THIRTY EIGHT : The Fifty Sides of Me

805 99 27
                                    

"Eomma... aku lapar"

Rengek Rose sambil menuruni tangga menuju Ibunya yang sedang duduk di meja makan sambil membaca majalah

"Di dalam kulkas ada cheese cake, kau bisa memakannya?" Rose mengangguk mantap dan segera mengambil apa yang Ibunya maksud

Dengan wajah bahagia, gadis itu kini sudah duduk di depan Ibunya dengan garpu yang siap membabat habis kue di depannya

"Siapa yang membeli kue ini, eomma?" tanya Rose yang masih sibuk memasukkan potongan potongan kue ke dalam mulutnya

"Kemarin Alice mendapatkannya dari calon menantu keluarga kita"

Perkataan nyonya Park membuat Rose seketika berhenti mengunyah kue di mulutnya. Tunnggu, jadi ini dari kekasih Alice eonnie? batin Rose sambil memandangi kue yang sudah hancur separuh

"Kau bisa menghabiskannya, sayang. Alice membawanya karena tidak bisa memakannya. Lagi pula kau sudah menghabiskannya separuh" gadis itu tersenyum di depan ibunya

Tiba tiba nyonya Park terkekeh sambil menatap Rose "Kau masih menjadi anak yang menggemaskan meskipun sudah tua"

"Eomma! Aku masih mudaaa" Rose memasang bibir bebeknya membuat tawa nyonya Park pecah

"Sebentar lagi kakakmu akan bertunangan lalu menikah dan membangun keluarga sendiri. Selanjutnya kau menyusul suatu saat nanti" nyonya Park mengehmbuskan nafas perlahan dengan senyum yang terukir indah di bibirnya

"Eomma..." Rose mencoba meraih lengan ibunya

"Aish, sudahlah. Ngomong ngomong bagaimana pekerjaanmu dan kabar teman temanmu?"

"Eomma ingin berbicara dengan mereka? Hari ini seharusnya mereka sedang di dorm karena tidak ada jadwal" gadis itu segera membuka ponselnya

"Pekerjaanku disana juga baik baik saja, eomma. Begitu juga dengan teman temanku" ucap Rose disela sela fokusnya mencari nama kontak milik Lisa

Nyonya Park tersenyum kecil saat mendapati siluet wajah Mingyu yang menjadi wallpaper ponsel anak bungsunya itu

"Bagaimana dengan Mingyu?" jemari Rose berhenti tepat sebelum dia menekan tombol panggil ke ponsel milik Lisa

Nyonya Park mengamati raut wajah Rose yang perlahan mulai berubah, namun gadis itu terus mencoba memertahankan raut wajahnya di depan ibunya

"Dia baik baik saja"

"Kalian ada masalah?"

Perkataan terkahir nyonya Park membuat Rose menghelas nafas gusar dan akhirnya menceritakan semuanya. Mulai dari pertemuannya dengan Mingyu hampir setahun yang lalu sampai kejadian malam itu saat dia melihat Mingyu hampir saja membunuh Jimin di depan matanya

"Kau tahu sayang? Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk mempertahankan dirinya atau juga mempertahankan orang yang mereka anggap berharga"

Nyonya Park menatap anak bungsunya itu yang sibuk memainakan kue dengan garpu di tangannya "Kau menyukainya?"

Kedua manik Rose otomatis menatap nyonya Park yang duduk tepat di depannya, lalu gadis itu segera mengalihkan pandangannya. Menundukkan kepalanya lagi, namun dengan kepala yang mengangguk angguk pelan

"Aku tidak suka caranya menyelesaikan masalah. Aku tidak suka dia berkelahi atau melukai fisik satu sama lain" akhirnya gadis itu bersuara. Rose menghela nafasnya gusar

"Dia memiliki prinsip, setiap orang, termasuk kamu juga, Chaeyoung. Kau juga tahu seperti apa latar belakang anak itu" nyonya Park mengelus telapak tangan kanan Rose yang bebas

"Aku tidak menyalahkanmu tapi juga tidak membenarkan hal yang Mingyu lakukan" Rose mendongak menatap wajah ibunya

"Dampingi dia, dia membutuhkanmu. Membutuhkanmu sebagai sosok yang dijaga, dan membutuhkanmu sebagai sosok yang membuatnya tidak melewati batas" sambungnya

Jadi menjauhi Mingyu itu salah? Apa yang dia lakukan beberapa minggu ini tidak benar? Rose hanya ingin pria itu mengerti tentang apa yang dia rasakan

Gadis itu kembali menunduk, memainkan kuku jari tangannya karena gugup

_____

Rose menggeram kesal, kedua tangannya sibuk menutupi tote bag berisi kimbap yang dia buat mendadak tadi di balik jaket yang dia pakai. Tiba tiba hujan mengguyur saat dia berjalan menuju rumah paman Dave

Gadis itu tahu jika cuaca di luar sedang mendung, tapi tidak mengira jika tetesan air yang cukup deras ini akan jatuh

Cepat cepat Rose berlari menuju rumah paman Dave sambil mengamankan kimbap di balik jaketnya

Gadis itu segera mengeluarkan tote bag dari balik jaketnya sesampainya dia di teras depan rumah paman Dave, memastikan barang yang dia bawa dalam kondisi yang baik baik saja

Tangannya terulur untuk mengetuk pintu rumah yang terlihat tertutup rapat. Karena pintu tak kunjung terbuka, Rose mencoba memutar knop pintu yang ternyata tidak terkunci itu

Semuanya tampak gelap, ditambah hujan dan suasana menjelang sore hari, Rose cepat cepat menekan saklar lampu di dekat pintu dan kembali berjalan mencari sosok Mingyu yang tak kunjung menampakkan dirinya

Gadis itu kini sampai di depan kamar Mingyu yang pintunya terbuka namun di dalam sana terlihat gelap, Mingyu tidak ada di sana

Rose kembai menggenggam erat tote bag yang dia bawa dan berbalik arah untuk kembali mencari pria itu

Namun langkahnya seketika terhenti saat sosok itu muncul tepat di hadapannya. Rose mendongakkan kepalanya untuk menatap sosok di depannya, memastika bahwa benar itu pria yang dia cari

Dia Mingyu, pria yang Rose cari. Tapi sorot matanya membuat jantung gadis itu berdegup cepat, tubuhnya merinding. Mingyu menunduk menatap pelaku yang mengetuk pintu rumah disaat hujan deras saat ini

Tatapannya yang sendu tapi terlihat tajam dan gelap disaat bersamaan membuat Rose menundukkan kepalanya. Mingyu terlihat berbeda

"G_yu ini untukmu" Rose menunjukkan tote bag yang dia bawa

Gadis itu memilih diam karena Mingyu tak kunjung mengeluarkan suaranya. Berperang dengan pikirannya sendiri

Pria itu mengalihkan tatapannya "Kenapa kesini?" suaranya terdengar dingin

Kedua tangannya mengepal menyatu "Itu untukmu" ucap Rose gugup

Mingyu melangkahkan kakinya maju, menghimpit tubuh Rose ke tembok di depannya. Mengunci pergerakan gadis itu dengan menaruh kedua lengannya di sisinya. Pria itu terlihat memajukan wajahnya perlahan, sampai tepat di depan wajah Rose

"Kenapa membahayakan dirimu dengan datang ke sarang milik 'monster', hm?" Mingyu menatap lurus kedua mata gadis di depannya yang masih terlihat menunduk

"I'm so sorry" gumam Rose

Gadis itu masih terlihat menunduk

"For... what?"

Mingyu semakin memajukan wajahnya "You shouldn't say that" sambungnya

Rose kini merasa tubuhnya lemas. Tatapan tajamnya, suara itu, deru nafas yang terasa hangat menerpa kulit wajahnya. Jantungnya terus berdegup cepat. Terbesit setitik rasa takut di hatinya

Namun dia bertekad ingin bisa menarik semua ucapannya malam itu. Rose merindukan Mingyu, merindukan segala kehangatan yang bisa dia rasakan saat bersama pria itu. Tapi kini, Mingyu terlihat sangat berbeda

Dengan segala keberanian, Rose mendongak untuk membalas tatapan Mingyu yang hanya berjarak beberapa inchi dari wajahnya. Pria itu terlihat tersenyum miring, memeperlihatkan gigi taringnya saat mendapati Rose akhirnya membalas tatapannya

Gadis itu tidak takut sekarang. Rose tahu, Mingyu tidak akan melukainya atau berbuat hal yang tidak tidak. Kini gadis itu kian memberanikan diri di depan Mingyu, tatapan lembutnya membalas tajamnya tatapan yang pria itu berikan. Karena Rose juga tahu, dia adalah pengendali seorang Kim Mingyu

TBC

𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang