▪️Na Jaemin

18.2K 3K 7.1K
                                    

Setelah tamparan keras itu terdengar sangat nyaring, semua orang yang melihatnya terkejut dengan rahang turun sejadi-jadinya. Pupil mereka membesar, merasa tak percaya dengan apa yang telah Jaemin lakukan pada Jisung.

Pemuda tinggi itu meringis sakit saat pipi kanannya memanas akibat tamparan keras tadi.

Chenle terkejut dan tubuhnya bergetar hebat karena takut, ia dengan cepat menarik tangan Jisung kebelakang. Mengusap pipi kanan Jisung yang kini berwarna kemerahan.

Chenle meneteskan air matanya, liquid bening itu berjatuhan tanpa izin seperti hujan yang kian menderas.

Jisung memperhatikan pemuda manis yang dulunya sangat ia sukai itu, sosok kakak kelas favoritnya yang sekarang berubah drastis entah kenapa.

Jaemin menangis, namun hanya air matanya saja yang jatuh. Wajahnya merah padam, memberi tatapan tajam pada Jisung dengan ekspresi yang menyedihkan.

Jisung tidak tahu apa yang membuat Jaemin berani menamparnya seperti tadi.

Suasana hening beberapa detik setelah Jaemin menampar Jisung karena semua yang melihatnya menahan napas- lebih tepatnya nenahan rasa terkejut.

Mark tercengang melihatnya, sementara lutut Haechan yang berdiri di sebelahnya melemas.

Na Jaemin berani menampar singa sekolah yang sedang dalam mode frustasi itu.

Jaemin kembali mengangkat tangan kanannya, merasa tidak puas setelah ia menampar Jisung satu kali. Seharusnya lebih.

Namun pada saat Jaemin akan kembali melayangkan tamparan di pipi Jisung, tiba-tiba pergelangan tangannya ditahan dari belakang oleh Mark.

" Berhenti, apa yang sudah kau lakukan?! "

Jaemin dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan cengkraman Mark, dan semua itu pasti akan percuma karena tenaga Mark lebih besar darinya. Ditambah saat ini tenaganya terkuras habis akibat tangis kerasnya.

Jaemin menangis parau, " LEPASKAN AKU, MARK! AKU MEMBENCI ORANG ITU! YA ! KAU- " Jaemin terisak di setiap kalimat yang ia ucapkan.

Chenle menggenggam tangan Jisung dengan erat, bibirnya bergetar menahan tangis dan hatinya terasa dicubit begitu keras oleh tangan yang begitu kuat.

Chenle tahu teriakkan Jaemin tadi bukan ditujukkan pada Jisung, melainkan padanya. Ia tahu karena tatapan pemuda itu hanya mengarah padanya.

Tatapan penuh kebencian, memamerkan wajah bengisnya yang seolah-olah siap menerkam.

Namun di balik wajah merah padam karena berusaha meredam emosi yang menggebu-gebu itu, ada ekspresi sedih dan kecewa dibalik wajah manis Jaemin.

Jisung tidak bisa berkata-kata, hatinya sakit saat Jaemin menangis di hadapannya. Berteriak lantang seperti manusia tak bermoral.

Itu bukan Na Jaemin yang Jisung kenal.

Mark masih memegangi pergelangan tangan Jaemin, tidak ada yang mau menahan Jaemin, terkecuali dirinya.

Jisung balas menggenggam tangan Chenle, berusaha menenangkan kekasihnya yang saat ini pasti sedang ketakutan.

Setelah Jeno yang memukulinya berulang kali hingga sudut bibirnya terluka dan wajahnya penuh luka lebam, saat ini- kekasih dari Lee Jeno yang akan membuatnya terluka lagi.

Dengan satu tamparan yang keras oleh Jaemin tadi, bahkan rasanya lebih menyakitkan daripada dipukul secara kuat oleh Jeno.

Ada alasan kenapa tamparan tak seberapa Jaemin lebih sakit, karena- nama Jaemin masih tertulis di dalam hati Jisung. Ia akui tidak mudah melupakannya, tidak mudah bagi Jisung untuk menghapus nama Jaemin yang sudah hampir 2 tahun mengisi hatinya.

Basketball Leader [CHENJI\JICHEN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang