THIRTY SIX : Don't Know What to Do

678 87 12
                                    

July 2013. Melbourne, Australia

_____

"Hm, see you!"

Rose tersenyum cerah sambil melambaikan tangannya kepada salah satu sahabatnya di sekolah

Gadis itu memasukkan kedua tangannya pada saku jaket yang dia pakai. Kedua kakinya melangkah menuju halte di ujung jalan, menunggu bus sekolah yang sebentar lagi akan datang

Sudah dua hari ini Rose rutin menaiki bus saat berangkat dan pulang sekolah karena Ayahnya sedang ada tugas di luar kota dan Ibunya ikut serta kesana. Sedangkan Alice, kakaknya sedang di dalam masa sibuk sibuknya sebagai mahasiswa baru di kampus impiannya

Rose sebagai gadis mandiri dan rajin tidak merasa kesulitan dalam hal ini. Selain itu, karena ada Kim Mingyu yang selalu bisa dia andalkan dalam setiap keadaan

Rose tersenyum kecil mendapati sosok itu yang kini memakai helm penuh dengan motor sebagai tunggangannya. Dia pasti Kim Mingyu. Laki laki itu berada di ujung jalan yang sepi

Gadis itu segera kesana. Hari ini dia akan pulang bersama Mingyu dengan motornya. Hal pertama yang harus dia lakukan adalah membuatnya terkejut dan berteriak

"Hei!"

Bukannya terkejut, Mingyu justru memalingkan wajahnya kepada Rose dengan wajah datar

Bibirnya terbuka dibalik helm full face yang dia pakai "Wae?"

"Kenapa kamu berhenti disini jika ingin menjemputku? Lain kali tolong sedikit mendekat di area sekolah tuan Kim"

"Tidak. Siapa yang ingin menjemputmu, aku?" ucap Mingyu sambil menunjuk dirinya sendiri

Rose tersenyum miring lalu meraih helm yang menggantung di belakang jok motor "Tidak perlu mencoba menipuku dengan alasan bodohmu. Aku paham dengan jalan pikirmu"

Mingyu hanya diam dan mendengarkannya sampai gadis itu sudah duduk aman di atas motor sport Mingyu. Perkataannya tepat sasaran

Laki laki itu mulai menjalankan motornya dengan senyum tipis di bibirnya. Namun lengkungan senyuman itu kini semakin melebar diiringi detak jantungnya yang kian berpacu cepat saat kedua lengan Rose melingkar di pinggangnya

Mingyu berharap gadis itu benar benar merasa nyaman dan merasa dilindungi olehnya. Karena itu satu satunya hal yang akan Mingyu lakukan. Melindungi Rose seumur hidupnya

"Mingyuuu" rengek Rose sambil mencondongkan kepalanya ke depan

"Hmm" Mingyu melirik Rose disampingnya

"Aku lapar" sambung Rose

"Makanlah"

Rose menarik nafas perlahan, sabar dengan Mingyu yang tak kunjung mengerti apa maksudnya "Aku rindu masakanmu"

"Kamu tidak rindu denganku?" Mingyu melirik Rose dari spion motornya

"Aku benci melihatmu"

Tak lama kemudian Mingyu segera memutar stang motornya, melaju cepat menembus jalanan di depannya. Membuat Rose menarik kencang jaket yang Mingyu pakai sambil berteriak "Kamu gila!"

Jauh di lubuk hatinya, Rose menyukai semua ini. Menikmati angin yang menerpa wajah dan membuat rambutnya menari di udara. Menyukai saat jantungnya dibuat serasa terlepas saat laki laki di depannya menantang diri dengan melaju bak kesetanan di jalan. Ini berbahaya tapi menyenangkan

"G_gyu"

Rose mendadak gugup saat motor milik Mingyu memasuki halaman rumahnya

"Dia tahu kamu sendirian di rumah?" tanya Mingyu sambil meraih helm dari tangan Rose yang hanya mengangkat bahunya tidak tahu

"Anne" laki laki itu menghampiri Rose yang kini justru setengah badannya bersembunyi di balik tubuh Mingyu

Mingyu melirik gadis itu yang terlihat ketakutan. Tapi Mingyu mengenal siapa laki laki yang memanggil Rose dengan sebutan 'Anne' itu. Dia salah satu murid dari sekolahnya

"Anne, aku menunggumu. Untuk menepati janjiku kemarin"

"Pergilah" Mingyu mencekal lengan laki laki itu yang hendak meraih tangan Rose sambil membuat intruksi agar gadis itu mundur beberapa langkah di belakangnya

Mingyu melirik tajam kearahnya "Kubilang pergi"

"Aku tidak ada urusan denganmu" laki laki itu mendongak untuk membalas tatapan Mingyu dengan sinis

Mingyu mengertakan cekalannya pada lengan laki laki di depannya "Aku tidak ingin membuat keributan disini atau membuat reputasi tuan Park jelek karena kita berkelahi di rumahnya"

"Mingyu" gumam Rose sambil menarik lengan kanannya yang bebas. Menahan laki laki itu agar tidak melewati batas

Laki laki itu meringis pelan, menahan rasa sakit pada pergelangan tangannya. Mingyu mendekatkan wajahnya "Jadi cepatlah pergi, dan jangan ganggu dia"

Setelah cekalannya terlepas, laki laki itu segera pergi tanpa mengatakan sepatah katapun. Mingyu membalikkan tubuhnya sambil tersenyum tipis menatap Rose di depannya, memastikan gadis itu baik baik saja

Namun senyumnya pudar saat Rose sedikit memundurkan langkahnya sambil menatap Mingyu "Kamu tadi melukainya"

"Untuk melindungimu" Mingyu mencoba meraih kedua tangan Rose

"Tapi_"

"Ke rumah paman, aku tidak mau dilihat banyak orang" potong Mingyu sambil menuntun Rose kembali naik ke motornya menuju rumah milik Dave

"Jangan melukai siapapun lagi" Rose kini sudah duduk di sofa ruang tamu sambil menatap Mingyu yang masih berdiri bersandar pada pintu

Mingyu melipat kedua tangannya di depan dada "Lalu? Itu caraku"

Laki laki itu terus mempertahankan pendiriannya. Bahkan Mingyu mampu membunuh banyak orang hanya dengan kedua tangan kosong

"Dan aku harus merubah caramu itu" timpal Rose

Kedua tangan Mingyu terlihat mengepal mencoba menahan emosinya

Gadis itu menarik nafasnya, menahan air mata yang hendak keluar dari kedua matanya "Kamu tidak membayangkan jika kamu di posisi orang yang dilukai?"

"Kamu tidak berpikir jika suatu saat ketika kamu berkelahi dan yang kalah dirimu sendiri?" Rose menatap lurus Mingyu

Tangan kirinya mengusap air mata yang mulai menetes "Atau kemungkinan terburuknya kamu bisa saja tewas saat itu juga?"

Mingyu menghela nafasnya. Gadis itu menangis, bukan saatnya untuk membalas opininya dan semakin membuatnya buruk

Rose adalah perempuan yang lembut. Gadis itu tidak bisa melihat kekerasan sekecil apapun, dalam bentuk apapun

Rose pernah melihatnya adu jotos dengan sekelompok orang di depan markas geng miliknya, saat dia mencoba mencari Mingyu. Gadis itu melihat darah dimana mana

Mingyu beralih menghampiri Rose lalu bersimpuh di depannya

"Maaf" tangannya terulur mengusap kedua tangan Rose

"Aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu" gumam Rose

Mingyu tersenyum "Kamu tahu?" Rose mendongakkan kepalanya menatap Mingyu, menunggu laki laki itu melanjutkan kalimatnya

"Apapun yang terjadi padaku, jika kamu tetap disini, aku pasti akan kembali"

Mingyu mengeratkan genggamannya pada kedua telapak tangan Rose "Biarkan aku melindungimu dengan caraku"

"Tolong pikirkan bagaimana perasaanku juga, bagaimana rasanya di posisiku, Mingyu"

Mingyu tersenyum sambil menatap kedua manik mata Rose yang terlihat sendu "Kamu rumahku, tempatku pulang, Roseanne. Jadi jangan pergi, atau aku tidak akan pernah kembali"

TBC

𝐌𝐎𝐎𝐍𝐖𝐀𝐋𝐊𝐄𝐑 | 𝐌𝐈𝐍𝐆𝐘𝐔 × 𝐑𝐎𝐒ÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang