Mark sedari tadi hanya mendengarkan cerita Haechan yang membuatnya selalu terkejut. Di lorong sekolah yang sepi ini, Mark bisa mendengar dengan jelas Haechan yang bercerita tentang kisah Jeno dan Jaemin padanya.
Tatapan Mark pada Haechan berubah nanar saat keduanya tak sengaja saling menatap satu sama lain.
Pertama, apa yang Mark rasakan saat pertama kali mendengar cerita Haechan ini- membuatnya sedikit tidak percaya. Tapi Haechan berusaha meyakinkannya bahwa apa yang di katakannya itu benar.
" Jeno dan Jaemin sudah putus. Jeno bahkan datang ke rumahku tengah malam hanya untuk minum dan menceritakannya padaku. Aku juga kaget tapi- "
" Tunggu, tunggu. Jadi Jeno hanya becerita padamu saja? " pungkas Mark masih tidak paham.
Haechan mengangguk cepat. Ia juga mengira kalau Jeno hanya bercerita padanya saja. Karena Jeno bukanlah tipe pria yang mudah menceritakan masalahnya pada orang lain, kecuali pada orang terdekatnya.
Mark adalah sahabat terdekat Jeno, tapi Mark baru saja mengatakan bahwa Jeno tak mengatakan apapun padanya.
" Bagaimana dengan Jisung dan Chenle? Apa mereka sudah tahu? " tanya Mark yang semakin merasa penasaran.
Haechan mengangkat kedua bahunya, ia menggeleng tidak tahu.
Tapi, Haechan yakin kalau Jeno belum mengatakan apa-apa pada Jisung dan Chenle.
" Kurasa belum, Jeno tidak mungkin bicara pada sembarang orang. " jawab Haechan.
Mark mengangguk-anggukan kepalanya. Ia dan Haechan masih berjalan di lorong sekolah dan sebentar lagi akan naik tangga yang akan membawa mereka ke lantai atas.
Haechan tidak memperdulikan tatapan para siswi yang melihatnya sambil mendelik saat ia berjalan berdua bersama Mark. Karena yah- di lantai atas ada banyak siswi yang menyukai Mark.
Bagi Haechan, itu bukan masalah besar. Mark juga tidak terlalu mempedulikan hal itu. Ia dan Jisung sepakat untuk tidak pernah menggubris para wanita murahan itu.
" Hanya buang-buang waktu "
Haechan masih mengingat ucapan Mark yang masih membekas di ingatannya waktu itu.
Ia dan Mark menaiki tangga sekolah satu-persatu tanpa menghentikan obrolan serius mereka.
" Aku akan bertanya pada Jeno nanti. Sekaligus memberi tahunya bahwa Jaemin sedang sakit. " ucap Mark yang langsung di balas anggukan oleh Haechan.
Mark memperlambat langkahnya setelah mereka hampir sampai di kelas Haechan.
Sejujurnya, ia masih ingin berjalan bersama dengan Haechan sambil mengobrol seperti tadi. Tapi, Mark menyadari bahwa ia akan segera sampai di kelas Haechan, dan itu berarti mereka akan berpisah disana.
Mark tersenyum simpul pada Haechan, ia terus memandanginya tanpa henti. Melihat dengan tatapan takjub; mengapa Lee Haechan bisa seindah ini di matanya?
" Apa kau akan menjenguk Jaemin bersama Jeno? " tanya Mark setelah ia bangun dari lamunannya.
Haechan mengangguk sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Leader [CHENJI\JICHEN]
Fanfic[TELAH DIBUKUKAN!] ✓ Completed! {End: 07.14.20} '' Mana yang akan lebih kau pilih? Cita-cita atau cinta? '' Park Jisung yang tegas dan dingin bisa jatuh cinta pada teman sebangkunya sendiri; Zhong Chenle, bahkan ketika semua orang tahu dia sulit unt...