Sebelum baca,vote dulu ya😉❤
Ega duduk tidak nyaman saat acara sarapan pagi dimulai,ia bingung mengapa hatinya merasa gundah,setelah membaca surat itu,baru setengah saja reaksinya sedasyat ini,apa lagi kalau sampai selesai.
Alasan kenapa ia tidak melanjutkan membacanya karena setiap ia menyentuh surat itu,kepalanya terasa berat,sebenarnya ia penasaran sekali dengan kelanjutan isi dari surat itu.
Tapi apalah daya,ia tidak boleh memaksakan otaknya untuk berfikir lebih jauh."Bun,kemarin Ega kenapa ya?"tanya Ega setelah sarapan berlangsung bersama keluarganya,kecuali ayahnya,karena Pram sedang bertugas diluar kota dua bulan ini.Sarah langsung menegakkan badan saat suara Ega mengambil alih fokusnya,ia meneguk air putih didepannya,kemudian berjalan menjauh dari Putri,dan mengajak Ega untuk duduk diruang keluarga.
"Maafin bunda Ga,mungkin ini waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya kalau..."Sarah menggantungkan kalimatnya,dan melihat ekspresi Ega disampingnya.
"Kalau apa bun?"tanya Ega semakin penasaran dengan kalimat yang akan dilanjutkan Sarah kembali.
Jantung Sarah berdetak dua kali lipat,ia takut untuk menceritakan kepingan masa lalu yang sudah mulai tertata rapi,dan kini ia akan mengobrak abrik semuanya.
"Sebenarnya...Kamu mengalami amnesia akut,karena suatu kejadian dimasa lalu"jelas Sarah dengan mata yang mulai mendung.
Ega masih menyimak kalimat demi kalimat yang dilontarkan Sarah padanya.
"Dulu ayah,bunda,sama kamu akan keluar negeri untuk mengunjungi kerabat ayah yang memiliki perusahaan disana,tapi saat perjalanan menuju ke lokasi,pesawat yang kita tumpangi hilang keseimbangan,dan kita bertiga..."
"Akhhh"suara erangan dari mulut Ega,membuat kalimat Sarah terpotong,ia menolehkan pandangannya kesamping,dilihatnya Ega yang sedang memengangi kepalanya,buru buru Sarah mengambil obat yang semalam Pak Slamet beli diapotek,dan memberikannya pada Ega.
Ega langsung menerima obat itu,dan membuka mulutnya untuk memasukkan butiran obat tersebut,kemudian ia meneguk air yang disodorkan Sarah agar obat didalam mulutnya masuk dengan sempurna.
"Lanjutkan saja bun,Ega udah nggak apa apa"ucap Ega dengan tangan yang masih memengangi kepalanya
Linangan air mata sudah mulai turun membasahi kedua pipi,Sarah sudah tidak kuat untuk melanjutkan ceritanya lagi.
"Bunda nggak mau memaksakan ingatan didalam otakmu sayang,lebih baik kamu berangkat sekolah sekarang,nanti kamu telat lagi"Kemudian Sarah beranjak dari kursi dan meninggalkan Ega dengan perasaan sendu.Menceritakan hal itu membuat hatinya kembali tergores oleh luka yang telah lama tenggelam,dan kini kembali muncul kepermukaan.
Setelah kepergian Sarah Ega melangkahkan kakinya menuju kamar untuk mengambil tas dan kunci kendaraan roda duanya.Sesampainya disana Ega berjalan menghampiri tas hitam yang menggantung di sebelah ranjang,dan mengambil kunci dinakas.
Srekk
Ega melihat kebawah,ada sesuatu yang terjatuh saat ia mengambil kunci,tangannya terulur untuk mengambil kertas yang terjatuh itu dan memasukkanya disaku kemeja sekolah yang ia kenakan,setelah itu ia beranjak untuk berangkat sekolah.
******
Aidan berjalan memasuki kelasnya,didalam sana sudah ada beberapa anak yang berangkat karena jam pelajaran akan dimulai lima belas menit lagi.
Aidan menghampiri Diska dan Meisya yang sedang asyik mengobrol,entah apa yang sedang dibicarakan mereka berdua sehingga tidak menyadari keberadaan Aidan.
"Pagi"sapa Aidan ramah,seperti biasanya.
"Pagi"balas sapa Diska dan Meisya bebarengan.
Diska langsung turun dari meja yang didudukinya,dan beralih ke kursi disebelah Meisya.
"Sya pulang nanti bisa ngobrol sebentar nggak?"ucap Aidan membuka inti pembicaraan.
"Perasaan kemarin lo juga ngomong gitu,emang belum ya?"tanya Diska menyelidik dengan kening berkerut.
"Jangan pake perasaan Dis,nanti sakit"kekeh Aidan.
"Gue tanya bener bener loh"kesal Diska,dan memilih memalingkan wajahnya.Sedangkan Meisya hanya tertawa kecil melihat Diska dan Aidan yang selalu berantem adu argumen.
"Sya,gimana?"ulang Aidan karena sedari tadi Meisya tidak menanggapi pertanyaan Aidan,dan asyik tertawa kecil seakan akan sedang menonton acara OVJ.
"Hehe..Iya Dan"putus Meisya dengan sedikit kekehan.
Aidan tersenyum menanggapi ucapan Meisya,setelah itu Aidan kembali kekursinya,beberapa menit setelah itu guru yang mengampu kelas XI Ipa 3 datang.Dan kegiatan belajar mengajar pun dimulai seperti biasanya.
****
Bel pulang sekolah berdering dengan keras,memekakan telinga semua murid SMA Bakti Nusa,mata yang semula sayu,langsung terbuka sempurna,dan kepala yang terasa berat kini menjadi lebih ringan dikala mendengar suara nyanyian wajib yang digunakan untuk bel pulang sekolah SMA Bakti Nusa.
Hal itu dirasakan oleh Aidan karena ia sedang menunggu waktu pulang sekolah tiba,karena ia memiliki sesuatu yang harus ia utarakan pada seseorang.
Setelah guru yang mengajar dikelasnya,Aidan langsung berkemas dan setelah itu ia menghampiri Meisya.
*****
"Ekhem"Aidan berdehem untuk menetralisir rasa gugupnya,titik titik keringat dingin mulai muncul,membasari dahinya.
"Sebenarnya gue suka sama lo.Lo mau nggak jadi pacar gue"ucap Aidan satu tarikan nafas,layaknya pengantin pria yang akan mengucapkan ijab kobul,mungkin ini efek karena ia masih merasa gugup.Kedengarannya sangat berlebihan,tapi memang itu yang dirasakan oleh seorang Aidan Sean Anderson
Deg!
Tiba tiba fikiran Meisya terbang entah kemana,lidahnya terasa kelu,tak mampu menjawab pertanyaan lelaki didepannya.Ia juga sangat kaget,ini terlalu terburu buru baginya.
Di sisi lain,seorang lelaki mengepalkan tangannya erat,karena melihat adegan itu,senyum yang terpatri indah dibibirnya hilang entah kemana,bahkan otot otot dilehernya terlihat menegang,ia meremas kertas yang ada digenggamannya dan membuangnya asal.Setelah itu ia pergi dari tempat itu.
*****
Sebagian part dihapus!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVEGAR (OPEN PO)
Teen Fiction❗PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❗ [Revisi) Dilarang keras memplagiat cerita ini!!! #3 Klasik pada 3 Mei 2020 #2 Fiksi pada 23 Juni 2020 #3 Petualangan pada 6 Juli 2020 Alvegar Pramudya,biasa dipanggil Ega merupakan nama yang sangat familiar di sekolahnya...