FOURTY ONE : 17 Again

767 87 3
                                    

"Chaeyoung-ah, sebenarnya kau mau kemana?"

"Menculik Mingyu"

Nyonya Park menatap anak bungsunya dengan alis yang tertaut. Sedangkan Rose masih sibuk merapikan pakaiannya dan mengecek isi di dalam sling bag yang akan dia bawa

"Oke, eomma. Aku akan berangkat sekarang" ucap Rose sambil melambaikan tangannya kepada nyonya Park

"Jangan merepotkan Mingyu!"

Ucap nyonya Park dengan cukup lantang dibalas gestur tangan Rose yang seakan mengatakan 'oke' sambil berjalan menuju teras depan rumahnya

Gadis itu tersenyum tipis saat kedua netranya menangkap sosok Mingyu yang kini asik mengobrol bersama ayahnya yang seharusnya sudah berangkat kerja sejak tadi. Bukankah ayahnya kurang suka dengan Mingyu?

Rose memilih mendekati mereka berdua yang tidak menyadari kehadirannya disini

"Appa belum berangkat?"

"Kau mengusir, appa?"

Rose melebarkan matanya "Aniyooo"

Setelah beberapa saat drama antara ayah dan anak perempuannya terjadi. Kini Mingyu sibuk menyusuri lantai rumahnya untuk mengambil kunci garasi

Rose merengek, gadis itu bersikeras ingin menaiki mobil jeep yang Mingyu bawa kemarin saat mengantar nyonya Park menuju super market, bukan mobil berjenis sedan yang dia pakai hari ini dan kemarin saat pertunangan Alice

Mengambil kunci, membuka garasi, memasukkan mobil yang diluar, dan mengeluarkan mobil jeep yang gadis itu inginkan. Mingyu mengela nafasnya perlahan sambil melakukan semua pekerjaan satu persatu

Sedangkan gadis itu sendiri sibuk membersihkan gitar milik Mingyu yang dia temukan di ruang tengah. Terlihat sedikit berdebu. Diam diam dia akan memasukkannya ke dalam mobil yang akan mereka kendarai

"Kemana?" ucap Mingyu dari balik kemudi, melirik sekilas Rose yang sejak tadi terlihat exited menaiki mobil jeep dua pintu modifikasi untuk pertama kali

Gadis itu membuka kaca mobil di sisinya lebar lebar agar dia bisa merasakan hembusan angin pagi menjelang siang yang cukup hangat saat mengenai kulitnya

"Tidak tahu" jawab Rose ringan sambil tersenyum menatap Mingyu disampingnya

Pria itu diam tidak berucap namun wajahnya terlihat sedikit frustasi dengan tingkah Rose sejak tadi. Mingyu memilih untuk terus menginjak pedal gas dan melanjutkan perjalanan tanpa tujuan mereka berdua

Mingyu melihat jam di pergelangan tangan kanannya, jarum pendek sudah melewati angka dua belas. Pria itu melirik Rose disampingnya. Gadis itu masih terlihat menikmati hembusan angin seperti tadi

Perjalanan mereka berdua hanya diisi alunan musik dari radio di dalam mobil

Rose menatap Mingyu dengan wajah bingungnya saat pria itu tiba tiba menghentikan mobilnya dan segera membantu membuka pintu di sisinya

Tanpa banyak bertanya Rose segera turun diikuti Mingyu di sebelahnya, masuk ke dalam rumah makan yang belum pernah dia ketahui

Rose menatap wanita paruh baya yang membekap mulutnya saat menatap Mingyu. Dengan kedua mata yang masih membulat seakan tak percaya dengan apa yang dia lihat

Gadis itu mendongak untuk menatap Mingyu di sampingnya, ekspresi wajah pria itu tampak datar, sama seperti sebelumnya

"M_mingyu? Kau bukan?" ucap wanita paruh baya itu dengan sangat pelan saat Rose dan Mingyu sudah berdiri tepat di depan meja kasir

Mingyu terlihat tersenyum kecil lalu mengangguk "Bisa kami memesan makanan?"

Wanita itu mengangguk sambil meraih daftar menu di sampingnya "Sungguh ini membuat jantungku serasa hampir lepas"

Senyuman kecil Mingyu kembali membalas ucapan wanita paruh baya di depannya. Pria itu menggeser daftar menu kepada Rose

"Bastian berkata padaku jika kau telah tiada"

Mingyu menatap wanita di depannya yang terlihat memijit pelipisnya. Pria itu cukup terkejut dengan cara Bastian menyembunyikan identitasnya yang lama

Sedangkan Rose, gadis itu nampak bingung dengan semua hal yang mereka bicarakan. Siapa wanita pemilik ini lalu siapa Bastian?

"Nona kau memesan apa?" tanya wanita paruh baya itu kepada Rose

Setelah gadis itu selesai memesan makanan diikuti Mingyu, pria itu sedikit mencondongkan badannya kedepan "Boleh aku duduk di sana?" ucap Mingyu sambil menununjuk lantai atas dengan jari telunjukknya

"Tentu, semua masih sama seperti dulu" ucap wanita paruh baya itu diakhiri senyum di bibirnya

Sungguh Rose tidak paham dengan semua ini. Hari ini dia yang menculik Mingyu, tapi kenapa justru pria itu yang terus memimpin perjalanan hari ini, bukan dirinya?

Kini gadis itu semakin dibuat bingung dengan Mingyu. Pria itu kini terpantau menggenggam telapan tangannya, menuntunnya menaiki tangga menuju lantai dua. Tidak, Rose menyukai sisi perhatian dadakan Mingyu tapi bukan itu rencananya hari ini. Lalu segera melepaskan genggamannya begitu mereka sampai

Mingyu menarik kursi untuk Rose dan beralih menarik kursi untuk dirinya sendiri. Ruangan yang di dominasi kaca itu hanya diisi mereka berdua

Mingyu duduk dengan bibir tertutup rapat, menolehkan kepalanya kesamping. Kedua mata tajamnya fokus melihat apapun dari balik kaca di sampingnya

Pria itu mengajak Rose duduk disini karena berusaha menjaga privasi gadis itu sebagai selebriti. Tempat ini adalah tempat dimana dia dan almarhum pamannya sering datang untuk mengisi perut sambil menghabiskan waktu bersama

Rose kini diam sambil bergelut dengan pikirannya sendiri. Menatap Mingyu yang masih melihat kearah luar, entah melihat apa karena diluar sana hanya terdapat pepohonan yang menjulang

Sikap dingin Mingyu mampu membuat moodnya kini mulai buruk. Entah apa yang sedang pria itu rasakan atau apa yang sedang dia pikirkan sekarang

Gadis itu merasa jika Mingyu menahan sesuatu, terlihat dari bibirnya yang terus terkatup rapat. Rose semakin menyadari jika dia hanya mengenal sebagian kecil dari sosok pria itu.

Mengenal pria itu sejak mereka berada di taman kanak kanak, meskipun dia selalu bersama pria itu sejak kecil tidak membuat Rose tahu seberapa banyak sisi yang dimiliki Mingyu

TBC









bayik lagi curcol sama calon ayah mertua

bayik lagi curcol sama calon ayah mertua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang