Setelah sampai di depan gerbang rumah mewah Chenle, Jisung memberhentikan motornya disana. Ia membuka helm dan mematikan mesin motornya, masih merasakan Chenle yang duduk di belakangnya. Seolah ia tidak mau turun dan pergi dari hadapan Jisung.
Chenle masih memeluk Jisung dari belakang.
Jisung menarik sudut bibirnya, ia melihat Chenle lewat kaca spion motor yang menampilkan sosok manis itu saat ini tengah termenung diam.
Jisung ingin sekali tertawa melihatnya, ia menepuk lengan Chenle yang masih melingkar di antara pinggangnya.
" Mau turun atau tidak? "
Chenle bangun dari lamunannya karena teguran Jisung tadi dengan suara kekehan kecilnya.
Chenle mengangguk kaku, ia pun turun dari motor Jisung dengan ekspresi gugup. Meski sebenarnya- Chenle merasa ia belum mau turun dari motor Jisung. Dan- ia ingin berada di dekat Jisung sedikit lebih lama lagi.
Jisung terus memperhatikan wajah Chenle dengan senyum manis terukir di bibirnya, bahkan pada saat Chenle membuang pandangannya ke segala arah karena ia salah tingkah saat Jisung memandanginya tanpa henti.
Jisung tertawa pelan saat Chenle tidak bisa diam karena salah tingkah, tapi ia suka melihat pemuda manis itu salah tingkah di depannya.
" A-ah, Ji-Jisung-ah... So-soal eee... Itu... Aku... Yang... Aku- "
Jisung mengangkat kedua alisnya, menunggu Chenle selesai bicara dengan terbata-bata. Ia hanya memperhatikan dan tidak bisa berhenti tersenyum.
Ck!
Chenle berdecak karena ia benar-benar bingung harus bagaimana.Ia- gugup saja.
" Kau apa? " tanya Jisung dengan nada menggoda.
Chenle berusaha melawan rasa gugupnya dan bicara sebiasa mungkin dengan Jisung.
" Ja-jaketmu yang waktu itu... "
" Ah, iya. Untukmu saja. "
Jisung memotong ucapan Chenle sampai Chenle terdiam dan tidak jadi meneruskan kalimatnya.
Jisung tertawa sekarang, ia lalu turun dari motornya. Mengambil beberapa langkah untuk bisa lebih dekat dengan Chenle yang semakin berdebar-debar bukan main.
Jisung berdiri di hadapan Chenle saat ini, berdiri begitu dekat dan kedua mata lekat itu memperhatikannya dengan lekat.
Kemudian lengan Jisung terulur untuk mengusak rambut Chenle, merasakan sensasi rambut halus yang entah memakai apa bisa sehalus ini.
Chenle mematung dan hanya bisa diam saat Jisung memperlakukannya seperti ini.
Ingin menghindar, tapi sialnya- Chenle malah menyukai sentuhan ini.
Bahkan Chenle masih bisa melihat begitu jelas wajah Jisung yang dipenuhi luka lebam, tetapi Jisung tidak pernah memperdulikannya.
" Masuklah "
" Eung? "
Chenle memasang ekspresi bingung, yang tadinya ia diam tidak tahu harus berbuat apa. Saat ini ia benar-benar dibuat gila setengah mati karena Jisung berkata seperti tadi.
Sebenarnya apa yang membuat Park Jisung bisa setampan ini, meski dipenuhi luka lebam di wajahnya?
Jisung berhenti mengusak rambut Chenle, kini menghela napas sambil menunduk dengan tawa kecilnya.
" Masuklah, aku akan memastikan kau baik-baik saja sampai kau masuk kedalam rumah "
Chenle hanya mengangguk, ia kemudian mengambil langkah mundur. Sedikit menjauh dari Jisung yang masih memperhatikannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/200720154-288-k164061.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Leader [CHENJI\JICHEN]
Fanfic[TELAH DIBUKUKAN!] ✓ Completed! {End: 07.14.20} '' Mana yang akan lebih kau pilih? Cita-cita atau cinta? '' Park Jisung yang tegas dan dingin bisa jatuh cinta pada teman sebangkunya sendiri; Zhong Chenle, bahkan ketika semua orang tahu dia sulit unt...