8

7.5K 442 9
                                    

"Pagi sayang" Sapa Indra hangat ke arah putrinya.

"Pagi juga ayah" Balas Meisya saat ia sudah duduk dikursi meja makan untuk sarapan bersama.Disana sudah ada Diana dan Arum tengah menunggunya sedari tadi dan melontarkan senyum palsunya.

"Oh iya sayang,gimana sekolah kalian berdua?" Tanya Indra setelah mereka selesai sarapan.

"Baik kok ayah,tapi Meisya sering telat tuh yah,dia kalo dibangunin susah banget jadi yah telat terus" Adu Arum pada ayahnya.Indra yang mendengar penuturan Arum langsung melirik Arum yang duduk persis didepannya.

"Benar yang dikatakan Arum Meisya?" Tanya Indra pada Meisya.

"Maafkan Meisya ayah,Meisya salah" Sesal Meisya,ia telah membuat ayahnya kecewa pada dirinya.Indra memijit pelipisnya dan menatap anaknya kecewa.

"Kamu ini kenapa Meisya?kamu benar benar buat ayah kecewa."

"Sudahlah yah,Meisya kan sudah dewasa mungkin ia kelelahan saat beraktivitas disekolah" Sanggah Diana,mencoba membela Meisya didepan Indra.Kemudian Indra langsung pamit berangkat bekerja.

"Ayah berangkat dulu mah" Ucap Indra dan mengecup kening Diana.

"Ayo Arum kita berangkat" Ajak Indra.Meisya juga bangkit dari tempat duduknya dan menggendong tasnya untuk berangkat bersama ayah dan saudara tirinya.Saat Meisya berjalan tiba tiba Indra berhenti dan membuat Meisya menabrak punggungnya.Indra menatap tajam kearah Meisya,mendapatkan tatapan seperti itu membuat Meisya sadar diri,ia pun memutuskan berangkat sekolah dengan ojol.

Mobil yang ditumpangi Arum dan ayahnya sudah pergi lima menit yang lalu,kini Meisya sedang menunggu jemputan ojek online yang dipesannya.Setelah lama menunggu akhirnya ojol yang ditunggunya datang.

"Mba Meisya ya?" Tanya abang gojek saat didepan Meisya.

"Iya bang"

"Oke,ini mbak helm nya" Ucap abang gojek itu sambil memberikan helm.Setelah itu mereka meninggalkan rumah menuju sekolah.Diperjalanan Meisya merenungi nasibnya,ia menangis dalam diam,mengadu pada ayahnya bukanlah hal yang bagus,karna ayahnya lebih percaya pada mama tirinya ketimbang dirinya,toh ia juga sudah lelah,biarkan nasib yang menentukan hidupnya,ia hanya bisa berdoa dan berusaha semaksimal mungkin.

"Mbak kenapa" Tanya abang gojek saat berhenti karna lampu jalan yang menunjukkan warna merah.Buru buru Meisya memalingkan wajahnya,menghapus jejak air mata dipipinya.

"N-nggak papa bang" Jawab Meisya,abang gojek hanya mengangguk dan melajukan kembali sepeda motornya karna lampu sudah kembali hijau.

Sesampainya di sekolah Meisya tidak langsung pergi kekelas,melainkan ia pergi ke kamar mandi,ia tidak boleh menunjukan sisi lemahnya pada siapapun,ia akan menangis sepuasnya dikamar mandi agar tidak ada orang yang melihatnya.

Meisya menatap iba pantulan dirinya didalam cermin,ia melihat dirinya sendiri yang sangat rapuh,mata merah,dan wajah sembab akibat menangis tadi.Ia menyalakan keran air,dan membasuh wajahnya berulang ulang kali,agar tidak terlihat habis menangis.Setelah selesai dengan ritualnya Meisya keluar dari kamar mandi dan melenggang menuju kelasnya.Hari ini ia sangat lelah.

****

Keadaan di kelas XI Ipa 1 sekarang sudah seperti pasar,ada yang berkumpul untuk main game online,ada yang asyik bergosip, tidur,dan ada pula konser dadakan yang dipimpin oleh Beni karena guru yang sedang bertugas belum masuk untuk mengisi materi sehingga kelas menjadi tidak terkendali.

"Ben turun lo,ngapain lo joget joget nggak jelas di meja?!" Perintah Furqon yang telah menjabat sebagai ketua kelas,sekaligus ketua osis.

"Yee serah gue dong,mau gue joget kek,lari maraton,bukan urusan lo" Setelah berbicara seperti itu pada Furqon,Beni melanjutkan aksi konyolnya,Beni tidak sendirian disana ada Tiar,dan Damar yang mendukung aksi gilanya,Tiar ditugaskan untuk membuat suara dengan cara memukul meja agar menghasilkan bunyi,sedangkan Damar membawa sapu untuk dijadikan gitar.

ALVEGAR (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang