SPESIAL UPDATE
PART TERPANJANG!!!!
Vote sebelum membaca😉❤Hoammm!
Meisya menguap kembali saat rasa kantuk mulai menyerangnya.Ia melihat jam dinding dikamarnya menunjukkan pukul satu dini hari.
Tangannya terulur untuk mengambil susu cokelat yang sudah disiapkan Bi Ris untuknya,"Tahan Sya,lima menit lagi selesai" ucapnya menyemangati diri sendiri.Setelah itu ia kembali lagi berkutik dengan bukunya,menyelesaikan satu bab materi yang akan keluar didalam tes nanti.
Setelah beberapa menit ia bergelut dengan beberapa materi dibuku,akhirnya selesai juga,ia merapihkan kasurnya dan mulai merebahkan tubuhnya disana,tapi belum sempat ia memejamkan matanya ponselnya berdering menandakan seseorang meneleponnya.
"Halo?" ucapnya saat pertama kali mengangkat telepon.
"Halo Sya,lo bisa kesini nggak? Arum mabok berat" ucap seseorang dari seberang sana.
"Gue kesana sekarang" jawab Meisya dan bergegas cepat ketempat yang sudah Syifa kirimkan padanya.
Ia masuk kedalam kamar Indra dan mengambil kunci mobil disana,tidak peduli dengan piama doraemon yang ia kenakan dan sendal jepit biru dikakinya,yang ia khawatirkan sekarang ini adalah kondisi Arum.Bagaimanapun juga Arum adalah saudaranya,meski bukan saudara kandung.
********
Meisya melangkah masuk kedalam bar,tempat yang selama ini ia hindari,bahkan tak terpikirkan untuk menginjakkan kakinya disini.
Meisya menutup hidungnya saat aroma alkohol yang menyengat memasuki indra penciumannya,suara musik DJ diputar dengan sangat kencang,membuat suaranya tak bisa terdengar.
"Halo cantik,mau tidur apa gimana? Kok pake piama?" tanya pria berkepala plontos dan telinga yang ditindik.
Meisya tak menghiraukan ucapan pria itu,sekarang ini fokusnya sedang disita untuk mencari keberadaan Arum.
"Kita minum dulu sebentar" ucap pria itu dan mencekal pergelangan tangannya saat ia menerobos tubuh besar pria itu.
"AWAS" ucap Meisya,ia menghempaskan tangan pria itu cukup keras,membuat pria itu marah dengan perlakuannya.
"Kurang ajar kamu ya!" Pria itu perlahan maju kedepan,dan mengunci pergerakan Meisya.
"Minggir,gue nggak ada urusan sama lo" ucap Meisya takut,nafasnya memburu,jaraknya dan pria itu sangat dekat,jika saja ia bergerak sedikit pasti badannya akan bersentuhan.
Bugh!
"Akhhh sialan" Maki pria itu,saat merasakan nyeri diarea kemaluannya saat Meisya menendangnya.
Tak mau kehilangan kesempatan,ia pun segera melarikan diri dari sana,ia bersembunyi didalam toilet.Suara makian pria itu terus terdengar membuat jantungnya berdegub kencang karena takut.
Setelah beberapa menit akhirnya ia tidak lagi mendengar suara itu.Meisya berjalan dengan hati-hati untuk mencari jalan keluar,namun saat ia akan keluar,ia tidak sengaja melihat Janes.Ya cewek itu terlihat sedang menangis dipojok bar,dengan posisi berjongkok.
Dengan ragu Meisya menghampiri cewek itu,"Nes..." panggil Meisya hati-hati,takut kalau cewek itu akan terganggu olehnya.
"Lo nggak papa?" tanyanya kembali,kali ini Janes mendongakkan kepala dan melihatnya.
Meisya ikut berjongkok,menyamakan posisinya dengan Janes,perlahan tangannya menyentuh bahu cewek itu.
"Gue pengin pulang" ucap Janes dengan suara seraknya,dan langsung memeluk Meisya.
Meisya hanya menggaguk,ia masih bingung dengan suasana yang sedang terjadi,Meisya mencoba mengurai pelukan Janes,namun dengan segera Janes kembali memperkuat agar Meisya tidak melepaskannya,"Nes,ada apa?" tanya Meisya sedikit panik.
"Baju gue robek" jawabnya melemah.
"Lo tunggu disini,gue ada jaket dimobil" ucap Meisya,dan pergi setelah mendapat persetujuan dari Janes.
Meisya berjalan dengan buru-buru,bahkan rasa takut yang semula hadir karena pria yang mengejarnya itu sirna entah kemana,digantikan dengan rasa khawatir pada Janes,meskipun Janes sering membullynya tapi Meisya tidak memikirkan hal untuk balas dendam.
"Ini pake" ucap Meisya mengulurkan jaket hitam miliknya.
"Nih" ulur Meisya kembali,karena Janes tidak segera menerimanya,melainkan menatapnya dengan lekat.
Setelah itu Janes mengambil jaket itu dan mulai memakaikan ditubuhnya untuk menutupi bagian dada yang sedikit terbuka karena dirobek.
"Ayo pulang" ucap Meisya dan memapah Janes keluar dari tempat itu.
Didalam perjalanan Janes hanya bisa membisu,perlakuan Meisya terhadapnya membuat ia sadar akan perbuatannya selama ini terhadap cewek itu.
"Sya..." panggil Janes lirih,suaranya pun masih terdengar bergetar.
"Ma-makasih" lanjutnya,dan Meisya hanya mengangguk sebagai bentuk respon terhadap ucapan Janes.
********
Sebagian part dihapus!
Info PO di ig aku @zaizaynsh
Dan ig @ chandramawapublisher.palembang
Salam
IzaYuniasih✍
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVEGAR (OPEN PO)
Teen Fiction❗PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❗ [Revisi) Dilarang keras memplagiat cerita ini!!! #3 Klasik pada 3 Mei 2020 #2 Fiksi pada 23 Juni 2020 #3 Petualangan pada 6 Juli 2020 Alvegar Pramudya,biasa dipanggil Ega merupakan nama yang sangat familiar di sekolahnya...