TWENTY NINE : Love Me Love You

990 115 18
                                    

Hanya ada dua sidik jari pada
manekin itu

"Jadi, kapan hasilnya akan keluar?"

Lusa

Akan kukirim hasilnya, lusa

"Maaf merepotkanmu"

Hey, bro. Lama di Korea_

_kau jadi aneh, hahaha

Kau masih pemimpin disini

Dan, aku serta yang lain akan selalu
berada di sampingmu

_____

"Sial"

Mingyu melihat sekilas wajah lebamnya yang dipenuhi bekas darah yang kini telah mengering

Mingyu meringis saat luka di wajahnya bergesekan dengan helm full face saat dia lepaskan. Kepalanya sangat pusing

Tepat pukul sebelas malam lebih dua puluh menit. Mingyu kembali menghela nafasnya gusar setelah beberapa saat yang lalu dia menghubungi nomor milik Lisa, teman satu grup gadisnya

Katanya gadisnya itu sedang pergi keluar bersama managernya, tidak tahu untuk apa

Tapi setidaknya Mingyu masih bisa bernafas lega saat mengetahui gadisnya itu tidak sendirian sekarang

Bodoh, satu kata yang Mingyu sematkan kembali pada dirinya sendiri

Leo menggonggong keras saat mendapati kondisi pemiliknya yang tengah duduk di sofa ruang tengah

"Hm, I'm okay, little boy" Mingyu mengelus bulu Leo yang tengah menatapnya khawatir

"Sudah makan?" Leo menggonggong semangat sambil menumpu kedua kaki depannya diatas paha, membuat Mingyu tersenyum lebar

"Setelah aku mandi, aku akan menemanimu tidur, oke?" Leo segera mengikuti langkah Mingyu dengan semangat menuruni tangga menuju kamar miliknya

Selesai membersihkan diri, Mingyu mendapati Leo yang kini telah meringkuk tidur di atas bantal khusus miliknya. Mingyu berjongkok di depan Leo, memastikan anjingnya itu telah terlelap

"Ahhh, aku tidak tahan dengan hal-hal seperti ini"

Mingyu mengepalkan kedua tangannya rapat, gemas akan keimutan Leo yang mencapai tingkat maksimal saat tidur

Kini pria jakung itu duduk bersila di atas karpet, tersenyum kecil sambil meraih salep untuk beberapa luka lebam di wajahnya

Sambil melihat Leo tidur tentunya

Setelah selesai dengan salep ditangannya, Mingyu meraih meja lipat dan laptopnya. Kembali bersila di samping Leo untuk mengerjakan beberapa deadline yang dia tinggalkan tadi

Jemari-jemarinya sibuk menekan keyboard dengan kedua mata yang fokus pada layar laptopnya

Tak lama berselang, ponsel hitamnya bergetar di atas nakas. Menandakan jika ada nomor yang menghubunginya saat ini

Mingyu membulatkan kedua matanya saat membaca nomor siapa yang menghubunginya saat ini. Lebih tepatnya video call

Ini pilihan yang sangat sulit. Mingyu harus membuat keputusan sebelum dering ponselnya terhenti

Kenapa kamu lama sekali mengangkatnya?

"Hehe, maaf"

Aku tidak bisa melihat wajahmuuu

"Kenapa? Kamu merindukan ketampananku?"

Tentu

Jika aku memuji orang lain, aku sudah
tau apa yang akan kamu lakukan padaku

𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang