TWENTY EIGHT : Intention.

898 95 8
                                    

Mingyu mengendarai kuda besi miliknya dengan kecepatan penuh. Menembus jalanan malam ini yang lumayan padat

Jantungnya terus berdegup dengan cepat setelah melihat isi pesan dari nomor asing yang masuk di ponselnya beberapa menit yang lalu

Mingyu menggeram kesal. Dia tidak ingin kembali pada hal-hal yang dia tinggalkan selama ini. Karena, dan hanya demi Rose, semua Mingyu lakukan untuknya

Tapi kini, Rose lah yang secara tidak langsung menarik Mingyu kembali masuk ke dalam lubang yang telah dia tutup rapat-rapat

Dengan setelan jas yang masih melekat di tubuhnya, Mingyu menyambar jaket, dan segera menancap gas motor yang berada di basement perusahaannya

Kedua mata tajamnya menangkap beberapa mobil dengan sekumpulan pria di depan gerbang rumah yang terlihat usang. Mingyu melepas helm, dan menuruni motornya, segera menghampiri kerumunan pria tersebut

"Hey, dude!" salah satu diantara mereka melambaikan tangan kepada Mingyu

"Dimana dia?"

"Masuklah dulu"

Mingyu melangkahkan kedua kakinya cepat memasuki pekarangan rumah, kemudian menuju ruang utama rumah tersebut. Kedua matanya menelusuri setiap inci ruangan. Bersiap dengan segala kejutan yang akan dia terima

"Chaeyoung-ah!"

Hatinya seketika lega namun jantungnya kian berdegub cepat saat melihat Rose terduduk memunggunginya dengan kedua tangan terikat pada sandaran kursi

Mingyu segera berlari menghampiri kekasihnya yang berada di ujung ruangan

"Fuck! Lepaskan aku!"

Mingyu menggeram saat kedua lengannya dicekal dari belakang. Disaat bersamaan, ada banyak pria yang masuk melingkari tubuhnya

Salah satu dari mereka memukul kedua betis Mingyu dari belakang dengan balok kayu. Membuatnya berlutut di lantai

"KAU AKAN MATI KIM MINGYU!" ucap pria berjubah di ujung ruangan

"Siapa kau?" ucap Mingyu dengan tatapan dinginnya

"Kalian, tunjukkan siapa aku"

Kemudian seseorang mulai menghantam rahang Mingyu bergantian

Mingyu hanya dapat melihat bibir pria itu yang kini berada tepat di samping Rose. Perlahan tangannya mengelus pipi, dan mengusap rambut Rose

"JAUHKAN DARIMU DARI MILIKKU!"

Teriakan Mingyu menggema di ruangan tersebut. Dengan kedua tangan yang masih tercekal

"Milikmu, hm? Bagaimana jika aku menciumnya?"

Mingyu membulatkan kedua matanya terkejut. Tidak, tidak ada seorangpun yang bisa menyentuh gadisnya, dia hanya milik Mingyu

"KEEP YOUR FUCKING HANDS AWAY!"

Mingyu memberontak dengan tiba-tiba membuat cengkraman pada kedua lengannya lepas

"Cepat singkirkan kotoran kecil itu dari jalanku!" ucap pria berjubah lalu pergi, sedetik kemudian semua pria di ruangan mulai menyerang Mingyu

Dengan cepat Mingyu menangkis, dan membalas semua pukulan yang dia terima. Mingyu memukul, dan membanting satu persatu lawannya seperti kesetanan

Dia tidak bisa berpikir dengan jernih. Mingyu hanya ingin segera menghampiri Rose, dan mendekap erat tubuhnya

"Kemari kau brengsek!" melihat Mingyu yang mampu meratakan lebih dari setengah dari mereka, membuat pria-pria suruhan itu segera meninggalkan ruangan

Mingyu berlari menuju ke ujung ruangan untuk menghampiri gadisnya yang terikat di kursi tempatnya duduk. Menyentuh bahu gadisnya "Chaeng"

Mingyu melebarkan kedua matanya tidak percaya, dan segera menyibakkan kain yang menutupi separuh tubuh manekin yang dia pikir adalah gadisnya

Mingyu sungguh mengira jika itu adalah gadisnya. Dengan rambut, dan tubuh yang sama

"Shit!"

Mingyu mengacak rambutnya frustasi. Berlari menuju motornya, dan segera pergi

_____

"Aku tidak bisa menurutimu lagi"

Mwo?! Kau gila?!

"Kau hanya ingin membunuh Kim Mingyu"

Tidak! Kata siapa?

"Kau hanya ingin membunuhnya!"

Dari mana kau tahu?!

"Jadi benar"

Kita sudah sepakat! Kau tidak bisa
pergi begitu saja!

"Atau kau akan melukai keluargaku?"

"Setelah keluargaku ternyata
menyingkirkanku dari mereka selama ini?"

"Aku tidak peduli"

Ya! Kim Minju, kau tidak bisa pe_

"Jangan hubungi aku"

Minju segera mematikan ponselnya. Menyandarkan punggungnya pada kursi penumpang di dalam taksi. Mengusap air mata yang mulai turun dari kedua matanya

Entah air mata itu jatuh dari pelupuk matanya untuk siapa. Untuk pria yang dia cintai atau mereka yang biasa dia sebut keluarga

Minju tidak akan membantunya lagi, tidak seorangpun yang bisa menghentikannya. Bahkan keluarga sebagai ancaman pria itu saat Minju tidak menuruti keinginannya

Orang-orang yang selalu dia sebut keluarga selama dua puluh enam tahun belakangan ini. Kedua orang tuanya bercerai tanpa Minju ketahui

Meninggalkan adik-adiknya yang sekarang sudah tinggal di rumah yang dia beli dengan uang tabungan yang seharusnya dia pakai untuk melanjutkan pendidikan

Bayangan keluarga lengkap yang harmonis seketika sirna dari pikirannya. Rasanya sangat pedih, jika mereka tidak saling mencintai mengapa harus menikah. Dan meninggalkan anak-anak mereka sendiri

Minju mengusap air matanya kasar. Dia harus kuat untuk adik-adiknya, demi kebahagiaan mereka. Sekarang, hanya itu tujuan hidupnya

"Dia sangat cepat mengendarai motornya, nona"

Minju menegakkan tubuhnya. Pikirannya kembali tertuju pada pria yang merebut hatinya

"Tolong tetap membuntutinya, apapun yang terjadi"

"Baik, nona"

Minju mengangguk sambil terus mengawasi motor yang tengah dikendarai atasannya itu entah kemana

Minju membuntutinya bahkan sejak atasannya itu pergi tiba-tiba dari kantor. Saat pria itu memberhentikan motornya tepat di depan rumah kosong

Kedua matanya melihat dengan jelas bagaimana atasannya itu melawan seluruh pria di dalam ruangan dengan tangannya sendiri

Sampai ketika dia melihat atasannya itu mengusap kedua matanya dengan lengannya sambil berlari menuju motornya dan segera pergi dari sana

"Ahjussi, berhenti di depan sana" ucap Minju saat melihat Mingyu mulai memelankan laju motornya, dan masuk ke dalam gerbang sebuah rumah

Minju masih mengawasi sampai gerbang rumah itu tertutup kembali. Minju tidak tahu itu kediaman milik siapa

Tapi dia rasa kini Mingyu telah aman. Ini sudah cukup, Minju harus pergi kembali

"Tolong putar arah, ahjussi"

TBC

𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang