FIFTEEN : Sweet Chaos

1.3K 181 3
                                    

April 2023. Seoul, South Korea.

_____

Rose melihat kembali isi pesan yang ada di layar ponselnya. Kembali merapikan masker dan jaket yang dia kenakan, lalu berjalan ke arah basement apartemen Blackpink

Setelah mendapat mobil yang dia cari, Rose segera membuka pintu mobil yang tidak dikunci tersebut, dan mendapati Mingyu yang tengah menunggunya

Setelah mendapat mobil yang dia cari, Rose segera membuka pintu mobil yang tidak dikunci tersebut, dan mendapati Mingyu yang tengah menunggunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendapati Rose telah masuk ke dalam mobil, Mingyu segera menyalakan mesin mobil. Rose menatap wajah Mingyu disampingnya yang dingin, dan masih belum mengeluarkan sepatah katapun

"Ke kantorku dulu, ada berkas yang harus aku ambil" ucap Mingyu yang masih fokus dengan jalanan di depannya

Rose mengangguk tanpa melihat ke arah Mingyu yang mengajaknya bicara. Dia memilih memandangi jalanan Kota Seoul sambil bergelut dengan pikirannya sendiri. Ada banyak masalah hanya dalam waktu empat bulan terhitung dari awal mereka bertemu

Setelah kejadian disaat Rose menelpon Mingyu tempo hari, dan ternyata sekertaris Mingyu yang mengangkatnya. Di malam itu Mingyu kalang kabut, takut bahwa Rose salah paham terhadap apa yang terjadi. Mingyu segera menghubungi Rose yang sedang berada di Jepang, menjelaskan apa yang terjadi

Tapi sebelum masalah selesai ditambah proyek photoshoot Rose dengan salah satu member grup pria membuat Mingyu yang diselimuti amarah, memilih mematikan telepon tersebut, dan menunggu kepulangan Rose dari Jepang

Mingyu mematikan mesin mobilnya saat sampai di basement tempat parkir khusus perusahannya

Mingyu turun dari mobil dan membuka pintu penumpang di sampingnya "Ikut?" Rose mengangguk, meskipun tahu bahwa faktanya ini adalah perusahaan milik Mingyu, Rose sedikit gugup karena ini pertama kalinya dia menginjakkan kakinya di bangunan ini

Mingyu menggenggam erat telapak tangan Rose yang berjalan di sampingnya, dan segera mask ke dalam lift. Meski diperlakukan seperti ini, Rose masih merasa diacuhkan dengan Mingyu yang hanya diam dengan ekspresi mengerikan itu. Dia hanya ingin segera pergi ke rumah Mingyu, dan menyelesaikan masalah diantara mereka berdua

Beberapa pegawai memandangi mereka berdua. Terkejut dengan atasan mereka yang menggandeng seorang perempuan di dalam kantor. Meski begitu, mereka tidak tahu karena Rose memakai masker dan jaket yang mampu menutupi identitasnya

"Selamat siang, sajangnim" ucap Minju yang mendapati atasannya yang akan masuk ke dalam ruangannya

Rose ingat suara perempuan itu. Sepertinya itu sekertaris Mingyu, batin Rose. "Duduklah" Mingyu melangkah ke arah meja kerjanya, mengobrak-abrik beberapa berkas di mejanya, meninggalkan Rose yang masih termenung di samping mejanya

Rose memang cengeng, dia mengakuinya, hanya dengan ini matanya memanas, air matanya akan segera keluar. Rose akan menunggunya

Rose melepas masker di wajahnya "Bisakah kita segera menyelesaikan ini?" ucapnya dengan suara gemetar

Mingyu menatap Rose yang berdiri di samping mejanya, dia tahu gadis itu sedang menangis dalam diam sekarang "Masalah apa?" sambung Mingyu sambil menumpuk kembali berkas di atas mejanya

"Masalah apa? Apa menurutmu semua itu telah selesai saat kamu tiba-tiba memutuskan sambungan telepon?"

Mingyu meremas pinggiran meja di depannya "Aku sudah menjelaskan kepadamu bahwa dia adalah sekertarisku, kenapa kamu marah?"

Ting...

Telepon Rose bergetar, menandakan jika seseorang menelpon nomornya. Rose segera meraih ponsel dari sling bag miliknya, melirik Mingyu yang tengah menatap ponselnya tajam lalu mengangkat panggilan tersebut

"Yeoboseyo"

...

"Maaf, aku matikan dulu. Aku masih ada urusan"

...

"Tidak, jangan sekarang_" dengan cepat Mingyu meraih ponsel Rose dari tangannya lalu membantingnya ke lantai kantornya

"YA! APA YANG KAMU LAKUKAN?!" Rose membentak Mingyu yang berdiri di depannya. Ponselnya hancur di lantai. Air mata mulai membanjiri kedua pipinya

"Itu pria photoshoot itu, kan?" ucap Mingyu dengan wajah datarnya

"TAPI MENGAPA HARUS MEMBANTING PONSELKU?!" ucap Rose dengan nafas memburu, menatap Mingyu yang tengah memjamkan matanya, dadanya naik turun, menahan emosi yang bergejolak di dalamnya

"AKU BISA MEMBELIKANMU LAGI, BAHKAN BESERTA DENGAN PABRIKNYA!"

"Aku tidak boleh marah, sedangkan kamu marah karena aku satu proyek dengan Chanyeol oppa, itu adil menurutmu?" Rose meremat kedua tangannya

"Kamu memanggilnya oppa? JADI SEDEKAT ITU?!" suara Mingyu kembali meninggi

Air matanya mulai mengalir "JANGAN MENGALIHKAN TOPIK, KAMU MENGACUHKANKU AKHIR-AKHIR INI, DAN AKU TIDAK BOLEH MARAH SOAL SEKERTARISMU ITU?!" Rose meninggikan suaranya

"You never even said the same thing to me. What does this relationship mean to you?" Rose meremas jaket yang dia kenakan

"KAMU JAHAT KIM MINGYU!" Rose menundukkan kepalanya, mengusap air mata yang mengalir deras di pipinya

Mingyu mencoba menahan emosinya, mengapa ini selalu berakhir dengan Rose yang menangis karena perbuatannya. Mingyu hanya sedikit menghindari Rose karena dia tidak mau Rose melihat emosinya seperti ini. Mingyu berjalan mendekati Rose yang terus terisak di depannya lalu memeluknya, menahannya di pinggir meja

"Lepaskan aku, Kim Mingyu" Mingyu menahan tubuh Rose yang terus memberontak di dalam dekapannya. Memeluknya dengan erat, Mingyu salah, dia akan selalu salah "Please, don't cry"

"YOU DIDN'T HEAR?! LET ME GO!" Rose memukul dada Mingyu dengan tangannya

"I'am so sorry. This is all my fault, aku membuatmu menangis" Mingyu berbisik kepada Rose yang mulai lemas karena terus memberontak di dekapannya. Rose menyandarkan kepalanya pada dada bidang Mingyu yang memeluknya

"Semudah itu?" gumam Rose sesenggukan dengan tangis yang masih tersisa

"Aku tidak bisa mengendalikan emosiku" Mingyu mengehela nafas gusar "Aku minta maaf. Aku harus belajar untuk menurut kepadamu" Mingyu melepaskan dekapannya, menahan tubuh Rose dengan kedua tangannya yang bertumpu pada meja

"Aku cemburu" ucap Mingyu yang tengah menatap lekat kedua mata Rose di depannya "Aku tidak bisa melihat hal seperti itu" Rose mendongakkan kepalanya mendengar ucapan Mingyu, membalas tatapan yang tidak setajam tadi di depannya

"Kamu kelemahanku, aku tidak bisa mengendalikannya, Chaeng" Mingyu menundukkan kepalanya dalam, tidak berani menatap mata lawan bicaranya

"Apakah harus ada kata pembuka dalam hubungan ini?"

"Aku hanya butuh kepastianmu, ini terasa aneh" Rose menundukkan kepalanya

"Tatap aku" Mingyu mendekatkan wajahnya "Aku mencintaimu, lebih dari yang kamu pikirkan. I love you so much, Roseanne Park" Rose bisa merasakan hembusan nafas Mingyu dalam jarak sedekat ini "Tidak hanya dengan sebuah kalimat. Aku harus membuatmu percaya padaku dengan semua perbuatanku, Chaeng" Matanya terkunci pada kedua manik mata Mingyu di depannya

"Kamu kelemahanku, and remember that you're mine, Rosie"

















TBC

07/05/20




𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang