THIRTEEN : How Long

1.4K 183 7
                                    

"Jangan sampai jatuh" Mingyu menggenggam erat telapak tangan Rose yang sudah berdiri di sampingnya

Rose membalas genggaman telapak tangan Mingyu yang besar di tangannya. Hanya berjalan menaiki tangga tanpa ada sepenggal katapun diucapkan. Dengan jantung yang terus bergemuruh, Rose masih mencoba berfikir tempat macam apa ini

Asumsinya terus bermunculan mengingat Mingyu adalah anggota geng milik pamannya saat di Australia, dan karena itulah ayahnya melarang Rose berteman dengan Mingyu yang di cap sebagai anak tidak baik

Langkah Mingyu berhenti diikuti Rose disampingnya saat berada di ruangan yang cukup besar dengan beberapa perabotan seperti rumah pada umumnya. Meski berhenti, Mingyu belum melepaskan gengamannya di telapak tangan Rose sampai Leo menggonggong di depan mereka

"Duduklah" Mingyu melepaskan tautan tangan mereka dan berjalan kearah dapur

"Ingin minum apa?" Mingyu membuka kulkas dan mengeluarkan satu botol air dingin dari sana, lalu menuangkannya di gelas

Rose memilih melangkahkan kakinya mengikuti Mingyu "Aku tidak ingin minum_"

"_ada banyak hal yang ingin kusampaikan, mungkin kamu juga?" Rose mencoba menahan tangisnya. Rose menggeram kesal, mengapa dia benar-benar cengeng dalam hal apapun

"Why our meeting feels like this?" Rose menundukkan kepalanya, mengusap air mata yang mulai mengalir di pipinya

"We look like strangers" Rose mengakhiri katanya, menunggu Mingyu membalas semua ucapannya. Rose memegang pelipisnya, menutupi air mata yang terus mengalir, tangannya bertumpu pada meja di depannya

"Apa seharusnya kita bertemu?" Rose segera mendongakkan kepalanya saat mendengar Mingyu mulai bersuara

"Aku tidak seharusnya kembali di hidupmu, bukan?" Mingyu menatap lekat manik mata Rose yang berdiri disampingnya

Rose mengerutkan alisnya tidak paham "Mengapa kamu berkata seperti itu?"

"Aku bukan orang baik. Ada banyak hal yang terjadi_"

"Apa maksudmu bukan orang yang baik? Apa karena ayahku terus melarangmu untuk bertemu denganku?" Rose meninggikan nada bicaranya, dia melihat Mingyu yang sedang marah dengan urat-urat di lehernya yang terlihat

"Aku mewarisi geng dari Dave. Setiap hari aku minum, pergi ke bar, berkelahi dengan geng lain, aku pernah memakai narkoba, dan ada banyak hal bejat yang lain! Aku bodoh! Aku tidak seharusnya bersamamu!" Mingyu menundukkan kepalanya, meredam emosi yang masih menguasainya

"Tapi kamu sekarang sudah tidak melakukannya, jadi apa masalahnya?"

"Ada banyak orang yang lebih kaya dan bisa membuatmu bahagia, kamu memiliki banyak teman artis bukan?!"

"Meskipun kamu pemimpin geng itu atau dengan adanya banyak orang diluar sana yang menjamin kebahagiaanku. Aku tidak peduli! Mengapa kamu tidak bisa memahaminya?!"

"Aku_"

"Stop! Jangan katakan apapun!"

Mingyu meremas gelas berisi air di genggamannya. Dia terlihat seperti pria bodoh yang membiarkan seorang perempuan menangis di sampingnya. Sungguh, Mingyu tidak tahu harus melakukan apa. Mingyu melihat Rose kembali mengusap air mata yang kembali mengalir di pipinya

Dengan segera Mingyu menarik tubuh kecil Rose ke dalam dekapannya, menghilangkan egonya yang tinggi "I miss you, Rosie. I'am so fucking missed you" Mingyu mengeratkan tangannya di tubuh Rose, dia tidak mau kehilangan untuk yang kesekian kalinya. Tangannya terus mengusap kepala Rose yang berada di pelukannya

"Please, don't cry" mendengar Mingyu mengatakan hal tersebut justru membuat tangisan Rose semakin keras di dada Mingyu. Tangan kecilnya memukul-mukul punggung Mingyu, melampiaskan segala kekesalannya

Mingyu mengeratkan dekapannya pada tubuh Rose "Maaf, aku adalah pria bodoh dengan ego yang meluap-luap"

"Jangan menghindariku, dan mengacuhkanku, itu menyakitiku" gumam Rose di balik dekapan Mingyu

"Jangan coba-coba lagi untuk menghilang dariku_" ucap Rose dengan suara parau, tenggelam di dalam pelukan Mingyu "_atau aku akan benar-benar marah padamu"

"Cukup" Mingyu menarik bahu Rose dari dekapannya, lalu membingkai wajah Rose yang masih dibanjiri air mata. Mingyu menelan ludahnya kasar, melihat wajah Rose dalam jarak sedekat ini membuat kesehatan jantungnya tidak baik

"Cerewet" Mingyu mengusap air mata yang masih mengalir di pipi Rose, lalu mencubit kedua pipinya. Mendengar itu, Rose segera memukul keras bahu Mingyu di depannya

"Jangan mengejekku, kamu jahat" Rose menyebikkan bibirnya, dan melepaskan kedua tangan Mingyu dari wajahnya

"Aku memang jahat, sudah kubilang bukan" Mingyu meneguk air dari gelas di atas meja, dan mengisinya kembali untuk Rose

"Kamu memang jahat, kamu telah mengambil hatiku" ucap Rose sambil menerima segelas air dari tangan Mingyu

Mingyu terkekeh mendengar celotehan Rose "Itu adalah hal paling frontal yang pernah kamu ucapkan kepadaku"

Mingyu menuntun Rose untuk duduk di sofa ruangan tersebut, tepat berada di depan jendela yang menampilkan jalanan Kota Seoul yang mulai padat karena sudah memasuki jam makan siang

"Kamu tinggal disini?" Rose mengangkat tubuh Leo yang berbaring disampingnya

Mingyu merentangkan tangannya melewati tubuh Rose, mencari posisi nyaman sambil menikmati jalanan di depannya "Ini juga rumahku, tapi aku tidak tinggal disini"

"Kamu harus mengajakku kesana, lalu apa yang kamu lakukan saat ini?"

"Mengapa pertanyaanmu terdengar seperti wartawan?"

Rose menatap tajam wajah Mingyu yang berada di sampingnya "Apa?"

"Kita tidak bertemu selama beberapa tahun, ada banyak hal yang tidak aku ketahui selama kita belum bertemu"

"Meski begitu, aku tetap mengetahui segala hal tentangmu, Chaeng" jawab Mingyu sambil memejamkan matannya, bersandar pada sofa

"Jangan membuatku marah lagi"

Rose menyebikkan bibirnya sambil mengusap tubuh Leo yang berada di pangkuanya. Mingyu terlihat jauh lebih menawan dengan aura maskulin sekarang, Rose mengakuinya. Dengan jarak yang sedekat ini ditambah cahaya remang matahari dari jendela yang mengenai wajahnya, benar-benar keindahan yang tidak bisa dilewatkan oleh seorang Park Chaeyoung

"Aku bekerja di sebuah perusahaan" jawab Mingyu tanpa melihat ke arah lawan bicarannya

"Oh ya? Benar-benar tidak terduga_"

Perkataan Rose terpotong ketika seorang pria berjaket hitam masuk ke ruangan mereka "Mohon maaf tuan Mingyu, ada yang mencari anda"

"Damn it_" geram Mingyu pelan "Ada apa?" Mingyu segera bangkit dari duduknya dan mengajak pria berjaket tadi sedikit menjauh dari ruangan tersebut. Menyisakan Rose yang masih menerka-nerka apa yang telah terjadi

Rose menyibukkan diri dengan mengelus bulu Leo, menghilangkan rasa takutnya saat berada di ruangan ini sendiri tanpa Mingyu. Pikiran-pikiran tentang sisi lain dari Mingyu mulai memasuki otaknya. Rose memang sedikit ragu tentang Mingyu

Selang beberapa saat, Mingyu kembali dan duduk di samping Rose seperti semula "Kenapa lama sekali?" rengek Rose setelah Mingyu mendudukkan tubuhnya di sofa

"Tidak ada yang akan menyakitimu, ada aku. Jadi jangan takut" ucap Mingyu santai sambil kembali merentangkan tangannya

"Mungkin ada kalanya kamu curiga dan merasa was-was kepadaku, itu hakmu. Kamu akan tahu sendiri seiring berjalannya waktu. Ada banyak hal yang terjadi dan berubah pada kita" Mingyu menatap lembut manik mata Rose di sampingnya dengan senyum yang menampilkan kedua gigi taringnya

"Aku selalu berada di sampingmu, meskipun kamu tidak tahu itu"

















TBC

02/05/20



𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang