▪️Secret Place

11.6K 1.5K 1.4K
                                    

• Untuk meninggalkanku, kau berkata bahwa itu adalah hal yang paling sulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk meninggalkanku, kau berkata bahwa itu adalah hal yang paling sulit. Tapi, jika suatu saat nanti aku harus pergi untuk kebaikanku di masa depan– maukah kau melepasku untuk sementara waktu?

🏀🏀🏀

Jisung tidak tahu darimana ia harus memulai sebuah pembicaraan bersama kekasih manisnya ini. Kedua mata indah itu hanya tertuju kearahnya, menunggunya bersuara untuk memecah keheningan malam ini. Namun, Park Jisung hanya berdiri terdiam di hadapan Chenle yang menengadah untuk menatapnya.

Jantung Jisung berdebar begitu keras dari biasanya. Ia tak bisa terus-menerus melihat wajah sempurna itu terlalu lama, tidak baik bagi kesehatan jantungnya. Terlebih saat ini Chenle juga balas menatapnya dengan bibir merah mudanya yang terkatu rapat; menunggu Jisung bicara.

Chenle tidak tahu apa yang membuat Jisung menemuinya malam ini, biasanya tidak seperti itu. Setahu Chenle, Jisung pasti jarang berkendara sendirian di malam hari seperti ini. Maka dari itu, Chenle dibuat penasaran tentang alasan kenapa Jisung memintanya untuk turun menemuinya.

Beruntung orang tua Chenle sudah tidur, ia jadi tidak harus susah-susah memanjat atap rumah atau melompat keluar dari jendela kemarnya hanya untuk turun menemui Jisung di depan gerbang rumah.

Jisung mengulurkan tangannya untuk menarik kepala hoodie yang Chenle pakai agar tidak menutupi rambut indah itu. Jisung tersenyum miring, entah kenapa ia suka sekali membelai rambut Chenle seperti ini.

Jisung masih tidak ingin jujur, atau bertingkah to the point pada Chenle tentang semua yang telah terjadi sebelumnya. Mungkin nanti, saat waktunya sudah tepat.

" Sesuatu terjadi? " Chenle melontarkan pertanyaan tiba-tiba yang langsung membuat Jisung terdiam dan refleks berhenti membelai rambutnya.

Kini, hanya tertunjuk ekspresi kaku yang begitu kentara. Sedikit remang karena keadaan jalan yang sepi dan cukup gelap. Namun Chenle tetap bisa melihat raut wajah Jisung dengan jelas.

Chenle bertanya seperti itu karena dia tahu ada yang ingin Jisung sampaikan padanya, pergerakkan bola mata dan ekspresi wajah begitu jelas membuktikan bahwa saat ini Jisung sedang tidak baik-baik saja.

Jisung tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya. Ah, Chenle terlalu pintar jika hanya sekedar untuk membaca tipuan senyum Jisung malam ini.

" Katakan padaku apa yang terjadi? " tuntut Chenle, ia menurunkan tangan besar Jisung yang sebelumnya bertengger di atas kepalanya.

Chenle ingin Jisung mengatakan hal yang sebenarnya, ekspresi tegas Park Jisung menunjukkan dia sedang bimbang dan sedih. Namun percuma terus memaksa Jisung mengaku, pria tinggi itu selalu menggeleng dan mengatakan; " Aku baik-baik saja " pada Chenle.

" Apa kau keberatan jika malam ini aku mengajakmu pergi ke suatu tempat? " tatapan penuh harapan Jisung membuat Chenle tidak tega jika harus menolaknya. Benar-benar tidak bisa.

Basketball Leader [CHENJI\JICHEN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang