"Oper sini Ga"
"Tangkap!"
Brughh!!
Pritttt
"Oke kali ini latihan cukup,dan kamu Ega,pertahankan cara bermainmu"seru Pak Waluyo saat bola masuk kedalam ring,dan peluit telah dibunyikan pertanda bahwa permainan telah selesai.
Setelah itu,semua anak basket yang sedang berlatih merapat membuat barisan didepan Pak Waluyo.
"Untuk mengakhiri pertemuan kali ini alangkah baiknya kita berdoa,berdoa mulai"pimpin Ega.Sebagai ketua dieskul basket ini,ia memiliki tanggung jawab yang besar,salah satunya yaitu ia harus mengontrol semua anggotanya.
"Selesai"semua kepala yang menunduk kembali menatap kearah depan.Dan setelah itu satu persatu bubar meninggalkan lapangan.
"Ga,bola nya taruh di gudang yang dipojok aja ya,soalnya udah mau rusak"ucap Pak Waluyo sambil memberikan kunci.
"Baik pak"ia mengambil kunci tersebut,dan dengan cepat berjalan menuju ruang ganti sebelum akhirnya pergi kegudang bersama Reno,dan Beni untuk menaruh benda bulat,berwarna orange itu.
Saat berada didepan kelas XI Ips lima Ega menatap keatas,terlihat disana langit mulai menghitam,menandakan sebentar lagi akan turun hujan.
"Bareng nggak bos?"tanya Beni,sambil merangkul Ega.
"Nggak"jawab Ega seperti biasa.Dingin.
"Ya Udin,gue pu-"
"Udah anjir bukan Udin.Nama bapak gue lo bawa bawa,kualat lo"sela Beni murka,sambil menendang betis Reno.
"Hahah,sante dong"kekeh Reno sambil mengusap bagian betis yang ditendang Beni.
"Udah lah gue cabut dulu"pamit Beni dan langsung ngacir meninggalkan sahabatnya.
"Ceileh mutungan lo kek cewek lagi PMS!"ucap Reno dan berlari mengejar Beni.
"Gue cabut dulu Ga"sela Reno kembali sambil melambaikan tangan,dan dibalas Ega dengan gelengan kepala.
Ia heran dengan dua sahabatnya itu,kerjaanya cuma bertengkar dan bertengkar kalau bertemu.
Hanya saja Reno menunjukkan sisi kekonyolannya kepada orang terdekatnya saja,berbeda dengan Beni,Beni akan selalu bersikap konyol,entah dimanapun ia berada,mungkin sikapnya sudah tertanam sejak ia keluar dari rahim ibunya.
Kini Ega berjalan sendirian setelah kepergian Reno,dan Beni.Ia berjalan melewati beberapa kelas kosong,karena semua penghuninya sudah pulang ke rumah masing masing.
Ia juga melewati beberapa lorong yang akan menghubungkannya menuju gudang,tempat tujuannya untuk menaruh benda bulat orange itu.Tangan kanannya ia gunakan untuk membawa bola,sedangkan tangan kirinya ia masukan kedalam saku celana,hal itu membuat seorang Alvegar Pramudya terlihat lebih keren dan cool.
Sesekali ia menyugar rambutnya yang sedikit basah oleh keringat karena habis berlatih basket,entah mengapa jika Ega berkeringat seperti ini,membuat ketampanannya dua kali lipat bertambah.Mungkin tuhan menciptakannya dengan penuh ketelitian,sehingga apa pun yang melekat pada dirinya selalu terlihat perfect
Beberapa menit kemudian ia telah sampai didepan pintu coklat yang sedikit lapuk termakan usia itu.Ia mengarahkan kunci yang berada ditangannya untuk membuka pintu.
Ceklek
Akhirnya pintu pun terbuka,ia berjalan dengan hati hati,karena didalam sana tidak terpasang lampu,belum lagi cuaca hari ini yang sedang mendung,menambah kesan kehororan tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVEGAR (OPEN PO)
Teen Fiction❗PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❗ [Revisi) Dilarang keras memplagiat cerita ini!!! #3 Klasik pada 3 Mei 2020 #2 Fiksi pada 23 Juni 2020 #3 Petualangan pada 6 Juli 2020 Alvegar Pramudya,biasa dipanggil Ega merupakan nama yang sangat familiar di sekolahnya...