24

5.4K 349 15
                                    


Vote sebelum membaca❤

Brian menatap lamat lamat wajah perempuan didepannya,wajah yang selama ini ia rindukan,dan ia cintai sejak dulu.

"Ian...,maafin gue" ucap Freya lirih sambil menundukkan kepala.

"Lo jahat Frey,gue nggak tau kenapa bisa secinta ini sama lo"

"Gue nggak bermakud nyakitin lo gu-"

"Terus apa?,ini yang lo bilang nggak nyakitin perasaan gue?,gue cinta sama lo Frey,gue sayang sama lo." Brian mengacak rambutnya frustasi.

"Gue bisa jelasin semu-" Freya menitikkan air matanya,saat Brian kembali memotong ucapannya.

"Gue akan berusaha buat benci lo." Putus Brian dan setelah itu ia pergi meninggalkan Freya seorang diri ditengah keramaian taman Kota Jakarta.

Freya menatap punggung Brian yang semakin menjauh dengan air mata yang terus berbucuran,hatinya terasa sesak saat kata kata pedas itu meluncur dengan mulus dari bibir lelaki itu.

Jika rasa benci mampu menghilangkan rasa cinta,maka buatlah aku benci padanya agar tak terkurung dalam jeruji cinta didalam hatinya.

~Brian Jeremy

******

Freya menenggelamkan tubuhnya kedalam selimut,dan menangis dengan posisi meringkuk,setelah bertemu dengan Brian,hatinya menjadi kacau balau,ia merasa bersalah pada lelaki itu.

Ia tidak bisa meninggalkan Ega,tapi ia juga tidak mau menyakiti perasaan Brian,ia sangat bingung dengan semua pilihan hidupnya,bagaikan terjebak didalam labirin,tanpa tahu arah jalan keluar,seperti itulah yang sekarang ia alami.

"Akhhh"

Freya memegang dadanya yang tiba tiba sakit,bahkan sangat sakit dari biasanya,nafasnya mulai memburu,ia mencoba mengulurkan tangannya untuk membuka laci,tempat ia menaruh obat.

Namun rasa sakit didalam dadanya semakin menyiksa,hingga ia tidak kuat lagi untuk menggerakkan badannya,air matanya mulai bercucuran dengan sangat deras,ia merasakan kepalanya yang semakin berat,dan pandangan mata yang mulai mengabur,hingga akhirnya ia kehilangan kesadaran.

******

Meisya berjalan ragu menuju ruang rawat Ega yang berada dibagian paling pojok nomor dua.

Citt

Suara decitan pintu mulai terdengar saat ia menggerakan knop pintu dan mendorongnya agar terbuka.Meisya tersenyum kaku saat bertemu pandang dengan lelaki yang sedang merebahkan badannya diatas brankar  rumah sakit.

"U-udah mendingan?" tanya Meisya.

"Udah"

"Ehm...,Reno,sama Beni belum jenguk kesini lagi ya?"

"Belum"

Meisya menggigit bibir bawahnya saat Ega menjawab pertanyaannya dengan sangat singkat,tanpa berniat untuk berbasa basi.

"Oh,kalau gitu gue pulang aja deh" ucap Meisya karena suasananya semakin canggung,setelah itu ia bangkit dari duduknya.

"Lo nggak kangen sama gue?"

ALVEGAR (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang