pergi mengembalikan gitar itu" ucap Mingyu sambil menunjuk gitar yang berada di atas meja

"Sepertinya itu milik gadis tuan Park, kamu mencurinya?"

"Ya! Aku diminta memperbaikinya kemarin. Mengapa paman begitu negatif terhadapku?" Dave tertawa sambil memegang perutnya karena lelah tertawa

"Hmmm, sepertinya paman mencium bau-bau hubungan diantara kamu dengan gadis Park itu"

"Astaga paman, kami hanya bersahabat sejak dulu. Paman tahu itu" ucap Mingyu yang mulai jengah karena terus digoda oleh Dave

"Kamu tidak berencana untuk mengencaninya? Kamu sudah paman ajari mengendarai mobil bukan. Lagipula dia juga gadis yang cantik"

"YA! lebih baik paman cari wanita lain yang seumuran dengan paman. Jangan mengganggu gadis sepertinya!"

"Hei, mengapa kamu marah saat paman berkata dia gadis yang cantik? Sudah kuduga kamu menyukainya" Dave kembali menyeruput kopinya "Dalam buku yang paman baca, tidak ada kata sahabat diantara laki-laki dan perempuan. Pasti diantara mereka ada yang jatuh cinta"

"Sejak kapan paman membaca buku seperti itu? Aku kira paman hanya membaca koran bekas yang ada di gudang"

"Kamu bahkan bisa membacanya, jagoan. Bukunya berwarna merah ada di rak tengah"

"Tidak, aku tidak tertarik dengan hal seperti itu"

_____

"Maaf aku terlambat, kamu sudah lama disini?"

"Tidak apa, ini gitarmu nona"

"Daebak! Kamu sungguh hebat Mingyu!" ucap Rose dengan logat Koreanya saat meraih gitar kesayangannya

"Aku benar-benar berhutang padamu untuk ini" Rose mulai mencoba memetik senar giarnya dan seakan tidak peduli di mana mereka berada

"Setelah gitar ini, kamu tidak akan berencana menghancurkan piano di rumahmu juga, kan?" ucapan Mingyu hanya dibalas dengan sebuah pukulan

"Kamu hanya perlu berterimakasih, Chaeng. Itu sudah cukup" Mingyu suka ini. Dimana hanya ada dirinya dan Rose juga ketenangan seperti ini. Menurutnya, Rose akan terlihat begitu menawan ketika bermain gitar sambil bernyanyi

"Tidak, aku akan menraktirmu makan, aku tahu kamu suka makan"

"Tolong berkaca, kamu juga suka makan. Sama sepertiku"

Mingyu hanya memerhatikan Rose. Caranya bernyanyi sambil tersenyum, jari-jari lentiknya yang sangat lihai memetik senar, dan jangan lupakan suaranya yang merdu itu. Mingyu menyukai segalanya tentang Park Chaeyoung

"Mingyu, kamu bisa bermain ini? Aku sangat ingin mendengar dirimu bermain ini sambil bernyanyi" tanya Rose yang membuyarkan lamunannya

"Tidak, aku tidak bisa" Mingyu segera mengalihkan pandangannya kepada objek lain

"Hei, aku ingat kamu pernah bermain gitar sambil bernyayi di rumahmu waktu itu"

'Damn it Park Chaeyoung'

Rose menarik jaket hitamnya. Mingyu tidak suka ini, jantungnya terus berdetak tidak beraturan saat Rose seperti biasanya memegang bahkan memukul tubuhnya. Apa Mingyu yang hanya merasakan ini. Baru kali ini, mungkin perkataan paman Dave benar

"Aku sudah lupa kuncinya"

"Ayolah, hanya untukku. Bernyanyilah, aku menyukai suaramu" Rose berusaha membujuk Mingyu, bahkan dengan menampilkan aegyo yang sering di lakukan orang Korea Selatan

"Iyaaa... aku akan bermain untukmu" Mingyu mulai meraih gitar milik Rose dan memetik senarnya perlahan

So I say a little prayer
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue
To see you once again
My love

Overseas from coast to coast
To find the place I love the most
Where the fields are green
To see you once again
My love

My Love-West Life

















TBC

Ada yang nge ship mereka jugaaaa? :):):):):):):):):):):):):)

Idol cewek yang dipasangin sama Kiming buanyak

Mingyu memanglah fakboi kelas kakap

16/04/20

𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang