Srekk
Ada yang jatuh saat Ega mengambil buku di laci meja,ternyata ada surat lagi dari cewek yang tidak diketahui siapa.Biasanya orang yang suka dengannya akan terang terangan memperlihatkan jati dirinya seperti Arum contohnya,tapi berbeda dengan si cewek yang mengirimi surat pagi ini,ia tidak menunjukkan tanda keberadaannya sehingga menarik perhatian Ega untuk mencari tahu siapa cewek pengirim surat itu.Ia memilih memasukkannya ke tas,ia akan membaca surat itu dirumah.
Hari ini kelas XI Ipa 1,atau tepatnya kelas Ega,Beni,dan Reno akan ulangan.Dan itu membuat kelasnya seperti pasar karna sedang ribut membuat contekan rumus yang akan masuk dalam ulangan nanti.Beni yang notabene sebagai murid otak standar merasa gelisah,ia tidak belajar,jika belajarpun akan sama,ia tidak akan paham dengan apa yang dimaksud oleh buku itu.
"Ga,Ren,lo bedua makin bersinar aja kaya matahari" Puji Beni,yang rencananya sudah terendus oleh Ega.
"Bilang aja mau minta contekan lo,nggak usah pake muji muji gitu jijik gue,lagian gue nggak bakal kasih lo contekan,salah siapa nggak belajar" Jawab Reno pedas,Beni langsung memelas pada Reno,dan Ega agar memberikan contekan padanya.
"Tega banget lo sama gue,Ga gue minta ya?" Pinta Beni pada Ega.
"Iya gue kasih tenang aja" Balas Ega santai kaya dipantai.
"Ahhh makasih so mach bang Ega terbaik deh" Ucap Beni heboh.
Kringgg
Bel masuk berbunyi para murid dikelas XI Ipa 1 langsung berhamburan menuju bangku masing masing,dan tidak lama kemudian Bu Retno selaku guru matematika memasuki kelas yang mendadak sunyi,dan semua murid duduk tenang dibangku masing masing,karna takut akan kepergok membawa contekan.
"Selamat pagi anak anak" Sapa Bu Retno.
"Pagi bu" Jawab semua murid kelas XI Ipa 1.
"Oke,sekarang kalian duduk urut berdasarkan absen" Suruh Bu Retno,dan langsung disanggupi semua yang ada dikelas.Setelah mereka duduk rapi Bu Retno pun langsung memulai ulangan.
Ulangan hampir berjalan 20 menit,para murid sedang melakukan berbagai ritual untuk mendapat jawaban,ada yang pura pura menjatuhkan bolpoin dan mengambil sobekan kertas contekan yang dioper dari satu anak ke anak yang lain,ada yang memanjangkan lehernya seperti jerapah untuk memudahkan melihat jawaban teman didepan tempat duduknya,serta menggunakan jari tangannya untuk membuat bahasa isyarat.Ega yang sedari tadi sudah selesai mengerjakan duduk dengan santai,dan mencoba mengecek ulang jawabannya.Setelah itu ia langsung mengumpulkan kertas jawabannya ke Bu Retno dan pergi ke kantin tanpa menghiraukan Beni yang sedari tadi memanggilnya.
"Lah lah kok si Ega php sih,gue kagak dikasih contekan"Beni merasa terbohongi saat Ega berjalan mengumpulkan kertas ulangan dan pergi keluar kelas.
Kini giliran Reno yang sudah selesai,ia sama seperti Ega,langsung ngacir keluar,tanpa memberi jawaban ke Beni.
"Aelah dasar sahabat kampret,nggak setia kawan,ngomongnya mau ngasih contekan,malah ngacir pergi duluan,emang dasar laknat" Beni merasa kesal sekarang.
Ia akhirnya memilih mengerjakan soal dengan cara jitu,yaitu menggambari kertas jawaban dengan bentuk voice note seperti di WA,dan dibawahnya tertulis,"Maaf ya bu saya lagi males nulis rumus,itu rumus sama jawabannya ada di voice note,buka aja,dari no 1 sampai no 15 ada semua jawabannya" Begitulah jawaban ajaib Beni.Dan Ia langsung mengumpulkan kertas ulangan dan pergi dengan santai menyusul Reno dan Ega.
*****
"Bener bener ya kalian berdua,ninggalin gue,padahal tadi pas ulangan belum ngasih satu pun contekan buat gue,awas aja gue doa-" Dengan cepat Ega menyumpal mulut Beni dengan krupuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVEGAR (OPEN PO)
Novela Juvenil❗PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❗ [Revisi) Dilarang keras memplagiat cerita ini!!! #3 Klasik pada 3 Mei 2020 #2 Fiksi pada 23 Juni 2020 #3 Petualangan pada 6 Juli 2020 Alvegar Pramudya,biasa dipanggil Ega merupakan nama yang sangat familiar di sekolahnya...