TWENTY THREE : Hide and Seek

1K 112 4
                                    

"Thank you" ucap Mingyu saat menjabat tangan salah satu direktur perusahaan besar yang bekerja sama dengan miliknya

"Let's enjoy the environment of Seoul City, Sir"

"Nee, kamsahabnida" Mingyu tersenyum lebar saat mendengar jawaban pria lima puluh dua tahun dari Inggris itu. Terdengar sedikit kaku tapi Mingyu mengakui keberaniannya

Mingyu membungkukkan tubuhnya hormat kepada pria yang akan menjadi partner bisnisnya, diikuti Minju sekertarisnya juga beberapa pimpinan divisi perusahannya yang ikut

Mingyu melangkah keluar ruangan meeting bersama Minju di sampingnya yang nampak sedang sibuk mengusap layar ipad di tangan kanannya

"Saham perusahaan naik setelah keputusan kerjasama tadi diputuskan, sajangnim"

Mingyu tersenyum kecil, dan mengucap syukur di dalam hatinya "Setelah ini kirim datanya padaku"

Minju mengangguk "Baik, sajangnim. Anda banyaklah beristirahat" Minju mendongak untuk menatap wajah atasannya itu yang terlihat kelelahan. Sekitar tiga jam yang lalu sampai di Seoul, dan Mingyu langsung mengahadiri meeting yang telah di jadwalkan sebelumnya

Minju tahu jika atasannya itu pergi ke Hamilton. Tapi Minju tidak tahu apa tujuan pria itu pergi ke sana, hanya berkata jika ada urusan yang sangat penting. Dia tidak bertanya pada Mingyu lagi, dan menurut, karena tugasnya hanya sebagai seorang sekertaris pribadi bagi Kim Mingyu

"Hei, bagaimana kabarmu, Minju-ya?" seseorang mengetuk meja kerja Minju

"Oh, baik Kwon bujangnim, bagaimana dengan anda?" Minju langsung berdiri mendapati salah satu ketua divisi, dan juga sahabat pemilik perusahaan ini mendatangi meja kerjanya

"Ayolah, jangan se-formal itu denganku jika disaat seperti ini. Aku mengenalmu bertahun-tahun bekerja disini. Dan ingat, aku tidak seperti sajangnim-mu itu yang angkuh" ucap Hoshi diakhiri senyum di bibirnya

Minju terkekeh pelan "Baikah, lalu ada apa kemari?"

"Hanya ingin menyapamu yang terlihat kelelahan. Ambil secangkir kopi, dan beristirahatlah dulu, Minju-ya"

"Tentu, bujangnim. Terima kasih atas saranmu"

"Kalau begitu aku pergi dulu, ingin menghampiri raksasa Kim di sana" Hoshi menunjuk siluet Mingyu yang berada di dalam ruangannya

Minju mengangguk sambil terkekeh mendengar ucapan Hoshi. Memang benar, Minju juga merasa tubuh atasannya itu sangat besar, apalagi saat Hoshi bersanding dengan Mingyu. Sahabat Kim sajangnim itu memang selalu bisa membuatnya tersenyum, bahkan bisa membuat semua orang tersenyum. Dia ramah, dan mudah bergaul

Sering bersama atasannya itu untuk melakukan meeting atau sekedar menghadiri acara penghargaan. Disaat bersamaan, Minju juga sering mendengar banyak wanita yang mengaku secara blak-blakan bahwa mereka menyukai sosok Kim Mingyu. Meminta Minju sebagai sekertarisnya untuk mengenalkan mereka pada atasannya

Jauh berbeda dengan sifat teman-temannya, atasannya itu berbeda. Memang dia baik hati, dan sering membantu orang di sekitarnya. Tapi selama beberapa tahun bekerja sebagai sekertarisnya, Minju jadi lebih mengenal sosok Kim Mingyu pemilik perusahaan terbesar di Korea ini yang mampu membuat hatinya bergetar

Mungkin ini terdengar lumrah saat seorang sekertaris menyukai atasannya. Tapi Minju mengalami ini pada atasannya itu. Karakternya yang berbeda dengan teman-teman, dan sahabatnya. Dingin, sedikit tersenyum, tertawa saat bersama orang-orang dekatnya, tapi diam-diam sering menolong orang lain. Seperti sosok tsundere, ditambah parasnya yang diatas rata-rata menjadi poin tambahan

Sekali-dua kali Minju diajak ke apartemen atasannya itu untuk mengejarkan deadline perusahaan yang benar-benar menumpuk saat itu. Dan Minju tahu bahwa pria itu tinggal sendirian bersama anjing peliharaannya disana, sosok suamiable yang sering dikatakan orang-orang. Jangan lupakan jabatannya sebagai pemilik perusahaan besar di usia yang cukup muda. Tidak heran mengapa banyak wanita di luar sana yang menaruh hati pada sosok Kim sajangnim

Beberapa bulan yang lalu Minju melihat atasannya itu memegang erat tangan seorang gadis setinggi bahu Mingyu yang tidak diketahuinya masuk ke dalam ruangan milik atasannya itu. Minju tidak bisa melihat wajahnya yang tertutup masker

Setelah pintu ruangan ditutup, Minju melihat siluet mereka berdua yang hanya dibatasi tembok kaca antara ruangan kerjanya dengan Kim sajangnim. Dia hanya melihat siluet mereka, dan tidak mendengar suara apapun karena ruangan itu kedap suara

Minju menghela nafas saat tirai ruangan itu ditarik, dan menutupi ruangan tersebut. Jika dugaannya benar, semoga wanita itu membuat atasannya itu banyak tersenyum. Dan sayangnya Kim Minju telah jatuh kedalam pesona Kim Mingyu atasannya

_____

"Minju-ya! Hati-hati dijalan!" Hoshi melambaikan tangan kanannya pada Minju saat hendak memasuki taksi. Gadis itu mengangguk, dan membalas lambaian tangan Hoshi

Mingyu menyandarkan kepalanya pada Hoshi saat sahabatnya itu sudah duduk kembali di sampingnya setelah selesai menggoda sekertarisnya. Duduk di dekat pos satpam untuk menunggu kedatangan mobil Hoshi

"Kepalamu astaga, berat sekali Mingyu!" Hoshi mencoba mengangkat kepala Mingyu beserta tubuhnya yang bersandar padanya

"Kepalaku pusing, hyung" gumam Mingyu sambil memejamkan kedua matanya. Mengeratkan coat yang melapisi tubuhnya dari udara malam yang dingin

"Berani berbuat, berani bertanggung jawab" ucap Hoshi singkat menanggapi ucapan Mingyu. Menyindir tindakan pria itu demi kekasihnya

"Aku hanya mengatakan padamu, kepalaku pusing. Tidak usah menasehatiku" Mingyu menyebikkan bibirnya dengan kedua mata yang masih terpejam

"Bersyukurlah aku masih memiliki hati nurani, kalau tidak sudah kubuang tubuhmu di tempat sampah lobby!"

"Kepalaku pusing, jangan berteriak! Lagipula tempat sampah kecil tidak mampu memuat tubuhku"

Hoshi memijit keingnya perlahan. Kepalanya pusing menghadapi perilaku Kim Mingyu dengan segala ocehannya

Mobil milik Hoshi sudah berada di depan mereka. Hoshi segera melangkahkan kakinya memasuki kendaraannya diikuti Mingyu di belakangnya yang berjalan seperti tidak bernyawa

Tidak lupa berterimakasih kepada penjaga yang telah membawa mobilnya kemari atas suruhan Mingyu, Hoshi segera berkendara menuju apartemen milik Mingyu

Bayi besar itu tidak akan sanggup menjaga dirinya sendiri saat seperti ini. Mingyu bisa saja menjaga dirinya sendiri di dalam apartemennya, bahkan jika Mingyu dibuang di tengah hutan Hoshi yakin sahabatnya itu mampu bertahan hidup, tapi Hoshi hanya tidak tega dengan Mingyu karena sekali lagi Hoshi mengingatkan bahwa dia masih memiliki hati nurani

"Hei, ada beberapa mobil yang mengikuti kita" ucap Hoshi sambil mencoba meloloskan diri dari kejaran orang asing di belakangnya

Mingyu yang tengah memejamkan kedua matanya, perlahan mulai sadar "Nuguya?"

"Aku tidak tahu"

Mingyu melihat kaca spion di dalam mobil, memperlihatkan sekitar tiga buah mobil van terus mengikuti mereka di belakang yang perlahan mulai menyalip mereka saat berada di jalan yang sepi

"Oh God!" Hoshi menginjak pedal rem seketika saat beberapa van itu mencegat mobilnya. Dan beberapa pria mulai keluar dari dalam sana

Mingyu ingat mereka. Orang-orang yang sama seperti dulu saat dia dihadang di jalan menuju ke arah rumahnya. Masih mengenakan pakaian yang Mingyu masih hafal sampai sekarang

"Tunggu disini, hyung. Jangan keluar dari mobil" ucap Mingyu saat meraih gagang pintu mobil hendak keluar





























"Hanya melawan satu orang, dan kalian gagal?! Huh?!"

Maaf tuan, tadi juga ada pria bersamanya

Dia membantu Mingyu

"Jangan mencari alasan!"

"Apakah menurutmu ini setimpal dengan bayaran yang kalian dapat?"

Ma_maaf, tuan

"Habisi dia, dan jangan kembali jika kau tidak bisa membawa mayatnya di hadapanku!"

Baik, tuan

















TBC

22/05/20

𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang